Salah emot 9

657 39 4
                                    

Sekarang Gasura, Ardi dan Deva berada dipasar. Berharap hari ini juga langsung dia mendapatkan golok demi Yadi dirumah.

"Bro tanyain sono tukang golok dimana." ujar Ardi melihat Gasura celangak-celinguk seperti anak hilang.
Gengsi itulah sifat kompak yang dimiliki Gasura dan Yadi jadi tanpa basa-basi Gasura memilih mencari sendiri ketimbang bertanya. Tidak perduli dengan Ardi dan Deva yang mendumel dibelakangnya.

"Weee toko meubeul." tunjuk Gasura layaknya anak kecil menunjuk gula manis warna-warni.

"Yodah ayo masuk ngapa lo nunjuk doang anjerr." Ardi menarik tangan Gasura untuk masuk toko.

Didalam banyak barang besi. Mata Gasura menatap sebuah golok ditaruh paling ujung. Tidak lama pemilik tokonya datang.

"Helo kidz cari apa nih?" tanya pemilik toko bernama Saleh.

Aura boti Saleh langsung menyerbak sampai inti bumi. Gasura, Ardi dan Deva curi-curi pandang dengan pakaian yang Saleh pakai.

Celana berbahan pendek sepaha dan kaus putih polos tipis berlengan pendek hingga menampilkan otot teposnya dan pentil chocochip miliknya menembus inti dunia.

"Beli apa maniezzzzzz?" tanyanya menggoda membuat Gasura geli.

"Anu.. Beli—"

"Beli bakso 5 rebu bang." potong Deva diangguki Ardi yang membuat Gasura menampol 2 temannya.

"Golok anjir." Gasura menunjuk ke sudut paling pojok ruangan pemikirannya kalau cowok modelan Saleh pasti peka.

"Aww ngapain nunjuk sudut sana? Mau tak ewe?" tanyanya.

Ebuset.

"Kagak anjing gue mau beli golok. itu golok kan?" tanya Gasura ngegas bisa-bisanya dia mau diewe pihak bawah.

Geuleuh.

"Eh manis itu ga dijual ya itu buat ditoko." tolak Saleh membuat Gasura geram karena saking lamanya waktu dikuras, dia ambil saja goloknya lalu langsung keluar dari toko.

"ANJING LO GASURAAAAA."

"BABI SIALAN."

"HAHAHAHHA."

3 trouble maker dikejar oleh Saleh dan anjing hitam kesayangannya. Mereka menjadi tontonan orang dipasar.

"YADI GUE BERHASIL DAPATIN GOLOK GRATIS!" teriak Gasura bangga. Dengan melewati gang sepi dia langsung menarik Ardi juga Deva mendadak sampai 2 orang itu reflek memeluk badannya.

ΔΔΔ

"Print 2 dan materai 2" Arjel ditemani Alvaska datang ke toko fotocopy untuk mengganti formulir Gasura. Sisa dia meminta anak itu untuk mengisi ulang identitas saja.

Seusai dari fotocopy mereka datang ke cafe ditempat yang sama waktu dia bertemu dengan Renaya yang untungnya wanita itu tidak menyadari ada Arjel disana.

"Abis ini kita ke rumahku." ucap Alvaska dingin membuat kegiatan Arjel terhenti. Dia tidak mau ke rumah Alvaska karena ada papa dan mamanya.

Mereka sudah tahu hubungan dia dan Alvaska beberapa hari lalu. Pertama kalinya Arjel datang disambut kedua orangtuanya Alvaska. Papanya menatap Arjel dengan sinis yang membuatnya tidak nyaman sedangkan mama Alvaska menganggapnya sebagai anak keduanya dirumah.

"Ga mau. Papa katanya pulang lebih awal jadi dia mau ajak gua keluar." tolaknya.

"Tumben?" tanya Alvaska mencari kebohongan dimata Arjel tetapi gagal. Dia tidak mendapat kebohongan sama sekali dari wajah Arjel.

Salah emot {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang