Bonus Chapter: Orang yang Sama 🔞

4.9K 245 26
                                    

🦋


Ialah puisi
yang tersisa di bait-bait terakhir.

Sebab ia selalu mencinta,
pada orang yang sama.


🚫 tidak untuk anak di bawah 18 tahun 🚫

Hari ini Renan mengajak Miuza untuk menghadiri acara gathering yang diadakan oleh kantornya. Tentu, alasan Renan mengajak kekasihnya karena acara tersebut memperbolehkan karyawan untuk membawa pasangan mereka masing-masing. Pun, kebetulan Renan dan Miuza sudah dua minggu ini kurang memiliki waktu berdua karena pekerjaan mereka.

Ketika Miuza masuk ke mobil Renan, penampilan lelaki itu membuat kekasihnya terdiam beberapa detik. "Hallo? Apa ada orang di sini?" Suara Miuza menyadarkan Renan. Walau sekarang pikirannya sudah dipastikan bercabang.

Tampilan Miuza begitu manis dan—er sexy.

"Pakaianku aneh, ya? Atau kurang formal?" Tanya Miuza setelah melihat reaksi kekasihnya yang tak biasa. Renan melirik sebentar, sebelum menarik ujung ranumnya. "Berapa kali aku bilang, jangan senyum kayak gitu!"

"Senyum gimana, sayangku?" Renan memiringkan kepalanya. Ia sangat suka jika disuruh menjahili Miuza. Tapi hari ini Renan harus menjaga mood Miuza karena mereka tidak mungkin bertengkar sekarang.

Hati Miuza yang semula gusar langsung luruh kala Renan menggenggam tangannya, lalu genggaman itu ditaruh di paha yang lebih tua. "Pakaian kamu nggak aneh, sayang. Kamu cantik banget hari ini," Ujar Renan. Membuat darah Miuza berdesir hebat saat Renan mengusap punggung tangannya.

Kenapa ya?

Padahal, mereka bukan anak kecil lagi dan usia mereka sudah menginjak 27 tahun. Itu artinya, Renan dan Miuza telah berpacaran selama enam tahun. Tapi setiap kali Renan memperlakukannya dengan lembut, Miuza selalu salah tingkah seperti sekarang ini hingga pipinya merona.

Anehnya, Miuza seperti jatuh berulang kali dengan orang yang sama.

Renan mengenakan baju semi formal berwarna putih gading, sedangkan Miuza memakai baju kemeja putih. Jika dilihat, pakaian Renan hari ini jauh lebih santai ketimbang Miuza.

Ketika mereka masuk ke ruangan, ternyata acara sudah ramai. Renan tidak melepaskan genggaman tangan Miuza sampai keduanya duduk di bangku yang sudah ditentukan. Saat Miuza mengedarkan pandangannya, matanya bersiborok dengan lelaki yang duduk tak jauh darinya. Renan yang melihat itu ikut mengalihkan pandangannya.

Erza.

Pria itu mengangkat gelasnya ke arah Renan dan Miuza. Jika kalian belum tahu siapa Erza. Sosok dengan nama lengkap Erza Erlangga merupakan atasan Renan di kantor, sekaligus kekasih dari kembaran Miuza.

"Sendirian, Bang?" Tanya Renan ketika melihat sosok itu tengah yang berjalan ke arahnya. Erza mengangguk, lalu duduk di sebelah Miuza. "Tahu gitu aku ajak momocow tadi."

Erza hanya terkekeh menanggapi ucapan Miuza.

"Kembaran kamu itu lebih sayang sama pasiennya dari pada aku." Keluh Erza. Tidak salah sih. Miuza memang tahu betul bahwa Moeza amat mencintai pekerjaannya sebagai seorang psikiater.

Erza kembali ke tempatnya setelah foto bersama dengan Renan dan Miuza. Ia tertawa karena habis mengirim foto itu ke Moeza, kekasihnya langsung menyesal sebab sudah memilih lembur ketimbang menemani Erza malam ini.

Beberapa menit berlalu, Miuza tampak tak nyaman dengan duduknya. Ia pun meminta izin ke Renan untuk ke toilet sekaligus mengambil minum karena minumnya sudah habis. "Hati-hati, sayang. Kabari aku kalau ada apa-apa." Ucap Renan.

Series I #REMITIME | Jika Kita Tidak Pernah Bertemu [HYUCKNA AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang