🦋
🚫 tidak untuk anak di bawah 18 tahun 🚫
[Kejadian ini merupakan narasi lanjutan dan diambil berdasarkan konten one tweet AU di aplikasi X]
Clek
Suara pintu otomatis pun terbuka. Hening sekali. Seperti tidak ada kehidupan pada bangunan itu. Kakinya melangkah dengan segera, stok kesabaran telah habis dikantungi, karena sejak tadi ia sudah membayangkan rupa pujaan hatinya.
Dengan samar, gemericik air terdengar. Ketika pintu kamarnya terbuka, kedatangannya disambut oleh senandung kecil dari kamar mandi mereka. Ia segera membuka jaketnya, melepaskan sepatu, dan melempar asal tasnya, yang ia tahu bahwa setelah ini dirinya akan dimarahi sebab menaruh barang tidak pada tempatnya.
Kendati, kalau kata orang jaman dulu masa bodo. Lebih baik ia minta maaf, ketimbang membuang kesempatan begitu saja. Tekadnya kian menguat, tangannya membuka knop pintu kamar mandinya dan yang menjadi pemandangan pertamanya ialah bahu telanjang milik suaminya.
Miuza menatap lewat pantulan kaca tanpa sempat menoleh. Tangannya sedang sibuk mengolesi krim pada wajah mulusnya. "Mas? Kenapa diam di sana?" Tanyanya. Tanpa maksud apa-apa. Walau ucapan itu tentu ditangkap lain oleh dominannya. Dan, terbukti dari kedua tangan yang langsung bertengger pada pinggang ramping Miuza.
Renan suka sekali mengistirahatkan kepalanya di bahu Miuza. Rasanya damai sekali. Seperti berada di taman yang ditumbuhi rerumputan ilalang.
"Tadi pulang jam berapa, Sayang?" Tanya Renan. Melihat suaminya yang masih sibuk memakaikan skincare di wajahnya. "Jam lima kayaknya. Sekalian mampir ke supermarket sebentar, ahh.." Lirihan di akhir kalimatnya disebabkan oleh Sang Suami yang dengan kurang ajarnya mengendusi perpotongan lehernya, dengan sesekali diberikan kecupan.
"Wangi banget sih kamu, Dek. Padahal sabun kita sama, tapi kalau Adek yang pakai, wanginya jauh lebih enak." Ucap Renan. Kembali membubuhi punggung si Cantik. "Hmm, Adek udah mandi ih!" Mendengar gerutu si Cantik, tak lantas membuat Renan menghentikan aksinya. Justru ia tersenyum karena lagi-lagi berhasil menjahili si Cantik.
"Udah lama nggak main, Mas kangen. Adek lagi capek, ya?" Tanya Renan. Menghentikan aksinya sejenak demi menatap si Cantik melalui pantulan kaca. "Sebenarnya nggak, cuma Adek udah pake skincare. Sayang."
"Iya, Mas juga sayang."
PLAK.
Renan tertawa ketika Miuza memukul tangannya. Pinggang si Cantik kian dipeluk erat oleh tangan suaminya. Seolah membuktikan bahwa ia belum menyerah untuk membujuk si Cantik. Ranumnya kembali menjamah bahu indah di hadapannya. Kali ini tidak hanya dikecup saja, tapi juga dijilat hingga basah, dan diakhiri dengan gigitan manja yang akan meninggalkan rona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Series I #REMITIME | Jika Kita Tidak Pernah Bertemu [HYUCKNA AU]
Fanfiction"Jika Kita Tidak Pernah Bertemu" SERIES I : HYUCKNA AU #REMITIME - Renan dan Miuza Semesta dan bayangannya. Miuza yang senantiasa memiliki segalanya. Sedang Renan hanyalah bayang-bayang yang tak kasat mata. Seperti itulah sosok Ananda Renan sebelum...