67.

1.5K 145 14
                                    

Terakhir

"Senior Hima, sudah selesai. Sekarang ilhae benar benar hancur dan semua orang sudah selamat." Zhuge.

Hima tak mendengarkan perkataan zhuge dan terus memandangi ponsel nya.

"Hima? Tak biasanya kau mengabaikan orang, ada apa?" Hangjun.

"Benar, apa ada yang kau pikirkan?" Ryuji.

"Nona...." Gumam Hima.

"Apa ada masalah?" Jichang menghampiri.

"Nona menyuruh kita semua beristirahat di mansion, ayo." Hima bohong.

"Apa (Name) ada disana?" Jihan dan jibeom.

"Benar, kalau dia ada disana, aku bisa berterimakasih." Gimyung.

"Iya, nona (name), aku tak melihatnya." Yohan.

"Sebenarnya urusan apa yang beliau lakukan?" Raigo.

"Ini adalah urusan nona, kita tak boleh ikut campur." Hima mengepalkan tangan nya.

"Kami kakak nya, kami berhak ikut campur." Jihan menarik kerah hima.

Jichang menarik jihan supaya tak emosi menghadapi Hima.

"Hima, jelaskan." Jichang.

"Benar, aku juga ingin berterimakasih pada nya." Seo.

"Saya akan menjelaskan di mansion, mari kita pergi." Hima.

Hangjun, Raigo, Zhuge, Ryuji, Niko, ochun, janghyun, Zin, Hyungseok, Seongun, Gimyung, Yohan, Jay, Hobin, Hyunseong, Vasco, Jihan, Jibeom, dan Jichang mengikuti Hima pergi tanpa menanyakan apapun.

--------------------

"Kalian pergi duluan ke mansion." Hima membawa motor nya.

Semua orang disitu menaiki mobil dan pergi ke mansion milik (name). Sedangkan Hima pergi ke arah lokasi terakhir kali dilihat dari nona muda nya.

"Nona.... Saya harap anda baik baik saja." Hima khawatir.

Hima melihat motor (name) di samping sungai han. Pria itu menghentikan motor nya dan mencari nona muda nya ke sekeliling sungai han.

"NONA!!! ANDA ADA DIMANA?" teriak Hima.

Sudah lama berkeliling tapi tak ditemukan tanda tanda kehidupan disana. Hima mencium bau anyir dan amis, pria itu melihat darah berceceran.

'seperti bekas orang yang terluka lalu di seret.' Batin Hima mengikuti bercak darah itu.

Manik nya menangkap sebuah barang yang dilumuri darah tergeletak di atas tanah. Sebuah katana, hoodie hitam, ponsel, dan pistol yang bersimbah darah.

"Ini... Milik nona..." Hima mengambil barang barang itu.

"Tak mungkin nona kalah, pasti dia sudah menghabisi orang itu." Hima.

Hima terdiam beberapa saat dan mencengkeram katana nya dengan erat.

"Tak mungkin kan.... Saya bahkan belum berterimakasih pada anda...." Hima.

Lelaki itu menatapi barang barang yang tengah ia bawa saat ini. Tak sadar, air mata bercucuran di pipi nya. Hima memeluk katana (name) dengan erat sambil menangis dalam diam.

Beberapa air menetes dari langit, hujan pun turun. Hima membungkus barang milik (name) dengan kain putih dan membawa nya pergi.

"Nona... Anda dimana.....?" Hima.

LOOKISM X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang