68.

1.5K 134 36
                                    

Pemakaman

"(Name) beneran udah gada?...." Jichang tak terima.

"Ga mungkin... Bocah itu kuat." Jonggun.

"Benar.... (Name) chan sangat kuat... Tak mungkin dia meninggal semudah itu...." Jungoo.

"Sialan.... Aku tak bisa melindungi nya..." Gimyung.

"(Name)...." Jihoon.

Semua orang terdekat (name) memakai baju berwarna hitam, berkumpul di mansion milik gadis itu, melakukan upacara terakhir untuk nya.

"Mungkin saja (name) masih hidup, tak ada bukti bahwa dia sudah tiada kan? Ha..ha..." Jibeom.

"Kalau nona masih hidup, beliau seharusnya kembali. Ini sudah lebih dari 1 bulan nona menghilang." Raigo.

"Jadi kau akan menerima kenyataan pahit itu?" Jihan menarik kerah raigo.

"Nak, bukan kau saja yang tak bisa menerima kenyataan. Kami sudah bersama nona sejak dulu, tentu saja kami tak bisa mengikhlaskan nya." Zhuge.

"Aku adalah kakak nya!" Jihan.

Jichang menarik jihan dan memeluk nya dengan erat.

"Ah.. terimakasih...?" Jihan bingung di peluk orang bertopeng yang tak dikenal.

"Ini aku, maaf sudah bersembunyi...." Jichang melepas topeng nya.

"K-kakak..?" Jihan dan jibeom memeluk jichang dengan erat.

"Ternyata seperti itu keluarga...." Ochun melepas topeng nya.

Semua orang sontak terkejut melihat orang yang seharusnya sudah tiada itu berada di hadapan mereka.

"Kau? Bagaimana kau bisa tetap hidup?" Jonggun.

"Apa kalian bisa diam?" Hima membawa sebuah foto wajah (name).

Semua orang disitu pun terdiam menatap hima, tak berani lagi bicara sepatah kata pun.

"Hari ini kita akan melakukan pemakaman untuk beliau, tolong jangan menganggu." Hima.

Hima menatap ke arah hangjun. Hangjun mengerti dan membawa sebuah peti mati dan diletakkan di atas tempat yang sudah di sediakan.

Sebagai ganti mayat (name), raigo membawa katana milik (name) dan meletakkan nya di dalam peti itu.

"Nona... Saya ingin berterimakasih untuk semua hal yang anda lakukan dengan saya... Saya ingin meminta maaf karena tak bisa melindungi anda.... Meskipun anda sudah tiada, saya akan tetap menghormati anda..." Ucap hima yang disertai dengan isak tangis.

Hima menyatukan kedua telapak tangan nya dan berdoa untuk nona muda nya.

Hangjun maju dan duduk di depan peti mati nona muda nya. Pria itu membawa sebotol alkohol dan diletakkan di depan peti mati (name).

"Padahal saya sudah sabar menunggu anda dewasa untuk minum dan berjudi bersama. Anda meninggalkan saya secepat ini ya?" Hangjun.

LOOKISM X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang