Blood to Blood

115 6 3
                                    

⚠️⚠️⚠️CERITA INI MEMUAT UNSUR DEWASA⚠️⚠️⚠️-Mohon tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen di cerita ini, jadilah reader yang supportive ^_^-



Brak!!!!!!

Yeji menendang tumpukan bangku sekolah yang sudah usang hingga terjatuh ke lantai. Matanya menyala-nyala melontarkan tatapan setajam pedang, sungguh dingin dan tak berhati. Pedang kayu yang biasa dia pakai untuk latihan kendo mengacung tinggi dibelakang punggungnya, bukan lagi tongkat kasti yang dia gunakan seperti tempo hari ketika menghancurkan geng ini. Tangannya terlipat didepan dadanya, terlihat almighty. Ketua geng Bigbang yang duduk disofa usang ditengah-tengah bangunan bekas ini mengalihkan pandangannya dari gadis-gadis SMA murahan yang menjilat wajahnya. Yeji ingin muntah melihat gadis-gadis murahan itu merayu si botak berotot yang tidak punya otak.

"Hoooo...kau sangat bernyali Hwang Yeji,"tawanya, sebuah tawa yang aneh dan menjijikkan ditelinga Yeji. Yeji melihat disekelilingnya anggota geng Bigbang yang sempat dia buat babak belur sudah keluar rumah sakit dan membawa tongkat kayu, kunci inggris bahkan rantai besi ditangan mereka. Tidak mustahil jika salah satu atau mungkin mereka semua menyimpan pisau lipat disaku mereka. Namun Yeji tidak gentar, dia memiliki nyali besar dan darah panas khas milik keluarga Hwang mengalir ditubuhnya. Selain itu dia benar-benar dibekali ilmu bela diri yang hebat contohnya aikido dan systema. Apa yang ditakutkannya? Berdiri sendirian menantang geng paling berkuasa di distrik ini tidak akan menggoyahkan mental Yeji.

"Botak, kau siap berakhir dikasur ICU dengan ventilator dan bubur susu?"Yeji berjalan ke tengah dan melepaskan pedang kayu dari punggungnya. Teringat wajah Haechan yang babak belur dan tidak sadarkan diri ketika Yeji menghampiri di rumah sakit sebelum kesini. Perutnya sobek, kepalanya pecah, giginya terlepas, kuku jarinya beberapa telah hilang. Yeji mengeratkan rahangnya penuh kemarahan, Haechan yang selalu ceria dan mengikutinya bagaikan anjing kecil. Haechan yang paling dia lindungi, mereka menangkapnya ketika Haechan mengantar gadis yang ditaksirnya ke daerah ini dan bertemu mereka.

"Akan kubuat kalian semua merasakan yang Haechan rasakan,"

"Tentu saja. Setelah kau berhasil mengalahkan mereka semuanya sendirian,"ucap ketua geng Bigbang. Si botak itu memberikan aba-aba pada anggotanya untuk menyerang Yeji.

"HUWOOOOOH!!!!"teriak mereka berlari menyerang Yeji. Yeji bersiaga dan mengayunkan pedangnya, gerakannya cepat melawan sekitar 30 orang anggota geng ini. Satu lawan tiga puluh secara bersamaan, keroyokan. Sungguh pengecut tapi Yeji tidak peduli. Darahnya mendidih, iblis petarung di dalam tubuhnya yang sempat bersemayam setelah Hyunjin hadir dihidupnya mulai bangkit lagi. Yeji selalu menikmati setiap memukul, menjatuhkan, menghantam musuhnya. Sebuah seringai menghiasi wajah gadis itu, membuat si botak merinding dan sempat bergeming.

Tiga puluh orang. Walau Yeji kuat dan ilmu bela dirinya jauh melebihi orang-orang di ruangan ini jelas dia pasti akan kerepotan. Beberapa telah tumbang ketika Yeji berhasil dengan sekali hantaman tepat dimedula spinalis lawan setelah mengerahkan semua kekuatannya dari ujung kaki hingga ujung jarinya seperti yang diajarkan guru aikidonya. Beberapa sepertinya sudah patah kaki ketika Yeji mengayunkan pedangnya ke lutut dan tulang kering lawan. Namun banyak yang masih belum tersentuh dan menunggu giliran untuk menyerang Yeji. Keringat membasahi pelipis hingga ke leher gadis cantik tersebut ketika telah berhasil menumbangkan setengah dari lawannya. Ya. Setengah. Jangan anggap remeh Hwang Yeji, dia sudah terbiasa melawan semua anggota kelompok geng ayahnya yang dinilai Yeji sangat menyebalkan. Anak buah ayahnya saja berhasil dia habisi apalagi geng sekolah murahan macam ini?

"HIYAHHHH!!!!"Yeji berteriak lantang untuk memukul telak satu yang cukup kuat sayangnya seorang anggota Bigbang mengayunkan rantai besinya hingga mengenai leher Yeji dan membelitnya. Yeji terkejut dan rantai itu membuatnya terseret hingga terjatuh. Dengan susah payah Yeji melepaskan rantai yang melilit lehernya namun lagi-lagi pria itu menariknya sehingga Yeji terseret lagi. Pihak lawan mereka unggul dan menikmati pemandangan tersebut hingga Yeji muak. Dengan penuh kekuatan, gadis itu menarik ulur rantai yang menariknya sehingga pria yang memegang rantai tersebut tertarik ke arahnya. Yeji berhasil melepaskan rantai tersebut dan menguasainya. Karena pedang kayunya sudah tergeletak jauh darinya, Yeji memanfaatkan rantai itu dan mencambuk orang yang menariknya.

Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang