Kekalahan

167 12 1
                                    

*Hyunjin's pov*

Gadis itu menarik. Secara fisik dia tipe semua makhluk adam. Bertubuh tinggi, ramping dan tegap, berkulit putih cerah, walau tanpa make up sama sekali. Matanya tajam dan terkadang bagaikan seekor rubah, namun ketika ia tertawa (yang sangat jarang terjadi kecuali dengan fans perempuannya), ia terlihat sangat menggemaskan seperti seekor anak kucing. Berbanding terbalik sekali dan itu sangat unik. Wajah yang bernilai A plus bahkan tidak kutemui di dunia hiburan yang aku selami, selain itu otaknya begitu cerdas. Walau begitu dia jago berkelahi, jago olahraga, cucu seorang pengusaha terkenal yang dijuluki Tiger of Bussiness di dunia perbisnisan internasional dan memiliki sifat natural seorang putri. Sayangnya mungkin karena selalu berada di atas, dia begitu angkuh dan menganggap remeh semua yang ada di bawahnya. Dia hanya bergaul dengan gengnya yang aku tahu dari siswi lain bahwa geng itu bukan gangster biasa. Malah di sekolah para anggotanya sangat dipuja walau beringasan. Yeji yang dipuja baik oleh pria maupun wanita adik kelasnya, Yeonjun yang selalu masuk 3 besar juara umum yang memiliki wajah bagaikan seorang model internasional, Mark yang selalu masuk 3 besar di kelasnya dan berjiwa ceria dan anggota lainnya yang memang menjadi murid super di sekolah itu. Walau begitu Yeji sangat menghormati wanita, makanya dia tidak pernah memarahi atau menghajar anak perempuan.

Aku penasaran dengannya. Aku penasaran dengan orang angkuh itu.

"Hyunjin,"

Panggilan Sakura membuyarkan lamunanku. Dia menggeliat di sampingku lalu memeluk tubuhku. Miyawaki Sakura...pacarku yang merupakan seorang idol juga berasal dari Jepang. Yah, pacar koleksi saja sih sama seperti mantanku yang dulu. Kehidupan idola kan memang beda, gonta-ganti perempuan untuk mendapatkan kepuasan bahkan popularitas. Walau begitu aku tidak suka pasangan one night stand karena itulah aku lebih memilih menerima –catat, menerima - seseorang menjadi pacarku dulu baru melewatkan malam berdua di hotel atau apartemenku.

Sakura sangat manis, dia lembut, girly, manja dan bertubuh mungil. Memang dia yang menembakku, tapi aku suka dia, dia betul-betul manis. Tapi ahh...kenapa sejak bertemu cewek beringasan dan bermulut tajam itu aku jadi selalu memikirkan dia sih?!

"Sakura, sepertinya untuk sementara ini kita jangan dulu bertemu,"kataku saat Sakura sudah berpakaian. Aku masih di ranjang memperhatikannya.

"Hah? Kenapa Hyunjin?"tanya Sakura sambil mengancingkan blusnya.

"Karena aku mau fokus dulu dengan olimpiadeku,"jawabku berbohong. Jelas-jelas aku tidak pernah belajar sama sekali.

"Tapi hanya sebentar kan? Nanti kalau olimpiade sudah selesai kita jalan lagi ya,"kata Sakura. Wajahnya yang manja itu membuatku gemas. Aku lalu memanggilnya mendekatiku ke ranjang. Sakura mendekat dengan manisnya dan duduk di sisi ranjangku. Tanpa banyak berkata, aku lalu mengecup bibirnya yang mungil. Sakura langsung membalasnya dan kami lalu bercumbu untuk sementara.

"Kenapa?"tanyaku bingung saat kulihat Sakura menangis.

"Hehehe...tidak apa-apa, aku pasti akan merindukanmu,"jawabnya sambil mengusap airmatanya.

"Sini,"aku lalu memeluknya sehingga tubuh Sakura terjatuh ke dadaku. Aku kembali menciumi bibirnya. Sambil menangis Sakura membalas ciumanku. Dasar payah...masa tidak berhubungan beberapa saat saja sudah menangis begini, bagaimana kalau putus nanti?!

Setelah 15 menit kami berciuman, Sakura beranjak dan pamit pulang karena jam malamnya adalah jam 9. Tubuh mungilnya sangat lincah dan segera memakai sepatu di depan pintu apartemenku. Rambutnya yang halus jatuh berjuntaian ketika dia menunduk memakai sepatunya.

Ahh...aku pacar Sakura. Hei Hwang Hyunjin, cobalah serius kali ini. Bukankah Sakura sudah sangat manis?! Tapi kenapa wajah cewek itu terbayang bahkan saat aku bercinta dengan Sakura tadi, aku masih membayangkan pertengkaran-pertengkaran kecilku dengannya? Huuuuh...

***

Hari olimpiade datang juga. Yeji masuk ke ruang peserta. Dia memakai celana panjang yang terbuat dari satin, kemeja dipadukan dengan vest dan rambut panjangnya dikuncir kuda. Walau berpakaian resmi begitu dia tetap terlihat cantik dan seksi. Malah makin menambah kesannya sebagai perempuan kelas atas.

"Hwang Hyunjin, Hwang Yeji, apa kalian siap? Ingat, walau kalian satu sekolah tapi kalian adalah lawan. Aku berharap kita meraih juara satu dan dua,"kata guru kami.

Olimpiade pun dimulai. Kuperhatikan Yeji sangat tangkas dan jenius. Seluruh peserta dan penonton terpukau karenanya. Gadis cantik yang cerdas, cuma orang gila yang tidak kagum padanya.

Dan olimpiade itu sudah kutebak hasilnya....

"Pemenangnya adalah....Hwang Hyunjin!"kata MC mengumumkan. Semua bersorak dan aku tersenyum tipis.

Got it Hwang Yeji! You'll be mine!

Namun kulihat Yeji begitu syok menerima hasilnya. Dia juara ke-2. Haha! Gadis angkuh itu akhirnya kukalahkan. Aku menang Yeji, kau akan jadi milikku.


*Yeji's POV*

Sial! Aku bisa kalah?! Kalah dari boneka pers ini?! Sial!

Hwang Hyunjin! Dia mendekat dengan wajahnya yang tampan dan penuh percaya diri itu. Sial! Aku kesal sekali! Dia lalu membisikkan sesuatu di telingaku.

"You're mine,"ucapnya.

Omo! Aku...aku...aku ingin membunuh orang ini!

"Hei, jangan berharap akan semudah itu lari dari Yeonjun,"ucapku. Aku sebenarnya tidak peduli siapa pasanganku. Apa kuajak dia tidur semalam maka hutangku lunas?

"Aku tahu...tapi kau kan yang akan memutuskannya, bukan aku yang merebutmu darinya. Silakan bayar hutangmu,"kata Hyunjin. Dia sibuk menyebar senyum menyebalkannya karena membuat dadaku sesak dan jantungku berdebar sangat cepat.

Mungkin otakku sudah berkurang kecerdasannya. Mungkin juga aku sudah gila saat ini. Tanpa pikir panjang aku langsung merenggut bibir Hyunjin di depan semua orang. Aku sangat kesal, tapi aku tetap melumat bibirnya. Hyunjin sempat terkejut dengan apa yang kulakukan tapi ketika aku menggunakan lidahku untuk membuka mulutnya, Hyunjin langsung membalas ciumanku. Oh great, aku yang mengendalikan ciuman ini dan dia sepertinya sangat menikmatinya.

"Wow, that was great! Aku senang memenangkan olimpiade ini,"ucap Hyunjin sambil mengusap bibirnya setelah aku melepaskan ciuman itu.

"Kau cuma mau bercinta denganku kan? Baiklah...sekali ini saja aku akan membayar hutangku. Malam ini di Josun Palace,"kataku dengan serius.

"Haha! Aku tidak bermaksud begitu,"katanya sambil tertawa kecil.

Sial! Dia mau berapa kali sih?!

"Baiklah, 1 minggu setiap hari. Aku akan cuti jadi bos dan melayanimu,"kataku kesal.

"Hei...,"Hyunjin menarik tanganku.

"Hei, mau berapa kali sih? Sebulan? 2 bulan? Akan kulayani kau selama itu, sesudah itu hutangku lunas! Kau mau selamanya? Kau serakah sekali!"gertakku.

Brak! Hyunjin balik menggertakku dengan menyudutkanku di dinding.

"Aku tidak memintamu untuk bercinta denganku. Aku ingin bersamamu selamanya. Aku ingin memilikimu,"ucap Hyunjin menekankan nadanya suaranya.

"Ucapanmu busuk sekali Hyunjin. Pria perlente sepertimu pasti menginginkan seks,"desisku.

"Sayangnya bukan itu yang kuinginkan darimu,"Hyunjin mendekat dan berbisik lagi ditelingaku. Dadaku...ugh, rasanya makin sesak dan terasa kencang! Tubuhku terasa panas tapi telapak tanganku jadi dingin. Sial...orang ini...dengan ucapannya itu jantungku serasa mau pecah.

"Hei Hwang Yeji, aku beri waktu seminggu untukmu menyudahi hubunganmu dengan Yeonjun,"katanya sambil menjauh dariku. Dia lalu meninggalkanku yang terpaku masih pada tempatku berdiri. Baru kali ini aku berhadapan dengan orang egois macam dia. Aku kalah...baru kali ini aku kalah...

Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang