Uneasy

94 6 0
                                    

⚠️⚠️⚠️CERITA INI MEMUAT UNSUR DEWASA⚠️⚠️⚠️

-Mohon tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen di cerita ini, jadilah reader yang supportive ^_^-



Yeonjun tidak yakin bahwa orang itu terpikir untuk ke tempat ini.

Saat ini Yeonjun sedang duduk dengan lunglainya, botol minuman keras berada ditangan kanannya, mata memandang pada langit-langit ruangan. Ini adalah markas lama geng Yeji saat mereka masih SMP. Hanya di bangunan tidak terpakai ini saja tempat yang bisa Yeonjun pikirkan. Sudah sejak kemarin Yeonjun disini, dia tidak menghubungi Yeji atau siapa pun. Walau dia sangat ingin menghubungi Yeji tapi dia mengurungkan niatnya.

Dan sekarang, disini...Yeonjun seperti menyerahkan dirinya untuk mati saja.

Apakah Yeonjun sudah terlalu mabuk? Atau Yeonjun terlalu banyak memikirkan Yeji hingga berpikir bayangan Yeji menjadi nyata. Saat ini samar-sama Yeonjun melihat wajah Yeji di depan matanya.

"Yeonjun!"

"Yeonjun!"

"Yeji?"Yeonjun mencoba memfokuskan dirinya. Dia sangat terkejut ketika menyadari bahwa itu benar adalah Yeji.

"Yeji! Kau kesini?!"Yeonjun langsung memeluk Yeji dengan sangat erat. Berpikir bahwa masih ada harapan untuknya karena Yeji datang ke tempat ini. Tempat yang mustahil didatanginya lagi.

"Argh Yeonjun apa yang kau lakukan disini? Haechan dan yang lainnya mengkhawatirkanmu,"

Ya benar. Yeji kesini setelah Haechan menghubunginya mengatakan bahwa bos mereka yang baru ini menghilang sejak kemarin. Tempat pertama yang Yeji pikirkan adalah markas terbengkalai ini dan benar saja, Yeonjun ada disini.

"Yeji, apa tidak ada sama sekali kau memikirkanku?"Yeonjun tersenyum pahit.

"Kau ini berkata apa sih? Sudahlah kau sedang mabuk ayo pu-,"

"Tinggalah sebentar disini Yeji,"Yeonjun menarik tangan Yeji yang belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

"Aku mohon,"

Melihat Yeonjun terlihat begitu kacau dan walau Yeji takut Yeonjun bisa memaksanya bercinta lagi, Yeji akhirnya berhenti dan duduk disamping Yeonjun. Dia tau, Yeonjun seperti ini sepenuhnya karena dia.

"Kau apa benar kau mencintaiku?"tanya Yeji.

"Kau...aku tidak pernah melihatmu seperti ini. Jika kau benar mencintaiku, aku harap kau bisa melupakan cinta itu. Karena kita tidak akan mungkin bersama,"lanjut Yeji. Yeonjun tersenyum pahit mendengarnya. Namun kali ini Yeonjun berusaha keras mengendalikan emosinya. Dia tidak ingin menyakiti Yeji lagi, terlebih sesungguhnya Yeonjun sendiri tidak punya kekuatan lagi untuk menyakiti Yeji.

"Kenapa kita tidak mungkin? Apa kau jijik padaku? Kau tidak bisa melupakan kesalahanku? Apa kau bisa memaafkan kesalahanku?"

"Yeonjun...,"Yeji mendesah panjang.

"Kau yang pertama bagiku. Kita sudah lama bersama, bagaimana mungkin aku jijik padamu? Walau aku benci yang kau lakukan tapi aku tidak bisa bohong, jika denganmu...aku tidak sepenuhnya merasa jijik bahkan walau saat itu rasanya seperti kau memperkosaku saja. Aku tidak tau apa aku memaafkanmu, apa bisa, apakah aku bisa melupakan kenangan buruk itu...,"

Airmata berlinangan dari pelupuk mata Yeonjun. Ucapan demi ucapan yang diutarakan Yeji terasa begitu menusuk hatinya, menyelami relung hatinya yang terdalam. Yeonjun hanya terobsesi pada Yeji? Yakin begitu? Dia merasa dia sangat mencintai Yeji. Dan saat ini hatinya patah mematah, dunianya lebih dari hancur karena Yeji tidak bisa lagi digapai olehnya. Tapi Yeonjun benar-benar tidak mau kehilangan Yeji.

Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang