7 Years Later

154 9 12
                                    

⚠️⚠️⚠️CERITA INI MEMUAT UNSUR DEWASA⚠️⚠️⚠️

-Mohon tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen di cerita ini, jadilah reader yang supportive ^_^-





"Ada seorang gadis, dia cantik sekali sehingga hampir semua orang membanggilnya 'Venus'. Dia sangat pintar, juga jago berkelahi. Dia bahkan lebih tangguh dibandingkan lelaki sekali pun. Walau begitu dia sangat penyayang,"

"Kau menangis lagi,"

Yeji menyeka airmatanya yang ternyata memang sudah mengalir tanpa dia sadari. Oh tentu saja tidak dia sadari, toh dia baru terbangun. Dan pria yang sedang memakai kemejanya tidak jauh dari tempatnya tertidur yang sedang membelakanginya itu tersenyum lirih melihat padanya. Yeji masih bergerak, matanya terpejam sejenak, mengeluarkan airmata terakhir. Hatinya terasa perih seolah tercubit, dadanya terasa hampa. Ini pagi kesekian kalinya.

Tanpa Hyunjin.

"Setelah pulang kerja aku akan menjemputmu,"pria itu berbalik dan mendekati Yeji diatas tempat tidur. Dia memberikan sebuah kecupan kecil di kening Yeji dan menunggu agar gadis itu sedikit menoleh agar dia bisa meraih bibir gadis berambut hitam itu.

"Hm...tapi aku ada meeting. Kau boleh duluan jika terlalu lama,"jawab Yeji, menoleh lalu pria itu langsung merenggut bibir tipisnya yang manis. Sebuah ciuman yang penuh hasrat diberikan pria itu, memijat, melumat bibir Yeji dengan penuh perasaan namun tidak ada perasaan sama sekali dari Yeji.

"Aku tau...kau masih mengingatnya,"ucap pria itu setelah mereka selesai berciuman, sudah berdiri di ambang pintu dan bersiap menutupnya agar Yeji dapat meneruskan apa pun yang ingin dia lakukan pagi ini. Tapi Yeji membaringkan badannya, menatap langit-langit apartemen mewahnya dengan perasaan hampa.

"Lagi-lagi aku bermimpi tentangmu...,"

***

"Aku tau. Ya, sudah aku kerjakan. Gosh! Kakek tidak pernah mengerti! Dasar pria tua satu itu! Oh, Oppa kapan kau kesini? Ya...aku merindukanmu...sebentar,"Yeji memencet tombol untuk membuka pintu mobilnya, memasukkan tas beserta berkas-berkas yang dipegangnya ke dalam mobil sebelum dia memasuki Bentley putih kesayangannya.

"Aku merindukan keponakanku tersayang. Oppa harus kesini bersama Tzuyu, bagaimana kabar kakak iparku itu? Oppa! Aku bertanya tentang Tzuyu kenapa Oppa malah balik bertanya tentang Jaehyun? Dia baik-baik saja! What?! Menikah?! Oppa soal itu...,"

Yeji menghela nafas panjang.

"Will you marry me and go to Japan with me, Hwang Yeji?"

Tidak. Aku tidak boleh terlihat lemah di depan Wonwoo Oppa, batin Yeji.

Yeji langsung menggelengkan kepalanya, tersenyum lembut namun lirih.

"Aku hanya ingin fokus dengan perkerjaanku disini dulu Oppa, aku ingin membuktikan pada kakek bahwa aku mampu memimpin perusahaan disini. Bahwa aku bukan Yeji yang selalu membangkang orang tua seperti ketika aku masih remaja dulu,"

"Aku tau, aku sudah menjadi perempuan yang dewasa. Oppa saja sudah menjadi seorang ayah. Hmmm...baiklah, selamat bekerja Oppa-ya,"

Dengan begitu Yeji menutup panggilan telepon dengan Wonwoo kakaknya. Yeji menyenderkan kepalanya dengan lelah dijok mobil. Sudah tujuh tahun setelah kejadian itu terjadi. Apa yang sudah memisahkannya dengan Hyunjin, orang yang telah melamarnya. Apa yang terjadi setelah itu. Lalu tentang Wonwoo yang sudah menikah dengan Tzuyu karena dijodohkan –dan bersyukur- Wonwoo mampu jatuh cinta dengan gadis manis itu, walau masih saja Wonwoo memperlihakan sisi sister complex-nya yang tidak sembuh-sembuh. Tiada hari bagi Wonwoo tanpa menelepon Yeji yang sudah berada jauh darinya. Sangat jauh. Bukan lagi Hongkong-Korea. Ini soal Hongkong-London.

Win Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang