07. Chill

1.7K 187 11
                                    

(Warn: Cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru. Harap bijak dalam membaca)

๑•̀д•́๑

"Nggak balik Kat?"

Mendengar pertanyaan yang ditujukan untuknya, Katie menggeleng pelan "Gue mau ke fakultas teknik."

Dira pun hanya mengangguk, dia juga sudah tau siapa yang akan ditemui gadis pirang itu "Juan lagi?"

"Hm, ya abis dia semalem udah janji bakal nganter gue ke toko buku."

Dira yang mendengar itupun hanya menghela napas, dan langsung menepuk bahu temannya itu pelan "Good luck!!" Katanya, saking seringnya Katie bilang ada janji dengan Juan dan ujung-ujungnya pasti akan batal.

Katie sih sudah biasa ditinggal secara tiba-tiba seperti itu, meskipun dalam hati berharap Juan akan segera berubah dan kembali seperti dirinya dulu.

"Eh, gue udah ditunggu. Duluan yah!!"

Setelah melihat kepergian Dira, langkah Katie kini menuju fakultas anak teknik. Yang mana di fakultas tersebut hampir semuanya adalah lelaki.

Cukup jauh untuk sampai ke fakultas teknik, karena memang Juan mengambil jurusan teknik informatika.

Saat sudah sampai di area fakultas teknik, gadis pirang itu berjalan masuk menuju kantin. Katie terlalu malas untuk pergi ke kelasnya Juan, karena ia yang begitu risih saat anak-anak teknik memperhatikannya.

Atau mungkin, karena memang warna rambutnya yang mencolok hingga mengundang tatapan orang-orang. Bahkan saat ia memasuki kantin pun semuanya melirik kearahnya, tak jarang dari mereka menggoda Katie.

"Lo masih lama?" Tanya Katie sambil menempelkan benda pipih itu ditelinganya.

Sekarang Katie sudah duduk dikursi pojok kantin, bukannya apa tapi memang kursi kantin rata-rata sudah dipenuhi oleh lelaki.

"Kira-kira masih ada satu matkul lagi, emang lo udah selesai?" Tanya Juan, dari seberang sana.

Katie pun menoleh kearah sekitar "Udah, bahkan gue udah ada di kantin fakultas lo."

"Yaudah tunggu bentar, palingan selesai 30 menitan."

Katie pun mendengus sebal "Bukan bentar, itu lama!!"

"Iya, eh. Udah yah, dosennya masuk."

Tut...

Gadis itupun menghela nafas dan lebih memilih menyibukkan diri dengan ponselnya, sambil menunggu Juan selesai.

๑•̀д•́๑

Terlihat seorang lelaki dengan jaket warna hitam itu tengah menelpon. Namun, terlihat dari wajahnya sepertinya lelaki itu tengah kesal akibat telponnya tidak diangkat.

"Halo, Tam."

"Ya? kenapa nih nelpon, tumben-tumbenan." Saut orang dari seberang, Tama teman sejurusan Alice.

Friend (97 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang