35. A mess

1.2K 133 52
                                    

(Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca)

๑•̀д•́๑

Jika Katie sudah terlihat baik-baik saja, maka berbanding terbalik dengan Juan. Lelaki itu justru nampak sangat kacau karena selalu diabaikan oleh Katie.

"Juan? Lo gabisa apa lupain cewek pirang itu?!!" Kesal Karina, ia benar-benar lelah dengan Juan yang selalu curhat padanya tentang Katie setiap malam.

Karina bahkan harus rela mengurus Juan, jika lelaki itu berakhir mengonsumsi alkohol di apartemennya.

Juan yang barusan menghabiskan tiga botol alkohol itu mendongak menatap Karina sambil tersenyum sinis "Ini semua gara-gara lo tau gak? Lo kan yang ngirim notes itu ke Katie supaya dia liat kita?!!"

Karina tertawa kecil, menatap Juan remeh "Lo sadar gak sih? Disini itu bukan cuma gue yang salah. Tapi, lo juga!!"

"Gue salah? Salah gue dimana?!!"

Mendengar nada membentak Juan, justru Karina malah tambah tertawa kencang "Dasar brengsek!! Lo yang pertama ngajak gue ngedate, dan lo juga maksa gue buat having sex sama lo!! Jangan salahin gue kalau gue jadi suka sama lo Juan!!" Ujar Karina dengan nada yang tinggi.

Sementara Juan tertunduk, ia mencoba mengingat semua perkataan Karina. Kepalanya pusing karena semua yang dikatakan oleh gadis itu adalah kebenaran meski menyakitkan.

Alasan kenapa ia menjalin asmara dengan Karina adalah, ia butuh melampiaskan nafsunya. Tapi, ia tak mau melakukannya dengan Katie, juga dengan wanita bayaran yang akan mendatangkan penyakit kelamin. Makanya ia lebih memilih menjalin asmara dengan Karina dan melakukan hubungan sex terlarang selama beberapa kali. Hingga pada akhirnya ia sendiri mengaku menyukai Karina karena lumayan sering melakukan hal tersebut.

"Juan? Lo gapapa?" Tanya Karina khawatir, melihat lelaki berdimple itu malah memegangi kepalanya.

Juan mengangguk, kemudian menatap Karina dengan sendu "Rin, gue ada satu permintaan."

Karina menatap Juan "Apa?" Tanya gadis itu pelan.

"Sex sama gue malam ini."

๑•̀д•́๑

Malam itu, Mina maupun Marko tengah makan di sebuah warung pecel ayam. Mereka sengaja ingin makan di pinggir jalan agar tidak suntuk.

"Min, kamu gak suka kulit ayamnya?" Tanya Marko, soalnya gadis itu sudah sedari tadi memisahkan antara daging dengan kulit.

Mina mengangguk "Kamu mau gak?" Tawar gadis itu.

Dengan semangat Marko menyodorkan piringnya dan mengambil kulit ayam milik Mina lalu memakannya "Emang kenapa gak suka? Padahal garing gini, enak kalau dicocol sambel."

"Takut gendut." Balas Mina dengan suara kecil lalu setelah itu terkikik geli.

"Hah? Badan kamu kecil gini Min, gak ada gendut-gendutnya!! Makan aja kali sedikit mah gapapa."

Mina tetap menggeleng "Selain itu aku harus jaga kesehatan Marko! Kulit ayam itu terlalu banyak kolesterol jahat."

Mendengar penuturan Mina barusan, rupanya Marko baru sadar Mina ini anak jurusan farmasi yang mungkin apa-apa harus selalu sehat. Tapi, meski bagaimana pun ia tetap suka Mina.

Friend (97 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang