30. Pain and pleasure

1.2K 157 47
                                    

(Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca)

๑•̀д•́๑

Sudah seminggu lebih Katie tak pernah terlihat lagi di mata Julian, entah kenapa dan apa yang terjadi pada gadis pirang itu.

Padahal sejak malam mereka melakukan ciuman panas itu, Julian ingin datang dan meminta maaf atas perbuatan tak senonohnya itu.

Namun, gadis dengan surai pirang nya malah terlihat seperti menjauhinya dengan tak pernah memunculkan diri lagi dihadapan Julian.

Sekarang Julian sedang duduk santai di kafe Himalaya, tepat didepannya sudah ada americano yang masih mengepul panas.

"Julian? Hai?"

Julian menoleh, ia kira itu Katie namun ternyata dugaannya salah. Itu Luna dengan senyum manisnya.

Julian balas tersenyum "Hai."

Luna tersenyum kemudian ikut duduk dihadapan Julian "Gimana kabar lo? Baik?" Tanya gadis yang kini sudah memangkas rambutnya menjadi pendek.

"Baik, seperti yang lo liat. Gimana sama lo? Baik juga kan?" Tanya Julian balik, ia hanya masih merasa bersalah pada mantan kekasihnya ini.

Luna sedikit tertawa mendengar mantannya itu menanyakan kabar tentangnya "Gue sebenernya gak baik semenjak lo milih pergi. Tapi, gue berusaha bangkit meski gak bisa."

"Oh iya, gue cuma mau ngomong kalau waktu itu lo masih bisa pertimbangin perkataan lo pas bilang kita putus." Lanjut Luna, dengan nada seperti orang memohon.

Rupanya Luna masih mencintai Julian. Tapi, sayang seribu sayang Julian memang tak pernah menganggap Luna lebih dari adik yang harus ia jaga.

Julian menggeleng "Keputusan gue buat putus sama lo itu udah bulat Na, gak ada yang perlu dipertimbangin."

Luna tertawa, gadis itu merunduk dan sedikit mengacak rambutnya. Sementara Julian hendak menenangkan gadis itu. Namun, suara lain malah mengalihkan perhatiannya.

Julian menoleh dan Katie ada disana sedang memesan minuman untuk dibawa pergi, Julian bangkit dan mengejar gadis itu yang sudah keluar dari pintu kafe meninggalkan Luna sendirian.

"Katie!! Kat!!!" Panggil Julian kencang, namun gadis itu tak menoleh dan malah mempercepat langkahnya.

Julian berdecak, kemudian berlari sekuat tenaga dan mulai memegang lengan gadis itu erat sambil menarik napas karena lelah.

Katie menoleh dan terkejut saat Julian berhasil menangkapnya "Kenapa?!!" Tanya Katie ketus, seperti awal mereka belum dekat.

Julian melepas cekalan itu dan menatap Katie "Lo yang kenapa? Kenapa ngilang gitu aja?"

"Gue gak ngilang, dan kita juga gak sedeket itu buat terus ketemu." Tukas Katie sambil menatap tajam Julian.

Sementara Julian mengernyit, bukankah waktu itu Katie sudah berubah dan melunak padanya. Kenapa sekarang berubah seperti ini?

Friend (97 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang