36. Ignore

1.2K 156 58
                                    

(Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dewasa dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca)

๑•̀д•́๑

Baru saja Mina hendak menuju kelasnya, gadis itu malah sudah mendapati Marko yang berdiri didepan kelasnya.

Dengan cepat, gadis cantik itu langsung memutar arah. Tapi, sayangnya mata lelaki itu lebih dulu melihat sosok Mina dan mengejar gadis itu.

"Min!! Gue mau minta maaf sama lo!!" Ujar Marko, saat tangannya berhasil menggenggam lengan kecil milik Mina.

Mina terdiam, sementara hatinya bergejolak saat tangan Marko menyentuh lengannya.

"Mina, gue harap lo mau dengerin penjelasan gue dulu." Marko mulai memelankan nada bicaranya.

Sebenarnya Mina ingin mendengar alasan mengapa Marko sampai setega itu untuk menjadikannya bahan taruhan. Ia ingin, tapi egonya lebih tinggi daripada keingintahuannya.

Maka dengan begitu, ia ingin sekali saja menjadi orang egois, agar Marko tau betapa sakit hatinya. Ketika lelaki yang ia cintai sepenuh hati malah menjadikannya sebuah taruhan semata.

"Marko, gue cuma mau sendiri dan jauhin gue untuk saat ini." Ucap Mina lirih sambil menatap wajah lelaki itu.

Marko menggeleng, "Gue mau minta maaf Min. Oke, kalau lo butuh break dulu sebentar. Tapi, gue gamau kalau kita udahan."

Mina menghela napas, kemudian melepaskan genggaman Marko pada lengannya, "Kalau gitu gue pamit."

Marko membiarkan gadis itu pergi, karena ia tau bahwa sebenarnya gadis itu masih memiliki hati untuknya. Ia yakin hanya dari melihat tatapan itu, sementara Mina meminta waktu sendiri maka Marko dengan segala akalnya akan memikirkan cara untuk memperbaiki semuanya.

๑•̀д•́๑

"Juan? Kenapa lo disini?!!" Tanya Katie agak sarkas, karena melihat lelaki yang sudah menduakannya itu duduk tepat di kursi miliknya.

Juan mendongak dan bangkit, "Gue mau ngomong sama lo."

Mendengar nada penuh penekanan itu, membuat Katie sedikit tertawa "Masih ngotot?"

"Gue serius!!" Ucap Juan, kali ini terlihat dari sorot matanya yang tajam.

Katie pun dengan terpaksa mengangguk mengiyakan "Dimana? Gak mungkin kan lo mau ngomong disini?"

Juan mengangguk, lalu langsung menggenggam lengan Katie dan membawanya keluar dari kelas menuju ke sebuah area belakang kampus yang sepi.

Jika kalian berpikir kalau Katie begitu saja menurut saat digenggam tangannya. Tentu saja tidak, gadis itu bahkan sudah memberontak tapi sayang tenaganya tak sebanding.

Saat sudah benar-benar merasa cukup jauh dari keramaian, langsung saja Juan melepaskan genggaman tangan Katie dan menatap gadis itu.

"Kenapa harus kesini?!" Tanya Katie murka, ia hanya tak ingin berduaan dengan Juan karena itu bisa mempengaruhi suasana hatinya. Ia hanya takut jika sampai jatuh dalam pesona lelaki itu kembali.

Friend (97 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang