18. Sweet

1.4K 172 17
                                    

(Warn: cerita di bawah hanya fiktif belaka serta adanya tindakan dan kata-kata yang seharusnya tidak ditiru harap bijak dalam membaca)

(๑•̀д•́๑)

"Kamu kenapa cemberut terus?" Tanya Wahyu, soalnya sedari awal lelaki itu mengajak Alice ke halaman kampus gadis itu selalu menampilkan wajah bete.

Omong-omong soal halaman kampus, tempat itu memang sudah menjadi basecamp mahasiswa/i lain untuk mengerjakan tugas, selain tempatnya yang bagus karena banyak ditumbuhi pepohonan ada juga gazebo untuk sekedar bersantai atau mengerjakan tugas.

Ada juga kursi-kursi kecil yang bisa diduduki oleh dua atau tiga orang, dan sekarang Alice maupun Wahyu sedang duduk di sebuah kursi kayu, tentu saja hanya berdua.

Alice menoleh kemudian menghela napas "Kamu ngerasa gak sih, tugas kampus itu makin banyak aja?"

"Ya ngerasa, cuma mau gimana lagi kita gak ada wewenang buat larang hal kayak gitu." Ucap Wahyu sambil terkekeh.

"Ihh,,, kok malah ketawa?!!" Sungut Alice kesal, padahal dia berbicara serius kenapa malah ditanggapi dengan candaan.

Wahyu terdiam, kemudian mengangguk tak bicara sepatah katapun.

Alice yang merasa diabaikan langsung tambah merengut kesal dan memukul bahu Wahyu "Kok diem?!! Kamu tuh bikin kesel aja tau!!"

Oke, dapat disimpulkan dari sini bahwa cewek selalu benar dan cowok selalu salah. Lihat saja buktinya sekarang, Wahyu selalu salah dan Alice selalu benar.

"Yaudah, sekarang kamu ceritain aja kenapa kamu nanya hal barusan?" Wahyu pun mengalihkan pembicaraan, daripada salah lagi kan?

"Kelas aku kan ada tugas, terus tugasnya pak Edo itu suruh observasi tempat gitu. Kan nambah kerjaan aja gak sih?!!"

Wahyu mengerti sekarang, pasti kekasihnya ini sedang datang bulan. Terlihat dari tingkahnya, Alice seharusnya terlihat biasa saja dengan tugas-tugas yang diberikan dosen. Tapi, sekarang gadis itu mengeluh karena satu tugas yang biasanya gampang saja dimata Alice.

"Yaudah, nanti aku anterin sekalian aku bantu kamu buat bikin tugasnya."

Alice yang mendengar itu tersenyum "Janji ya?"

"Iya sayang."

(๑•̀д•́๑)

Mina tersenyum senang saat melihat presensi lelaki yang sudah ditungguinya itu.

Marko dengan senyum menawan ikut duduk di sebuah kursi yang sudah ditempati Mina dulu.

"Udah nunggu lama ya?" Tanya Marko sesaat sesudah duduk.

Mina menggeleng, padahal gadis itu sudah menunggu lebih dari 15 menit. Tapi, mengingat yang ditunggu adalah Marko makanya gadis itu berbohong.

Lagi-lagi Marko tersenyum, kini tangannya beralih untuk melihat buku pesanan yang ada diatas meja.

"Lo mau pesen apa?" Tanya Marko sambil melihat-lihat menu yang ada didalam buku tersebut.

Mina akhirnya membaca buku menu juga. Yah, setiap meja diberikan masing-masing dua buku menu.

"Gue mau udang cumi pedas bumbu rica-rica satu deh." Pilihan Mina jatuh pada sebuah hidangan udang cumi pedas bumbu rica-rica, rasanya ia sudah lama sekali tidak makan seafood pedas.

Friend (97 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang