Icca

607 62 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


























Arsal baru saja terbangun dari tidur nya, tubuh nya sudah mendingan sejak beberapa jam yang lalu , seperti nya ia harus berterima kasih pada Chika karna sudah menjaga nya semalaman.

Ya gimana gak mendingan, yang jagain aja bidadari.

Arsal bangkit lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih bersih, dingin sih tapi tak terlalu karna Chika udah masakin air untuk Arsal mandi "Loh? Kok keluar, udah mendingan?" tanya Ibu Chika, ketika melihat Arsal yang sudah rapi dengan baju kaus lengan panjang, begitu juga dengan celana nya.


"iya buk, udah mendingan heheh"

Kekeh nya, menggaruk tengkuk nya yang tak gatal "ga usah panggil buk, panggil mama saja biar lebih enak! Oh iya, ini mama baru selesai masak, sini makan dulu" ajak Ibu Chika, Arsal menoleh ke arah meja makan, di sana banyak makanan khas Takengon yang baru saja di masak oleh Ibu Chika.

Masih keluar asep asep cuyy

Arsal sebenarnya masih agak kaget, ini gimana konsep nya? apakah itu pertanda di terima sebagian calon menantu apa gimana? "Ahh iya" Arsal menarik kursi lalu duduk, dia kemudian melihat ke arah sekitar rumah "Chika kemana ma?" tanya Arsal basa basi, karna saat bangun ia tidak menemukan gadis itu.


"Ohh biasa, Chika lagi jalan sama pacar nya"

"O-ohhh kirain kemana..."

Ibu Chika terkekeh ketika mendengar suara Arsal yang agak terbata, sudah ketebak memang kalo Arsal ini naksir berat sama Chika, padahal baru ketemu kemarin. Akhirnya Arsal sarapan pagi di temani sama Ibu Chika, ternyata Ibu Chika adalah wanita yang humoris. Kalo di satukan sama Arsal, ada aja yang jadi bahan tawaan.

















Malam harinya.

Pucho baru saja pulang dari pos ronda, yaa biasalah bapak bapak ngumpul. Arsal sedang duduk di halaman depan sambil mendengar kan lagu di earphones nya , dan kalau kalian nanya Shelia di mana, Shelia lagi turu di kamar.
"Eh pas banget ada nak Arsal, saya mau ngomongin besok kita mau jalan kemanaaa" tanya Pucho, mengambil kursi lalu menaruh nya di dekat Arsal. Pemuda itu tersenyum, apalagi melihat Pucho yang semangat banget keliatan nya "kemana aja sih pak , saya juga ga tau mau kemana, first time soal nya" Arsal melepas sebelah earpod nya.

"Iya juga ya... Kita ke pantan terong aja kalau begitu besok! Sekalian ya , Haris ngajak jalan jalan, gakpapa kan nak?"

Arsal tampak bingung ketika Pucho mengatakan nama 'Haris' , bukan nya kemarin nama anak sulung Pucho itu 'Kevin'? "Haris?? Haris siapa pak?" tanya Arsal dengan raut wajah kebingungan , Pucho memukul jidat nya sendiri.

Aku , Kamu dan Aceh. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang