Seminggu setelah Arsal dan Chika yang bercocok tanam, Chika dan Farrel balik ke Takengon, karna keluarga besar Chika mengadakan acara. Tapi Arsal gak bisa ikut, karna dia ada tugas luar negeri. Iya, Arsal harus ngurus cabang nya yang ada di Jerman, jadi dia gak bisa ikut pulang ke Takengon. Sebenarnya Farrel mau Arsal ajak, tapi mommy nya yang meg izinkan. Katanya takut kalo nanti Arsal bakal ribet ngurus Farrel dan kerjaan nya.
"mommy, Arrel kangen daddy"
Farrel menarik - narik ujung baju yang di kenalan oleh Chika, wanita itu menoleh ke arah anaknya "sabar ya sayangg? daddy nya kerja dulu, secepatnya daddy bilang bakal pulang kok" Farrel tampak tak terima dengan jawaban itu, dia kurang akrab dengan saudara nya yang ada di sana, jadi dia gampang bosan "main dong sama sepupu nya, Arrel mau diem terus di sini?" tanya Chika, karna dia sedang sibuk membantu pekerjaan dapur. Farrel tampak enggan bergerak dari dekat kaki mommy nya, namun saat dia melihat sepupu nya yang sangat asik bermain, akhirnya dia memutuskan untuk pergi mendekati mereka.
Chika tersenyum tipis saat melihat nya, gak kerasa Farrel sudah semakin dewasa. Dia sekarang udah mengerti, kenapa dia harus memanggil Arsal dan Haris dengan sebutan daddy. Kenapa dia hanya selalu bertemu dan bersama Arsal, dan bertemu dengan Haris jika pria itu punya waktu luang. Chika merasa senang, ternyata Arsal memang cinta terakhir nya. Arsal mampu mengajarkan Farrel selembut yang dia bisa, hingga akhirnya Farrel tumbuh menjadi anak yang sangat menyanyangi ibu nya sendiri.
"chik? kenapa termenung gitu?" tanya Mama Aya, Chika langsung menoleh "hm? ga ada mah, itu, lagi liatin Farrel main sama sepupu - sepupu nya" jawab Chika, Mama Aya ikut melihat ke arah pandangan Chika. Dia merasa gemas saat melihat Farrel begitu mudah di terima oleh para sepupu nya "dia udah besar ya?" ucap Mama Aya, dan di angguki setuju sama Chika.
Sementara di sisi lain, rsal tampak sedang menggunakan jas rapi, serta memakai kaca mata yang jarang sekali ia kenakan.
Jika seperti ini, Arsal sangat mirip dengan almarhum Shaqeel. Beberapa orang jadi salfok, karna mengira kalau Arsal adalah papa nya. Aduh, jadi kangen Shaqeel "di liatin mulu lo sal, kayak cakep aja" cibir Shelia, Arsal menatap wanita itu "emang cakep, wle. Buktinya, Kak Chika jatoh tinja sama gue" Shelia memutar bola matanya malas "cinta, bukan tinja, boloho!" Arsal terkekeh pelan, dan kemudian dia membuka pintu ruangan meeting.
Arsal duduk di bangku nya, sementara Shelia langsung menghidupkan proyektor. Arsal menjelaskan materi yang sudah di siap kan dalam bahasa Inggris dengan sangat fasih, sampai - sampai client nya terpukau, dan gak percaya kalau Arsal asli nya orang yang medok Sunda. Setelah selesai meeting, Arsal dan Shelia hendak keluar dari ruangan, tapi di tahan oleh seorang perempuan berambut pirang dengan paras yang cukup cantik "Hai, can i know your name?" ucap nya, membuat Arsal dan Shelia saling bertukar pandang.
"y-yes i think? my Name is Arsal, and this is my friend, Shelia... nice to meet you"
"oh yes, nice to meet you too, my Name is Juliet"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku , Kamu dan Aceh. [END]
FanfictionSeorang pemuda tampan asal Sunda, yang sedang mengunjungi daerah yang di juluki Serambi Mekkah. Daerah istimewa, dengan berbagai sejarah di dalam nya. Tempat dimana Papa nya jatuh cinta dengan almarhumah Bunda nya. Dan tanpa sengaja, dirinya juga j...