Siluman buaya katanya

452 67 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




















Setelah kejadian test pack Chika yang hasil nya negatif, Farrel beneran stop minta adik ke Asal dan Chika. Jujur dia takut, kalo Mommy kesayangan nya bakal sedih kayak kemarin. Farrel sih lebih sayang sama Mommy nya, katanya, kalo peluk Mommy rasanya nyamaannn banget. Tapi kalo peluk Daddy nya, kenapa perut nya keras banget?

Sekarang Arsal lagi temenin anak nya, main di salah satu playground yang ada di Bandung. Kebetulan, mereka lagi menghabiskan waktu libur mereka di Bandung bareng - bareng.

"Dadd! Arrel boleh naik itu?"

Farrel berlari mendekati Daddy nya, sambil menunjuk perosotan yang cukup tinggi "iya boleh, hati - hati ya? jangan dorong - dorong" Farrel menganggukkan kepala nya patuh, dia kemudian berlari menuju tangga untuk menaiki perosotan itu. Arsal hanya menatap nya dari bawah, dia duduk di bangku khusus untuk orang tua yang menunggu anak nya. Lalu, dimana keberadaan Chika? wanita itu sedang ke toilet. Jadi Arsal hanya sendiri di sana, dengan beberapa orang tua yang lain.

Gak lama kemudian Chika balik, dan duduk di sebelah suami nya "kenapa? mual?" tanya Arsal, Chika menggelengkan kepala nya "efek tadi makan pedes kayak nya" jawab Chika sambil ngusap - ngusap, Arsal cuma manggut - manggut aja. Arsal kemudian menaruh tangan nya di atas paha Chika, kadang - kadang dia juga mengusap pelan paha Chika yang terbalut dengan celana panjang itu "sal, ini tempat umum lho!" bisik Chika, karna tangan Arsal mulai jahil "kan gakpapa-" tiba - tiba aja terdengar suara seperti ada yang terjatuh, Arsal sama Chika serentak menoleh, dan alangkah terkejutnya mereka ketika melihat yang jatuh itu adalah anak mereka sendiri.

Farrel di gendong oleh seorang petugas wanita, dia membawa Farrel ke arah Arsal dan Chika dengan agak tergesa - gesa "Mas, Mba, ini anaknya? tadi dia jatoh, dari perosotan" ucap petugas itu, kemudian menurunkan Farrel dari gendongan nya. Wajah Farrel tampak merah setengah, seperti nya wajah nya menghantam keras nya perosotan itu "Arrel kenapa sayang? kok bisa jatoh?" Chika jelas sangat panik, dia langsung menangkup wajah mungil anak sulung nya. Farrel mendadak nangis, padahal tadi pas di gendong dia biasa aja "Hiks, Arrel di dorong Mommy... Sakit" Keluh nya, sambil memegangi wajah nya sendiri yang merah itu.

Arsal mengerutkan kening, dia kemudian menatap satu persatu anak - anak yang tadi dia lihat ikut naik perosotan sama Farrel "hei! kamu, sini - sini" ucap Arsal, seorang anak kecil menoleh ke arah nya. Anak itu menunjuk diri nya sendiri dengan wajah bingung "saya kang?" tanya anak itu, Arsal kesal karna anak itu memanggilnya dengan sebutan 'kang' hei! umur mereka terpaut sangat jauh!

"Kang, kang, kang! kamu pikir saya Akang kamu!"

Chika menahan Arsal yang hendak lanjut memaki anak itu "udah ah, ngomong nya baik - baik sama anak kecil" bisik Chika. Arsal kembali menatap anak itu, yang udah mendekati nya "eh, maaf om, saya pikir tadi Akang nya dia" ucap anak itu, sambil menundukkan kepala nya. Arsal gak menjawab nya, dia menatap petugas wanita itu, sambil menunjuk wajah anak kecil tadi "dia tadi naik perosotan juga,mba?" tanya Arsal, petugas wanita itu menganggukkan kepala nya.

Aku , Kamu dan Aceh. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang