Chikanosaurus

351 56 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















Arsal berdiri di ambang pintu , menatap Azi yang tengah meringis kesakitan, serta Mega yang tengah mengobati nya "bang" Arsal menoleh, Angel baru saja memanggilnya "paan" Arsal dengan wajah jutek nya, Angel langsung mendekati Arsal, lalu memeluk erat tubuh kekar itu.

"maafin dede..."

Arsal melirik ke arah Azi, sedangkan Azi yang awal nya memang sedang menatap sang kakak langsung gelagapan dan mengalihkan kan pandangan nya "maafin dede ya, dede ga pernah ingat buat pulang... padahal libur nya sering panjang..." Arsal perlahan membalas pelukan itu, dan mengusap kepala adik nya.

"gakpapa, dede udah bener kok. waktu libur nya seharus nya dede pake buat istirahat di sana, ga perlu repot - repot pulang"

Angel makin meng erat kan pelukan nya pada sang kakak sulung "maafin dede bang... maaaf" Angel menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Arsal, sedangkan pria itu hanya tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepala nya "dede ga salah sayang... ini emang udah takdir dari yang di atas" ucap Mega, mencoba untuk menenangkan Angel.

"iya, bener de kata Mega... ini bukan salah kamu kok. kasian papa , udah kangen banget sama bunda" 

Arsal mengusap kepala sang adik, sembari sesekali mengecup kepala nya. Hal itu justru memancing kecemburuan Azi, dia hanya diam dalam duduk nya, Mega yang mengetahui itu pun menyenggol lengan pacar nya

"gamau pelukan?"

Azi kemudian langsung bangkit, dan berdiri di dekat Arsal "apa?" tanya Arsal, karna Azi hanya diam di samping nya, persis seperti anak kecil

"mau peluk juga"

Arsal kemudian melebarkan tangan nya, Azi langsung masuk ke dalam pelukan hangat itu, dan tentu nya Mega tidak akan menyia - nyiakan momen tersebut, dia langsung merekam nya sembari tersenyum saat melihat mereka bertiga kompak banget nangis nya.

Di sisi lain, Chika tengah termenung di atas sofa  ruang televisi.

"Chik? kenapa nak? kok diem aja, Haris dimana?" tanya mama Aya, menghampiri anak bungsu nya "eh? gakpapa ma, Haris lanjut kerja tadi" jawab nya, kemudian dengan gelagapan ia menatap sang mama "kenapa? lagi banyak pikiran ya?" tanya mama Aya, lagi. Chika kemudian terdiam, ia tak tahu bagaimana caranya memberi tahu sang mama tentang ini

"iya ma, lagi kepikiran aja nanti pas hari h nikah gimana"

Setelah mengatakan itu, Chika menoleh ke arah Arsal dan kedua adik nya, tanpa sadar senyuman muncul dari wajahnya "mereka lucu ya?" Chika menoleh, ternyata mama Aya mengikuti arah pandangan nya "iya ma, lucu" jawab nya, dengan nada lirih.

"mereka kapan pulang mah?"

"gatau, Azi juga belum bilang... mungkin sih ga lama di sini... karna Angel juga ga lama lagi mau kerja" jawab Mama Aya, sangat detail "kok mama mendadak detail banget gini? aku aja gatau" mama Aya terkekeh "mama kan udah besfren sama Azi, apalagi sama Arsal, jadi mama tau dong" jawab nya, kemudian pergi melewati Chika yang masih termenung.

Aku , Kamu dan Aceh. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang