Perayaan mati rasa.

341 58 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Setelah keberangkatan Shaqeel, Arsal langsung pulang ke rumah nya. Dan memutuskan untuk bersiap - siap untuk pergi ke kantor, sebelum ke kantor ia menatap se isi rumah nya.

"Sepi banget ya sekarang? Masing - masing udah punya dunia nya sendiri. Azi... Angel... Cuma gue yang masih terjebak di sini, gue sendiri...."

Arsal menertawai diri nya sendiri, kemudian menutup pintu rumah nya setelah menghela nafas panjang.











Kantor.

Arsal duduk di bangku kerja nya, dan tak memperdulikan Reva yang sembari tadi mengoceh tentang kembali mengejar Chika, agar tidak terjebak di jalan yang salah.

"bisa stop bahas ka chika? Dia udah tunangan sama Haris rev, mungkin itu emang pilihan terbaik. Kenapa lo yakin banget harus gue yang jadi suami nya? Emang gue siapa rev? Dia cuma nganggep gue adek nya, ga lebih" Arsal mendengus kesal, sedangkan Reva yang mendengar jawaban Arsal langsung memukul sofa dengan kencang 

"Harus berapa kali gue bilang sal?, kalo lo sayang ka chika, kenapa ga buat dia sadar kalo Haris itu ga baik buat dia? Walaupun dia cuma nganggep lo adek nya, kan seharusnya adek itu menyadarkan kakak nya yang udah salah jalan broo. lo mau kakak lo di hilangin perawan nya sama orang yang salah?"

Arsal mendengus, ini lebih terdengar seperti sindiran kebanding ucapan penyemangat menurut nya "lo ngejek gue sekarang?" Reva menghela nafas nya kesal, kenapa Arsal tak kunjung paham "menurut lo aja deh!" ucap nya kesal, lalu bangkit dan pergi dari ruangan Arsal. Sedangkan sang pemilik hanya diam di bangku nya, tak memperdulikan Reva yang terus mengoceh sampai ia menutup pintu ruangan.

"Papa kok belum ada kabar ya, apa belum nyampe?"

Gumam nya, karna sembari tadi tidak ada pesan yang masuk dari Papa nya. Namun, Arsal menepis semua pikiran buruk nya, dan berdoa agar Papa nya selamat selama perjalanan. Setelah itu, ia melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda karna percakapan nya dengan Reva barusan.

"Pak Arsal, meeting akan segera di mulai" ucap sang sekretaris pengganti, Arsal yang sedang termenung di bangku nya menoleh "iya, terimakasih sudah ingatkan, saya segera kesana" sang sekretaris pun keluar dari ruangan Arsal, sedangkan sang pemilik ruangan masih diam di bangku nya

"Apa gue harus balik ke takengon nyusul papa? Tapi kerjaan gue belum selesai"

Arsal menyandarkan punggung nya, ia menutup wajah nya dengan kedua tangan nya "hahhh, buang semua pikiran kotor lo sal, emang lo siapanya ka icca? Lo cuma adek, ga lebih. Baru kenal seminggu, masa gue langsung jadi pelakor? Hahhh" Arsal merutuki diri nya sendiri, lalu ia segera bangkit untuk pergi ke ruangan meeting.


Di pertengahan meeting, ponsel Arsal yang berada di dalam saku celana nya berdering. pria itu menoleh kemudian mengambil nya
"Ah, maaf, saya permisi angkat telefon sebentar" Arsal mengangkat ponsel nya, kemudian keluar dari ruangan meeting nya. Dan sementara meeting akan di lanjutkan oleh sang sekretaris penganti.

Aku , Kamu dan Aceh. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang