BAB 33

239 27 0
                                    

Setelah menunggu selama lima jam, akhirnya dokter yang mengoperasi Jeongwoo keluar dari ruang operasi. Haruto langsung berdiri menghampiri dokter tersebut.

"Gimana kondisinya dok? operasinya berhasil kan?" tanya Haruto.

"Operasinya berhasil, tapi kami tidak bisa memastikan kapan dia bisa sadarkan diri" ucap dokter tersebut.

Haruto kembali terduduk lemas mendengar apa yang dikatakan dokter itu.

"Gak apa apa Haru, setidaknya masih ada harapan" ucap Doyoung menghibur Haruto.

Dalam kondisi ini, bukan cuma Haruto yang sangat terpukul. Jihoon juga sangat terpukul, apalagi dia menyaksikan sendiri saat Jeongwoo ditembak oleh musuh dan langsung kehilangan kesadaran.

Saat ini Jihoon sedang dilema juga, dia bingung apa harus menghubungi orang tua Jeongwoo atau tidak. karna sedari dulu, papa mereka melarang untuk mereka terjun kembali ke dunia itu.

Karna dulu mereka pernah diserang sampai kritis, akibat itu pun mereka dikirim ke luar negeri.

.
.
.

"Ji, kamu gak akan memberitahu orang tuanya Jeongwoo?" tanya Hyunsuk yang heran, karna Jihoon tidak menghubungi keluarga mereka.

"Aku bingung Sukk, dalam situasi begini aku paling butuh banget saran Jeongwoo" jawab Jihoon tertunduk lesuh.

"Kenapa?"

"Jika aku memberitahu paman dan bibi, maka kejadian beberapa tahun yang lalu akan terjadi lagi"

"Kejadian apa?" kali ini Haruto bersuara, dia sudah sedikit tenang saat Jeongwoo dipindahkan ke ruang vip rawat inap.

"Huhh!! aku tau Jeongwoo akan marah jika aku menceritakan ini, jadi jangan pernah mengungkit hal ini kedepannya"

"Iya tenang aja" celetuk Haruto.

"Jadi aku, Jeongwoo dan Junghwan membentuk geng ini sejak kami masih SMP. sejak kecil kami mengikuti kelas taekwondo, dan bisa dibilang kami bertiga yang terbaik di kelas itu. awalnya karna ingin membalas dendam untuk kakak sepupu kami, kak Chae yang hampir dilecehkan oleh segerombol geng. Jeongwoo yang mengetahui hal itu langsung membentuk geng, itu untuk menyembunyikan identitas kami yang sebenarnya. kami berhasil menghancurkan geng tersebut, tapi bayaran yang harus kami terima adalah aku dan Jeongwoo juga dilarikan ke rumah sakit. kami gak sadarkan diri selama tiga bulan, dan selama itu papa kami mengetahui apa yang terjadi" Jihoon menjeda ucapannya.

"Lalu?" tanya Haruto lagi.

"Saat kami sudah sadar dan pulih, ayah kami langsung mengirim kami ke luar negeri. kami di marahi habis habisan, bukan cuma aku dan Jeongwoo tapi juga Junghwan. orang tua kami berteman baik dengan ayahnya Junghwan dan sudah diberitahu mengenai apa yang terjadi, mereka sangat marah. meski kami gak mau pergi ke luar negeri, tapi kami juga gak bisa membantah apa yang sudah diputuskan. pada akhirnya, kami bertiga pun pergi ke luar negeri. tinggal dan melanjutkan sekolah disana. tanpa orang tua kami tahu, saat di luar negeri geng kami masih beroperasi hingga mendapatkan banyak anggota geng. setelah dihukum selama tiga tahun, kami disuruh kembali kesini dengan syarat jangan pernah terjun kedunia gila itu kata orang tua kami" jelas Jihoon

"Jadi karna itu kamu bingung mau ngasih tau ke orang tuanya atau gak?" tanya Hyunsuk.

"Mmm!! jika paman tau akan hal ini, otomatis ayahku dan ayahnya Junghwan akan tau juga. dan sudah pasti kami bertiga akan dikirim lagi ke luar negeri, tentu saja kami hanya bisa menurut"

"Tapi kan kalian sudah besar, bisa bernegosiasi dengan orang tua kalian" celetuk Doyoung.

"Kamu gak tau aja, meski wajah papa kami bertiga itu kalem dan adem dilihat, tapi julukan mereka adalah trio monster. karna sebenarnya mereka juga bekas anggota geng yang paling ditakuti pada jamannya. mungkin karna paham sekali akan dunia itu, makanya mereka mewanti wanti supaya anak anaknya gak ikut dengan jalan mereka dulu" kali ini Junghwan yang menjawab.

Pada akhirnya mereka semua hanya bisa diam, karna mereka semua jadi bingung. mereka hanya berharap kalau Jeongwoo bisa cepat sadarkan diri, supaya mereka bisa mengambil keputusan yang tepat.

*
*
*
Sudah hampir lima bulan Jeongwoo belum sadar, Haruto terus setia menjaganya. Jihoon dan lainnya pun begitu, rumah sakit sudah menjadi seperti rumah bagi mereka.

Haruto menggenggam tangan Jeongwoo dan terus menatap wajah teduhnya, yang masih setia menutup matanya.

"Kamu kapan akan bangun? udah cukup lama loh kamu tidur, dah boleh bangun. kamu gak kangen ama aku? atau saat tidur kami sedang mimpiin aku? makanya gak mau bangun?" Haruto berbicara sendiri.

Tiba tiba jari Jeongwoo bergerak, Haruto langsung melihat Jeongwoo dan menyaksikan Jeongwoo secara perlahan membuka matanya.

Haruto langsung menekan tombol khusus disamping ranjag pasien, untuk memanggil dokter.

Dokter muncul dan memeriksa keadaannya Jeongwoo.

"Syukurlah dia baik baik saja, tinggal menunggu waktu untuk pulih sepenuhnya" ucap dokter.

"Terimakasih dokter" ucap Haruto tulus.

"Iya sama sama! kalau begitu saya permisi dulu"

"Baik dokter"

Saat dokter sudah tidak ada, Haruto kembali memfokuskan dirinya pada Jeongwoo.

"Kamu... baik baik aja? ada yang gak nyaman?" tanya Haruto.

"Aku baik baik aja Haru, tadi dokter juga sudah bilang kan kalau aku sudah baik baik aja" jawab Jeongwoo sambil tersenyum.

Melihat itu, Haruto bernafas lega.

"Syukurlah, Jeongwooku benar benar sudah kembali" ucap Haruto yang sudah mau menangis.

"Hei jangan menangis, aku sudah baik baik aja. maaf ya selama ini kamu pasti sangat khawatir kan?" Jeongwoo panik dan langsung menenangkan Haruto.

"Bukan cuma aku, kami semua khawatir" sahut Haruto.

Jihoon mulai mendekat ke arah Jeongwoo.

"Aku belum ngasih tau paman soal ini" ucap Jihoon.

"Gak usah dikasih tau! meski kita udah gede begini, ayah dan paman tetap akan memarahi kita. karna di mata mereka, kita masih anak yang berumur tujuh tahun"

Benar saja, orang tua mereka memang selalu memperlakukan mereka selayaknya anak tujuh tahun. padahal anak mereka sudah gede, dan ditakuti juga oleh orang orang.

"Kamu beneran udah gak apa apa?" tanya Jihoon memastikan.

"Iya! liat aja nih kondisiku, gak perlu khawatir dan gak perlu nyalahin diri sendiri" Jeongwoo tau kalau sepupunya itu pasti terus nyalahin dirinya selama ini.

"Aku cuma kasian sama Haruto, selama kamu belum sadarkan diri dia gak makan dengan teratur dan gak tidur dengan baik. jahat banget kamu membiarkan pacarmu menunggu lama, mana dia setia terus lagi disamping kamu" celetuk Jihoon.

Mendengar itu Haruto langsung salah tingkah, tidak dengan Jeongwoo yang terlihat kesal. Jeongwoo paling gak suka, kalau Haruto mengabaikan kesehatan tubuhnya sendiri.

"Udah makan?" tanya Jeongwoo datar.

"Udah, tadi Hyunsuk bawain aku makanan. tanya ama Jihoon, aku beneran udah makan" Haruto tau kalau Jeongwoo marah saat tau dia gak makan teratur selama menjaganya.

"Yaudah kalau udah makan! aku gak suka kamu gak peduli dengan kondisimu sendiri, gak apa apa jika aku yang sakit asalkan kamu baik baik saja" ucap Jeongwoo tulus.

"Maaf! aku janji, setelah ini aku akan makan dengan teratur"

"Good boy" Jeongwoo mengusak lembut rambut lurusnya Haruto.

Bersambung........

True or False ~ L.O.V.E ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang