20. Langsa

339 12 0
                                    

~happy reading~
...

Masih dihari yang sama terlihat Langit dan Angga tengah asik bermain game di ruang makan, bahkan disana keduanya sudah saling berkata kasar, tidak menghiraukan Bi Kokom yang tengah memasak untuk makan nanti merasa terganggu dengan suara keras mereka.

Senja dan Aura yang memang membantu Bi Kokom masak  pun harus terhentikan karna ulah dua laki-laki itu, Aura berjalan dengan kesal ke arah Angga, menarik telinganya tanpa aba-aba, bahkan Angga sudah berteriak sangking kerasnya, ponselnya sudah dulu di letakan di atas meja.

"Akhh aduhh, sakittt" Rintih Angga membuat Langit mengalihkan pandangan nya sekilas.

"Apa!, rasain kamu!" Kata Aura dengan tajam.

"Aduh maaf, lepasin dong sakit itu telinga aku, ay" Mohon Angga, namun tidak di hiraukan Aura.

"Bisa stop buat main nya nggak, kasian Bi Kokom merasa terganggu" Kata Senja tepat di samping Langit, yang mana membuat Langit mengalihkan pandangannya ke arah Senja yang tengah berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Bentar lagi, nanggung udah mau menang"

"Tanpa suara bisa?" Tanya Senja dengan cepat di angguki Langit dan Angga, setelahnya Aura melepas tangannya dari telinga Angga.

Dua gadis itu pun kembali membantu Bi Kokom yang bentar lagi selesai, bahkan Aura sudah meletakan alat makan di atas meja, sama hal nya Senja menyiapkan nasi dan lauk nya.

"Ga maju cok, lihat tuh" Suara Langit terdengar.

"Anjing, woyy sakit banget" Timpal Angga.

"Maju bego!!" Kesal Angga dengan tangannya masih terus bermain, tanpa sadar Senja tengah menatap tajam ke arahnya.

"Percuma, mereka nggak akan bisa diem" Cletuk Aura.

Senja hanya mengangguk setelahnya mengambil gelas untuk dirinya saat akan menghampiri meja makan dengan tiba-tiba suara keras Langit membuat Senja terkejut dan akhirnya gelas yang di tangannya terjun dengan bebas membuat menimbulkan suara bising.

"ANJING, KALAH!!" Teriak Langit keras.

PYYARR.

"LANGITT!!!" Suara teriakan Senja menggelenggar di penjuru dapur hingga Bi Kokom pun refleks menutup kedua telinganya dengan tangannya.

"Senja cok, kenapa dia?" Kata Angga membuat Langit kelabakan, sedangkan Aura hanya diam geleng-geleng kelapa dengan membuang nafasnya kasar.

"Semoga Lo selamat ya" Kata Aura setelahnya meninggalkan kedua lelaki yang tengah kebingungan itu.

"Hah, maksudnya?" Tanya Langit pelan, setelahnya menyusul Aura ke dapur untuk melihat istri nya itu kenapa.

Saat Langit dan Angga sampai di dapur, pertama yang Langit lihat Senja tengah berdiri di samping pecahan-pecahan gelas yang sudah berserakan di lantai, Senja menatap tajam ke arah Langit yang hanya melongo dengan wajah tampannya namun menyebalkan bagi Senja.

"Nja, Lo ngapain disitu, sini woy nanti kaki Lo luka" Kata Angga menyadarkan Langit yang dari tadi terdiam.

"Udah luka dari tadi!" Ketus Senja.

Langit menghampiri Senja menggenggam tangan Senja dan mengarahkan nya keluar dapur, mendudukan Senja di kursi meja makan, Senja hanya menurut karena kebetulan kakinya tak sengaja terkena goresan pecahan gelas tadi.

"Bentar ya, aku beresin gelasnya dulu" Kata Langit setelahnya meninggalkan Senja yang hanya diam.

Langit membersihkan pecahan gelas dan membuangnya di kantong plastik, setelah selesai Langit kembali dengan membawa kotak p3k, setelahnya jongkok di depan Senja dan mulai membersihkan luka goresan, membersihkan dengan pelan dan sesekali meniup agar tidak terlalu sakit.

LANGSA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang