Warning banyak typo ❗❗❗
Jangan lupa vomen ya gaes hehe, krim aja kritik dan sarannya siapa tau bisa ngebantu gue buat lebih semangat lagi buat wp nya hehe.
>.<HAPPY READING>.<
Malam pun tiba, Senja dan Langit kini sudah memasuki kamar milik Senja yang sekarang akan menjadi milik Langit.
"Lo mau kemana?". Tanya Senja.
"Mandi, kenapa mau ikut?". Tanya balik.
"Dih apaan sih, ogah sono-sono". Usir Senja.
Langit tersenyum kecil kala melihat semu-semu merah tercetak di pipi Senja. Seperti nya Senja malu.
Tak banyak cingcong Langit pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket."Oh iya, kado dari duo curut kan belum sempat gue buka, buka dulu kali ya". Monolog Senja, lalu menghampiri kotak-kotak yang bertumpuk di lantai, duduk bersila di depan kado-kado.
Mata Senja mengedarkan pandangannya ke seluruh kotak yang berada di depannya, mengambil kotak berwarna merah cerah dan juga ungu.
"Buset dah tuh duo curut, sampulnya merah ngejreng gini".
Tak banyak tingkah Senja pun membuka kado pemberian temannya itu, menganga kala melihat isi kadonya.
"Anjir, apaan ini, baju kurang bahan gini di kasih ke gue, mereka udah miskin apa gimana sih". Kata Senja kesal.
Senja mengangkat baju berwarna merah cerah hingga di depan mukanya.
"Kalo kek gini gimana make nya, ga bisa buat pergi-pergi dong". Kesal Senja.
"Emang ga niat tuh mereka ngasihnya". Dumel Senja.
Mata Senja kini menatap sebuah kado berwarna ungu, dia tersenyum kala tau jika yang memberi kan kado itu adalah Mama dan juga Bunda nya.
Dengan semangat Senja membuka kado nya, senyum yang tadi terpancar di bibirnya perlahan meluntur kala melihat isi kadonya.
"Gilaaa, ini seriusan!!!". Teriak Senja frustasi.
Bagaimana tidak frustasi jika isi kado pemberian kedua orangtuanya ini, baju yang sama dengan kedua temannya, hanya saja warna nya yang berbeda.
"Eeh ini, ko kaya surat gitu". Celetuk Senja, mengambil kertas yang ada beberapa kosakata tertulis.
Senja membaca surat kecil pemberian kedua ibu nya itu, terlihat muka Senja bersemu merah kala membaca isi surat nya.
"Apaan sih bunda sama mama, lagian kan gue masih kecil". Monolog nya.
"Apanya yang kecil?". Suara Langit tiba-tiba terdengar membuat Senja reflek melempar secarik kertas yang ada ditangannya.
"Astaghfirullah, eeh aduh Lo ngagetin banget sih". Kesal Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGSA (on going)
Fiksi Remaja"Kenapa dari sekian banyak nya lelaki, kenapa harus elo yang jadi suami gue, udah gitu sama-sama bisa lihat hantu pula, kan serem." - Naomi Senja Putri. Naomi Senja Putri, gadis cantik yang sialnya di kenal gadis gila karena tingkahnya yang sering...