33. Langsa

275 11 0
                                    

~happy reading~
...
~warning typo!!!~
...

"Mual?" Monolog Yuana.

Yuana menatap sang menantu dengan binar-binar di matanya setelahnya membawa Senja menuju ke ruang tv, dua perempuan itu pun pergi tinggalah Langit yang hanya diam bingung melihat sang Bunda pergi begitu saja, namun akhirnya dia pun menyusul Yuana dan Senja ke ruang tv.

"Hai sayang, lho kenapa Na Senja habis nangis?" Tanya Mentari yang di angguki Yuana.

"Sini sayang duduk, Tari kayaknya Senja hamil deh" Kata Yuana membuat semua orang yang disana terkejut tentunya bahkan Senja sendiri pun ikutan terkejut.

"Apa? Bun jangan bercanda" Kaget Langit yang baru saja datang.

"Bunda ngga bercanda, tadi kata kamu Senja mual-mual terus kan"

"Hah? yang bener kamu Na?" Kaget Mentari.

"Iya Tari, tadi kata Langit Senja mual-mual kalo deket Langit" 

"Ngga mungkin Bunda, Senja lambung nya emang lagi kambuh makanya mual-mual terus" Kata Senja.

"Periksa aja kalo gitu" Usul Gibran.

"Iya bener, Langit sana kamu beli tespek apakah bener Senja hamil" Kata Jordy yang hanya diangguki Langit.

Langit pun pergi menuju apotek terdekat setelah beberapa saat menunggu Langit pun datang dengan kantong plastik ditangannya dan memberikan nya ke Yuana.

"Ini, sana kamu periksa"

"Tapi Bun.."

"Ngga papa sayang, dicek dulu aja ya" Kata Mentari menimpali.

Senja menatap alat tes kehamilan yang ada ditangannya setelahnya beranjak dari duduknya dan masuk ke kamar mandi dekat dapur.

Cukup lama mereka menunggu hingga pintu kamar mandi pun terbuka dan memperlihatkan Senja yang keluar dengan tangisnya, semua orang yang disana tentu saja khawatir.

"Sayang, gimana?" Tanya Mentari.

"Hiks a-aku p-positif hiks" Katanya dengan terbata, Senja memperlihatkan tespek yang memperlihatkan dua gari merah yang bertanda positif.

Para orang tua tersenyum bahagia sedangkan Langit memeluk Senja dengan eratnya Senja hanya bisa menangis dia juga bahagia namun entah kenapa ad arasa takut yang tiba-tiba muncul.

"Alhamdulillah, Na akhirnya" Kata Mentari terharu bahkan sempat menitihkan air matanya begitu pun dengan Yuana.

"Hiks tapi kalo aku hamil sekolah aku gimana Ma? aku masih sekolah bahkan aku masih lama lulusannya hiks" Kata Senja tiba-tiba.

"Ngga papa nanti kalo perut kamu udah lumayan besar kamu homeschooling aja ya, lagian perut kamu belum terlalu besar jadi ngga ada yang curiga nanti" Kata Jordy lembut, mengusap rambut Senja lembut.

Gibran mengangguk setelahnya merentangkan kedua tangannya menyuruh Senja untuk memeluknya, Senja pun memeluk Gibran dengan tangisan nya, ada rasa bahagia, sedih, takut semuanya menjadi satu didalam hati Senja.

LANGSA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang