45. Langsa

90 5 0
                                    

~happy reading~
...
~warning typo!!~
...

Setelah menempuh perjalanan dengan suasana yang canggung kini akhirnya mereka pun sampai, Senja digendong Langit untuk masuk sedangkan Kayla membawa tas baju-baju.

"Assalamualaikum, kami pulang"

"Waalaikumsallam, Senja sudah dibolehkan pulang tah?" Tanya Jordy dengan menggendong sang cucu pertamanya.

"Sudah Yah, tadi kata dokter kondisinya sudah lumayan membaik tinggal hati-hati aja buat jalan soalnya masih lumayan basah jahitannya" Jawab Rey yang memang sempat menemui sang dokter tadi.

"Oh begitu, yasudah yang penting hati-hati saja ya nak" Cletuk Gibran yang diangguki Senja dengan tersenyum hangat.

"Turunin aku, aku mau lihat adek" Kata Senja pelan dengan menepuk dada Langit.

Langit pun nurut dia menurunkan Senja, saat Senja akan menghampiri sang bayi tiba-tiba kakinya begitu sakit membuat dia oleng dan hampir terjatuh untuk saja Langit gercep menangkap nya.

"You oke?" Tanyanya yang diangguki Senja.

"Baru juga dibilang, udah mau jatuh aja kamu Senja" Cletuk Gibran yang dibalas cengengesan oleh Senja.

"Maaf pah, kaki Senja lemes banget padahal tadi pagi udah engga"

"Mungkin karena kemarin malam, sudah yuk makan dulu siapa tau habis makan kamu udah gak lemes lagi" Ajak Mentari yang baru saja datang dari arah dapur.

Mereka pun akhirnya makan bersama, padahal Senja terbilang masih lemas namun dia kekeh menyiapkan makanan untuk sang suami dan dirinya, membuat para orang tua tersenyum hangat melihat interaksi keduanya.

"Adek rewel gak mah?" Tanya Senja dengan melihat sang bayi sekilas.

"Engga ko, dia sepertinya paham kalo bubu nya masih dirumah sakit, makanya anteng dan bobo terus" Jawabnya dengan terkekeh pelan.

"Syukur deh, dari semalem Senja kepikiran takutnya rewel terus ganggu kalian"

"Ganggu gimana? kan adek cucunya kita masa ganggu sih" Kata Yuana yang diangguki ketiga orang tua lainnya.

"Harusnya gue yang merasa terganggu sama lo berdua tadi pagi" Cletuk Kayla membuat semuanya menatap Kayla dan Senja bergantian.

"Oh makanya tadi pagi debat?" Tanya Rey.

"Iya, onoh pagi-pagi udah ci-"

Duk

"Aww~" Ringis Kayla pelan kala kakinya ditendang Senja.

"Eh, kamu kenapa?" Tanya Gibran heran.

"Gapapa kok, cuman sakit aja nih kaki tiba-tiba" Jawabnya dengan menatap Senja tajam.

"Udah apa Kay?" Tanya Aura penasaran.

"Mesra-mesraan" Jawabnya dengan menatap Senja yang hanya tersenyum dan mengangkat kedua jarinya.

Setelah acara makan selesai kini mereka kumpul diruang tv dengan mengobrol ringan dan sesekali membahas kejadian yang menimpa Senja sebelum lahiran.

"Eh iya, btw pas lo duduk di taman awal mulanya gimana sih?"

"Gak tau gue Ra, pas lagi asik-asiknya duduk tiba-tiba gue kayak flashback ke masa dulu terus langsung kemasukan deh, gue gak inget apa-apa lagi yang gue inget cuman mereka berusaha bunuh gue dan berusaha mengambil adek"

"Tapi gak tau kenapa pas Meli dateng sama omah gue jadi berani buat ngelawan mereka gue berusaha menghindar tiap mereka mau megang perut ku, tapi gak tau kenapa tiba-tiba badan ku ditarik sama omah dan akhirnya omah yang ngusir mereka dengan membawa kalung ini" Lanjutnya dengan menunjuk sebuah kalung cantik yang terpasang dileher Senja.

LANGSA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang