Warning banyak typo ❗❗❗
Happy reading 🤗
Langit menghampiri Senja yang tengah duduk di salah satu sofa yang sudah disediakan di rooftop.
"Gue enggak mau ada yang tahu lagi soal pernikahan ini," kata Senja tiba-tiba.
"Intinya, teman-teman lo jangan sampai ada yang tahu lagi, selain yang tadi di kantin," lanjut Senja.
Langit hanya diam, masa bodoh dengan apa pun yang akan diomelkan cewek ini. Lagipula, bukan urusannya juga.
"Lo dengerin gue, kan?" tanya Senja.
"Iya," jawabnya dingin.
Senja memutar bola mata, jengah. Gimana nasib gue nanti kalau udah tinggal serumah sama dia? batinnya.
"Gak guna juga gue ke sini," dumel Senja, membuat Langit mengangkat sebelah alisnya.
"Ya udah lah."
Senja berdiri dan berjalan menuju pintu keluar rooftop. Namun, saat pintu terbuka, betapa terkejutnya Senja saat melihat sosok gadis dengan pakaian lusuh dan wajah berlumuran darah tengah menatapnya sambil menyeringai.
"Aaaaa!!!" teriak Senja, lalu membanting pintu rooftop.
Brakk!
"Langit!!!" teriak Senja sambil berlari ke arah Langit, menubruk tubuh cowok itu hingga membuatnya terkejut.
Sekarang posisi Senja berada di atas tubuh Langit, sementara Langit di bawahnya. Senja menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Langit, membuat cowok itu sedikit kaget.
"Di depan pintu... ada setan," kata Senja dengan suara teredam, membuat Langit dengan cepat mendorong tubuh Senja pelan.
Senja yang sadar pun merasa malu dan menatap Langit dengan tidak enak. "Sorry, tadi gue kaget," cicit Senja.
"Dia emang dari dulu di situ. Gak usah takut, dia gak jahat," jawab Langit.
"Yakin lo?" tanya Senja ragu.
"Ya, yakin. Lo tadi ke sini aja gak diganggu, kan?" jawab Langit, membuat Senja terdiam.
Bener juga. Tadi gue sempet lihat sih ada cewek, tapi gue kira itu siswa lain, batin Senja.
"Anterin, yuk. Gue takut," cicit Senja, membuat Langit memutar bola mata, jengah.
"Ogah. Balik aja sendiri," jawabnya sambil menyandarkan tubuhnya di sofa dan memejamkan mata, membuat Senja kesal.
"Ngeselin banget sih lo! Seharusnya tadi gue gak usah ke sini," kata Senja kesal.
"Siapa yang nyuruh lo ke sini? Gak ada, kan?" jawab Langit datar.
Senja mengerucutkan bibirnya, menatap Langit kesal, lalu memukul dada cowok itu dengan sepatunya.
Bug!
"Aww!" ringis Langit pelan sambil menatap Senja tajam.
"Apa lo lihat-lihat? Rasain tuh!" kata Senja sambil berkacak pinggang, lalu pergi dengan menghentakkan kakinya.
Langit tersenyum kecil sambil mengusap dadanya pelan. "Lucu," gumamnya.
Tring... Tring... Tring...
"Woi, buruan masuk!" tegur Kayla sambil menatap Senja yang berjalan santai.
"Sabar, dong," jawab Senja santai lalu masuk ke kelas, melewati Kayla yang berdiri di ambang pintu.
"Dasar bocah," dumel Kayla kesal.
"Udah, ayo masuk," kata Aura lalu menarik tangan Kayla.
"Guys, guys!" teriak seseorang yang tiba-tiba masuk ke kelas.
"Apaan sih?" jawab Indah.
"Hari ini gak ada pelajaran, soalnya..." katanya menggantung kalimatnya, membuat seisi kelas penasaran.
"Nungguin, ya?" katanya dengan muka menyebalkan.
"Buruan, coy!" seru Linah yang sudah tidak sabar.
"Sabar, sabar," katanya, membuat satu kelas emosi.
"Lo kelamaan, gue tendang!" ancam Heri yang juga kesal.
"Ck, pada gak sabaran, anjir! Soalnya, pemilik sekolah mau ke sini, makanya gak ada pelajaran," jawab Romi dengan muka kesalnya.
"Yes!!!" teriak seisi kelas heboh.
Kelas Senja memang terkenal sebagai kelas paling rusuh. Para guru pun sering frustrasi karena tingkah murid-muridnya. Kelas Senja adalah kumpulan orang-orang yang sering masuk BK, membuat satu sekolah tidak heran lagi. Bahkan, mereka sering bolos satu kelas sampai-sampai besoknya dihukum semua.
"Bolos, kuy! Gak ada pelajaran juga, kan?" ajak Senja, yang langsung disetujui oleh seisi kelas, kecuali satu orang.
"Jangan, woi! Yang punya sekolah mau ke sini. Kalau kita ketahuan bolos bareng-bareng, kan bahaya," kata Rendi, ketua kelas.
Semuanya terdiam. Ada benarnya juga kata Rendi. Akhirnya, seisi kelas memutuskan untuk tidak jadi bolos.
"Lo mau ke mana, Nja?" tanya Kayla yang melihat Senja berdiri dari duduknya.
"Kantin. Perut gue laper," jawab Senja sambil berjalan keluar, meninggalkan kedua temannya.
"Gila! Lo kan habis makan tadi," kata Aura, membuat Senja berbalik dan menatapnya.
"Bodo amat! Gue laper! Lo berdua kalau gak mau ikut, ya udah. Jadi, uang gue masih utuh, gak jadi traktir lo berdua. Bye!" jawab Senja lalu pergi begitu saja, membuat Aura dan Kayla melotot. Keduanya pun langsung berlari menyusul Senja yang ternyata juga sedang berlari.
"Woi, Senjaaa, tunggu!!!" teriak Kayla di lorong kelas, sementara Senja terus berlari sambil tertawa.
Tanpa disadari, kegiatan mereka bertiga dilihat oleh kepala sekolah dan sepasang suami istri.
"Astaga! Maaf, Pak, Bu. Biar kami tegur tiga gadis itu," kata Pak Bondan.
"Biarkan saja. Mungkin mereka mau ke kantin," jawab Yuana lalu berjalan meninggalkan Pak Bondan.
Yap, yang datang adalah Yuana dan Jordy. Entah apa yang membuat keduanya berkunjung, padahal jarang sekali mereka ke sini. Kedatangan mereka membuat Pak Bondan terkejut.
"SENJA!!!" teriak Kayla.
"Apa sih? Gak usah teriak juga kali," sungut Senja.
"Itu!" tunjuk Kayla ke arah sepasang suami istri yang sedang berjalan ke arah mereka.
Senja terkejut saat melihat Yuana dan Jordy, calon mertuanya, ada di sekolahnya. Apa jangan-jangan pemilik sekolah ini keluarga Langit? pikir Senja.
"Senja," panggil Yuana lembut.
"Bunda?" jawab Senja dengan muka terkejut.
"Ya ampun, Sayang. Kenapa? Kok kaget gitu?" tanya Yuana sambil mengusap rambut Senja dengan lembut.
"Eh, itu... Gak papa, Bun," jawab Senja gugup. Yuana dan Jordy tertawa kecil. Lucu sekali calon menantunya ini.
Aduh, udah dipanggil mantu nih, wkwk🤭 Lanjut-lanjut.
"Lucunya... Makan dulu, ya, Sayang. Bunda sama Ayah mau ke kantor kepala sekolah dulu," pamit Yuana.
"Oh, iya, Bun, Yah," jawab Senja yang masih terlihat kaku.
Keduanya pun pergi, diikuti oleh Pak Bondan yang menatap tiga gadis itu dengan jari telunjuk menempel di depan bibirnya.
"Bapak kenapa sih?" tanya Aura polos.
"Hadeuh, lieur teh Bapak bicara sama kalian. Sudahlah, sana lanjut makan, habis itu masuk kelas," kata Pak Bondan lalu langsung pergi menyusul pemilik gedung.
"Si Bapak Bondan aneh pisan," celetuk Senja.
Ketiganya saling bertatapan, membuat Rey, Angga, dan Langit bingung.
"Itu mereka ngapain, dah? Habis ketemu bokap nyokap lo malah jadi gitu," kata Angga.
Yap, ketiga cowok itu memang sedari tadi melihat adegan saat Yuana dan Jordy menghampiri tiga gadis yang sedang makan.
"Otak mereka emang agak konslet. Jadi, lo gak usah menghubung-hubungkan habis ketemu bokap nyokap Langit jadi kayak gitu," jelas Rey, yang langsung diangguki oleh Angga. Langit hanya menyimak.
"Bener juga, ya. Anjir lah, gue jadi ikutan konslet," jawab Angga.
"Lo juga sama aja," celetuk Langit, membuat Angga bingung.
"Lo sama aja kayak mereka, dodol," jelas Rey sambil menjitak kepala Angga.
"Ya, gue kan gak tahu," jawab Angga sambil mengusap jidatnya.
"Lo ege sih," kata Langit ketus, membuat Rey tertawa terbahak-bahak hingga membuat tiga gadis yang masih tatap-tatapan sadar dan langsung melihat Rey yang masih tertawa.
"Dia kenapa?" tanya Aura.
"Setres kayaknya," celetuk Senja, membuat Kayla menatapnya kesal.
"Apa!" cetus Senja yang melihat tatapan Kayla.
"Gak. Udah ah, gue mau lanjut makan," kata Kayla lalu duduk dan melanjutkan makannya. Senja hanya tertawa pelan.
Langit kini menghampiri Senja, duduk di depannya yang sedang makan dengan lahap, bahkan tidak menghiraukan Langit yang sedari tadi menatapnya.
"Lo kayaknya tadi udah makan," celetuk Langit.
"Terus kenapa?" jawab Senja dengan mulut penuh makanan.
"Jangan makan banyak-banyak, nanti sakit perut," kata Langit dengan muka datarnya.
Bukannya menjawab, Senja malah melanjutkan makannya, tidak menghiraukan Langit yang sudah mengomel tidak jelas.
"Eh, Ngit, nanti malem jadi, kan?" tanya Angga, membuat Senja langsung menghentikan makannya.
"Jadi," jawab Langit.
Senja jadi penasaran. Sifat keponya memang sudah mendarah daging, jadi ya begini. Yang tadinya asyik makan, jadi menatap Langit dan Angga bergantian dengan mulut yang masih penuh makanan.
"Telen dulu," kata Langit, membuat Senja sedikit terkejut.
"Emangnya siapa yang bakal terjun malam ini?" tanya Rey.
"Langit lah, anjir! Kemarin kan dia udah digantiin sama si Bima," kata Angga.
"Bagus deh, soalnya cewek bertopeng kucing yang bakal main nanti malam," jawab Rey, membuat Langit menatapnya.
Sementara itu, tiga gadis yang sedari tadi menyimak saling bertatapan, lalu dengan kompak mengangkat bahu, acuh.
"Kata si Jirdan, semalem dia ketemu sama cewek bertopeng kucing. Tapi, katanya topeng yang dia pake beda sama yang dua bulan lalu nantangin kita tanding," jelas Rey, membuat Angga dan Langit terdiam.
"Jadi, maksud lo cewek itu ada komplotannya?" tanya Angga.
"Gue rasa sih, iya. Gak mungkin cuma satu orang doang," jawab Rey lagi.
"Semalem dia ketemu dan nantangin tanding, habis itu dia langsung pergi gitu aja," jelas Rey lagi, membuat Langit dan Angga mengangguk.
"Kalian bahas apa sih? Cewek bertopeng siapa?" tanya Aura.
Ketiga cowok tampan itu seketika membeku. Mereka lupa kalau sedang bersama tiga gadis yang memiliki jiwa kepo tinggi.
"Eh, oh, itu... Cewek di anime, iya, kan?" jawab Angga sambil menatap kedua temannya, yang langsung diangguki.
Untung saja ketiganya mengangguk dan tidak bertanya lagi, jadi aman untuk mereka.
Kini semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang karena sekolah mengadakan pembubaran, membuat siswa dan siswi senang.
"Asyik, pulang cepet! Ayo ke kafe dulu, gue pengen beli kopi," ajak Senja.
"Gak dulu deh. Gue disuruh pulang cepet sama Bunda," jawab Aura, yang diangguki oleh Senja.
"Oke deh. Kalau lo, Kay, mau ikut apa enggak?" tanya Senja.
"Tentu saja..." jawab Kayla dengan sedikit jeda.
"Tidak," lanjutnya, membuat Senja merengut tidak suka.
"Yah, kenapa?" tanya Senja.
"Gue mau pergi sama Kak Rey," jawab Kayla, dan kini sudah siap untuk pergi.
"Ah, elah! Nasib jomblo gini banget," kata Senja sambil mengerucutkan bibirnya.
Plakk!
"Aduh!" ringis Senja karena bibirnya dipukul dengan buku milik Aura.
"Jomblo matamu! Itu si Langit gak lo anggap?!" sungut Kayla kesal. Senja menggaruk pipinya yang tidak gatal, menatap Kayla dengan tatapan polos.
"Bener juga. Tapi, gue masih gak mau nganggep dia," jawabnya lalu pergi begitu saja.
"Astaga! Emang dasar tuh cewek satu, ribetnya minta ampun!" kata Kayla frustrasi.
"Hahaha, biarin aja sih. Nanti juga kena karma tuh bocah," jawab Aura lalu keluar dari kelas diikuti oleh Kayla.
To Be Continued.
Huftt ga tau deh, kalo dikit maap lah ya ide gw mntok smpe stu, nnti in sya Allah gw usaha in bkl lbh bnyk lg, smga ska hehe
Okay see you next time 👋🤗
Jgn lpa tgglin jejak mu ya hehe, papai
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGSA (TAHAP REVISI)
Teen Fiction"Kenapa dari sekian banyak nya lelaki, kenapa harus elo yang jadi suami gue, udah gitu sama-sama bisa lihat hantu pula, kan serem." - Naomi Senja Putri. Naomi Senja Putri, gadis cantik yang sialnya di kenal gadis gila karena tingkahnya yang sering...
