14. Langsa

389 14 0
                                    

~happy reading ~
.
.
.
.

Masih di hari yang sama, malam yang indah dengan bulan bulat yang begitu bersinar menerangi malam, terlihat Senja yang asik dengan ponselnya tertawa terbahak-bahak saat ada adegan lucu di layar handphone nya itu. Langit berjalan menuruni tangga, melihat tingkah Senja yang hanya malas-malasan di sofa, berjalan mendekati Senja.

"Gue mau pergi, Lo di rumah mama ya" Kata Langit tiba-tiba.

"Mau kemana?"

"Pergi" Jawabnya singkat, membuat Senja kesal dan langsung mematikan ponselnya.

"Ya pergi nya kemana?!"

"Gue pergi sama Rey, Angga"

"Gue ikut"

"Gausah lah, udah malem, Lo di rumah bunda atau ga di rumah mama"

"Ga mau, gue mau ikut, lagian masih jam 7 besok juga libur kan" Katanya kekeh, bahkan sudah siap-siap untuk berdiri.

"Kata siapa?, Besok berangkat" Jawabnya, membuat Senja terdiam.

"Ya udah, kalo gitu Lo juga ga usah pergi" Kata Senja ketus.

"Ga bisa Nja, ada yang harus dibicarakan sama temen gue"

"Ya udah gue ikut, kalo lo ga mau gue bilangin Bunda kalo lo kemarin ninggalin gue sendirian, di tambah juga hukuman papah gue belum selesai kan" Kata Senja kekeh.

Langit terdiam, ternyata omongan temannya ada benarnya juga. "Oke-oke, Lo boleh ikut tapi ga usah bilang Bunda dan lagi nanti disana Lo ga boleh kemana-mana, di samping gue terus intinya" Kata Langit final, Senja mengangguk dengan tersenyum setelahnya berdiri untuk mengambil helm yang ada di meja kayu dekat dengan kamar mandi.

Senja keluar dengan Langit, tak lupa mengunci pintu karena kebetulan belum ada satpam yang menjaga rumahnya, setelah mengunci pintu Senja berjalan keluar gerbang yang sudah di tunggu Langit, tak lupa juga mengunci gerbangnya, berjaga-jaga takut ada maling masuk.

"Ayoo" Seru Senja setelah naik motor merah Langit.

Keduanya pergi dengan Senja berpegangan dengan jaket kulit Langit, Senja mendekat menumpukan dagunya di pundak Langit.

"Gue boleh peluk ga?" Tanya Senja sedikit berteriak.

"Boleh, yang erat takut lo nanti jatuh" Jawab Langit, Senja mengangguk dan setelahnya memeluk tubuh Langit erat, sangat begitu romantis keduanya. Langit yang mengusap tangan Senja agar sang istri tidak begitu kedinginan.

"Apakah pilihan gue bener? Apakah gue harus lanjut buka hati buat Lo?" Batin Senja bertanya dengan diri sendiri, dengan sesekali melihat Langit lewat kaca spion.

...

"Lama banget dah tuh orang satu" Celetuk Rey.

"Sabar, lagi debat sama Senja mungkin"

"Kata siapa lo?"

"Entah, kayaknya sih gitu gue curiga aja tuh nanti Senja ga mau ditinggal, ditambah kemarin di tinggal bentar kondisinya udah kayak gitu" Jelas Angga.

"Sebenarnya kita lagi nunggu siapa sih Rey?" Tanya Davin tiba-tiba, menyumulkan kepalanya di balik pintu yang terbuka lebar itu.

"Langit, bentar lagi sampai" Jawab nya tanpa mengalihkan pandangan nya.

Dan benar saja, tak lama terdengar suara motor ninja milik Langit, bisa Rey dan Angga lihat jika Langit dan Senja memasuki kawasan basecamp milik Black Eagle.

Senja sedikit terkejut jika dirinya bisa memasuki tempat seperti itu, ditambah lagi suasana basecamp yang lumayan sepi dan pencahayaan yang remang-remang, tidak seperti basecamp yang sering Senja lihat di film.

LANGSA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang