15. Langsa

383 14 0
                                    

~happy reading~

.
.
.


Terlihat seorang perempuan yang tengah asik menghirup nikotinnya menyandar kan punggungnya di kursi taman yang lumayan sepi, sesekali tertawa lirih.

"Ternyata kau sudah menikah, aku fikir kau masih mencintaiku Langit" Monolognya terlihat sangat putus asa.

"Apa aku harus terus mengikuti mu atau aku harus menyerah saja?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Aku sangat tersakiti, sudah dua kali kau menyakiti ku Langit, dulu kau beralasan jika ada sosok yang menghalanginya namun kenapa sekarang kau malah menikah dengan gadis yang benar-benar ku benci itu"

Hening, hanya ada hembusan angin yang lumayan kencang, bahkan sesekali terdengar jangkrik yang berbunyi. "Aku tidak akan menyerah, aku akan tetep merebut mu dari gadis sialan itu, aku tidak akan membiarkan mu bahagia Senja, dulu kau membuat kakak ku meninggal dan sekarang aku tidak akan membiarkan mu bahagia bahkan itu dengan Langit" Katanya dengan tajam, meremat rokok yang masih menyala itu.

...

Pagi hari pun tiba, matahari kini sudah menunjukkan dirinya, Senja terbangun dari tidurnya melihat sekelilingnya yang ternyata tidak ada Langit, hanya ada ponselnya yang tergeletak dengan menampilkan seorang gadis dengan paras cantiknya tersenyum, Senja mengkeryit menatap foto itu.

"L-lena, jangan bilang masa lalunya Langit itu Lena, adik dari Renzi" Kata Senja tak percaya, entah kenapa hatinya tiba-tiba begitu terenyuh melihat foto gadis yang sudah dia kenal lama.

"Eh udah bangun, mandi gih nanti terlambat" Kata Langit tiba-tiba.

Senja terdiam melihat kedatangan Langit, begitupun Langit dia terdiam kala melihat ponselnya di genggaman sang istri dengan cepat Langit pun mengambil ponselnya, menatap Senja yang hanya diam membisu.

"Nja, gue..."

"Lena, jadi dia cinta pertama lo?" Potong Senja.

Langit mengangguk pelan, Senja yang melihat pun tertawa kecil tersirat tidak percaya jika dugaannya barusan benar.

"Sorry Nja, gue barusan lagi lihat galeri dan ga sengaja nemu foto itu pas gue mau ngehapus tiba-tiba ada yang neken bel" Katanya merasa menyesal.

Senja hanya diam, dia bingung harus merespon seperti apa dia masih bingung dan tak percaya jika cinta pertama Langit iala adik dari cinta pertamanya, yang nyatanya sudah meninggal 2 tahun yang lalu.

Senja beranjak dari kasurnya, berjalan ke kamar mandi meninggalkan Langit yang hanya bisa diam membisu.

"Dunia begitu sempit, sampai gue kembali bertemu dengan lo" Batin Senja bersuara sendu.

Setelah acara mandi Senja kini menggendong tas birunya, berjalan keluar kamar saat turun dari tangga pertama yang Senja lihat disana ada Langit yang sudah rapih dengan seragam sekolah nya, tersenyum kecil menatap Senja.

"Sarapan dulu, gue udah..."

"Ga perlu, thanks udah masakin" Jawabnya ketus.

"Tapi, ya udah ayo berangkat bareng" Katanya lembut.

Saat Langit ingin meraih tangan Senja, dengan cepat Senja menjauh membuat Langit mengkeryit bingung, menatap Senja yang juga menatap nya dengan tatapan yang dingin, tidak pernah Senja sebegitu nya.

"Ga perlu, gue berangkat sendiri" Katanya, berjalan mengambil helm putihnya, berjalan meninggalkan Langit yang hanya bisa terdiam tak lupa mencium punggung tangan Langit. Walaupun begitu Senja masih ingat kesopanan.

LANGSA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang