5. Penerimaan

29 2 0
                                    

AWALNYA aku tidak ingin memaafkannya.

Aku hanya ingin... mencabik-cabiknya.

Namun, setelah satu minggu gila yang kualami dan mengetahui hal yang terjadi bahwa semua orang hanya menggunakan Nathan... Aku tidak bisa.

Aku benci perbuatannya, tapi aku tidak bisa membencinya.

Guntur menggelegar menghantam telingaku. Aku terbaring di tanah dengan guyuran air hujan dan angin kencang.

Badai itu kembali. Sial. Itu masih di sini.

Aku berjalan ke mercusuar dengan penerangan yang minim.

Ketika aku hampir kehilangan arah, gadis berambut biru menoleh ke arahku.

"Chloe?"

Dia mendengarku, tetapi dia cemberut dan berjalan meninggalkanku.

"Chloe, tunggu! Kamu harus mendengarkanku!"

Aku berlari mengejarnya sambil menangis.

"Kenapa kamu melakukannya, Max? Kamu mengkhianatiku."

"Maafkan aku, oke? Aku... aku merasa hanya... harus membantunya."

Chloe terdiam.

Petir menyambar dan sebuah kapal menabrak mercusuar mengakibatkan reruntuhannya jatuh ke arahku.

.

.

.

Aku membuka mataku dalam kegelapan. Meski begitu, suara burung pagi sudah menyapaku melalui celah jendela. Tidak lama, ponselku bergetar dan alarm-ku berbunyi. Aku mengulurkan tanganku untuk meraihnya.

Pukul 06.30 tertera di ponselku.

Setelah menyalakan lampu, mataku langsung menoleh ke arah sofa.

Kosong.

Tadi malam Nathan Prescott menginap di sini... Itu nyata atau mimpi?

Oh, man... Aku tidak tahu lagi.

Apakah Chloe marah padaku jika dia mengetahui ini? Aku seharusnya tidak membantu Nathan jika David ingin membalaskan dendam untuk Chloe, bukan? Itulah yang namanya keadilan.

Mengapa kamu usil sekali, Max? Kamu hanya harus diam dan tidak campur untuk urusan ini. Sekarang aku telah membuat Chloe marah karena telah mengkhianatinya.

Apa gunanya Chloe mengorbankan dirinya jika Nathan tidak dipenjara atau... mati?

Sia-sia saja, bukan?

Dan sekarang aku menghalangi David.

Aku mengusap wajahku dengan kedua tangan. Ponselku berdering. Sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal.

Terima kasih sudah membiarkanku menginap. Aku pulang ke rumah.

Oh, jadi itu nyata. Kemudian entah mengapa ada kelegaan dalam hatiku. Namun, Chloe pasti membenciku.

Sebuah pesan masuk lagi dari Warren.

Warren : Max, aneh sekali... tapi Evan bilang kemarin setelah jam malam, kamu menuju ke asrama laki-laki? Mau apa? Semoga kamu tidak mengunjungi Nathan, Max. Dia berbahaya.

Untuk sekali saja, Warren... Maafkan aku karena harus berbohong....

Max : Sebenarnya aku mau mengunjungi kamarmu karena kupikir bukuku tertinggal di sana! Ternyata ada di tasku. Sorry, Warren.

After The Storm (Life is Strange)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang