3. Musuh

28 2 0
                                    

AKU mengernyit.

Aku akan memastikan dia akan pergi ke neraka dan tidak akan kembali lagi.

"David, apa maksudmu?" Aku bertanya.

"Nathan tidak pantas mendapatkan kenyamanan dan pengobatan di rumah sakit jiwa, Max. Dia pantas mendapatkan neraka."

"David, rumah sakit jiwa ADALAH neraka baginya," kataku.

David menggeleng. "Kamu tidak mengerti apa maksudku, bukan? Tentu saja kamu tidak mengerti." Dia menunduk dan tersenyum canggung, tetapi ada sesuatu yang berat tergambar di matanya.

Aku menduga-duga apa arti neraka itu. Firasat buruk hadir memberikan sebuah jawaban yang membuatku takut dan kutolak mentah-mentah.

Napasku tersengah dan aku menggelengkan kepalaku. "Tidak. Anda tidak boleh melakukan itu, David!"

David mencengkram lenganku. "Max, apakah kamu akan membantuku atau tidak?"

"Tidak, David. Tentu saja tidak! Maaf."

Dia melepaskan lenganku lagi. "Bagus. Kalau begitu menjauhlah dari ini. Jangan beritahu siapa pun."

Warren menurunkan jendela mobilnya dan melempar pandangan pada kami.

"Semua baik-baik saja, Max?" Dia berteriak sedikit.

"Kembalilah ke asramamu dan tidur, Max. Terima kasih sudah datang. Jangan lupa untuk datang lagi setiap malam untuk menemani Joyce ya?"

Bibirku terkunci dan aku masih dilanda ketegangan. Kakiku bagaikan kayu yang dipaksa bergerak. Aku masuk ke dalam mobil tanpa memandang ke arah David lagi. Kami menuju asrama dalam diam meski Warren berusaha mengajakku bicara, tetapi aku sudah kehilangan diriku pada lamunan.

Kamu tidak perlu ikut campur dalam hal ini, Max.

Ini adalah apa yang pantas dia dapatkan karena telah membunuhku. Dan RACHEL. Dan menyakiti Kate.

Bajingan itu pantas mati, Max.

Biarkan David menghajar pantatnya untuk membayar apa yang dilakukannya pada Rachel... Padaku...

Tidak, Chloe!

Aku harus memberitahu Nathan bahwa hidupnya dalam bahaya. Sekali lagi.

Mobil Warren berhenti di parkiran. Setelah mengucapkan terima kasih padanya, aku langsung melesat ke asrama. Dia mengikutiku sampai di depan gedung, tetapi aku teringat. Warren tidak boleh tahu ini. Tidak ada yang boleh tahu ini. Belum.

Joyce menyayangi David dan dia memiliki alasan. Lagi, David belum melakukannya. Dia baru berniat, baru merencanakan... mungkin...

Aku merinding.

Namun, aku harus memperingatkan Nathan.

Aku tidak akan membiarkan Nathan terbunuh. Jika itu terjadi, maka itu juga salahku karena aku mengetahui, tetapi aku tidak melakukan apa-apa... Sama seperti yang terjadi pada Chloe... Dan jika begitu, maka aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri.

Lagi pula, Chloe meninggal karena aku yang membiarkan itu terjadi. Nathan yang menembakkan peluru, tetapi aku yang membawa Chloe kembali ke garis waktu ini supaya dia mati. Jika ada orang yang jahat di sini, itu berarti aku.

Aku tidak akan membiarkan Nathan mati di garis waktu ini. David juga lebih baik dari itu. Dia pasti akan menyesali perbuatannya. Aku bisa mencegah ini.

Tapi bagaimana?

Nathan... dia pasti tidak akan percaya padaku.

Dan aku juga tidak memiliki kekuatanku lagi. Jadi ini hanya... aku?

After The Storm (Life is Strange)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang