Chapter 6 (Simbiosis Mutualisme)

23 15 0
                                    

"Tapi kayaknya sakit bagian tubuh dia yang paling ia sukai ga sebanding dengan rasa sakit hatinya!"

- Gracia Ruby

***

"Vin, harus banget kita ngomongin kerjaan di sini?" tanya Gracia agak cetus.

Kini Gracia tengah duduk manis di GR Cafe milik Alzaky, Gracia sedang memperhatikan Gavin yang masih membaca dokumen-dokumen penting perusahaan. Iya, Gracia bekerja sebagai asisten CEO di perusahaan milik Gavin.

"Gavin!" panggil Gracia. "Mending kita di kantor aja lah."

"Di sini aja, kalo lu mau pesan kopi lagi silahkan," tatapan mata Gavin masih terpaku di dokumen-dokumen itu.

"Lama-lama gua kembung anying," cetus Gracia, ia memang sering berkata kasar kepada siapapun, termasuk pemilik perusahaan ditempat ia bekerja.

"Gua tau lu bosen pengen ngemil. Sana pesan, nanti gua yang bayar," suruh Gavin.

"IYA! trims sudah peka!" seru Gracia, ia meninggalkan Gavin dimeja nomor 18 yang berada di luar ruangan atau bisa disebut dengan cafe outdoor.

Gracia melangkah dengan perlahan, ia memikirkan makanan apa yang mau ia pesan sekarang. Saat membuka pintu masuk Cafe, ia terkejut melihat seorang pria.

"Hahahaha siapa ini?" ucap pria itu, ia berada di meja dekat dengan jendela. "Rapih bener lu."

"Eh punteun, selalu rapih gua mah," celetuk Gracia.

Gila, tuh kan bener di sini pasti ada manusia gila.

Batin Gracia.

***

Gracia telah selesai memesan pastanya, ia akan kembali ke meja nomor 18 yang berada di luar.

"Ci, sini dong, udah lama kita ga ketemu," pinta pria yang tadi.

"Ga dulu, gua lagi kerja." cetus Gracia, ia meneruskan langkahnya.

Pria itu berdiri, "Sini dulu bentaran, gua mau ngomong penting."

"Basi tau ga?!" Gracia memutar bola matanya malas.

"Ci.. gua kemaren liat postingan tweet lu, kok di postingan lu ga pernah ada Luna? Lu tau kan keberadaan dan keadaan Luna? Udah 5 tahun Ci.. tolong kasih tau gua, udah 5 tahun gua ngemis-ngemis gini ke lu supaya gua tau kabar Luna." Iya, pria itu Deandra Kavindra.

Deandra beranjak menghampiri Gracia, "Ci tolong gua, kemana Gracia yang gua kenal dulu? Dia dulu suka nolong gua, Cia please.. come on."

"Iya! gua dulu suka nolong lu dan gua nyesel pernah nolongin lu!" Gracia mendorong pundak milik Deandra dengan sekuat tenaganya.

"Dulu gua mau mau aja comblangin lo sama si Luna, padahal banyak cowok lain yang lebih dari lu dan ga brengsek kayak lu yang suka sama si Luna!" teriak Gracia, untungnya Cafe masih sepi.

"Stop ganggu gua, sampe kapanpun gua ga bakal ngasih tau apa-apa tentang temen gua!" Gracia hendak meninggalkan Deandra, tetapi Deandra berhasil menahannya.

"Please Ci kasih tau gua," pinta Deandra penuh harapan.

Gracia menarik nafas dalam-dalam, "Apa lu tau si Luna depresi pas putus sama lu?! dia stres!.. mungkin keliatannya lebay bagi lu, tapi itu semua nyata dirasain temen gua!" Gracia menahan bendungan air matanya, rasanya sangat sesak, karena matanya melihat semua yang dialami temannya dulu. "Rambut yang sering dia bangga-banggain itu sampe rusak gara-gara lu! rambutnya rontok parah karena stres, kuku kesayangannya udah ga pernah dirawat lagi, itu juga rusak gara-gara mikirin lu, DIANDRA ALUNA setiap kepikiran DEANDRA KAVINDRA dia suka mainin kukunya kasar, kadang sampe berdarah, dia ujungnya nangis kesakitan."

With(out) YOU  [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang