Chapter 36 (What The Fuck)

10 6 0
                                    

Saat Deandra hendak melepaskan cincin berlian milik Diandra lagi, Diandra berkata, "Sorry.. Luna udah nikah.."

Deandra tersentak, "Hah?"

"Iya, Luna udah nikah 6 bulan lalu," jelas Diandra lagi.

"Apasih Lun, prank nya ga lucu," balas Deandra, ia masih terkejut dengan candaannya itu.

"Siapa yang prank? ini buktinya jari manis Luna udah isi," ujar Diandra.

Cincin emas yang tadinya akan dipasangkan tepat dijari manis milik Diandra terlepas dari genggaman Deandra.

Deandra menoleh ke belakang, "Vin, serius si Luna udah nikah?"

Gavin hanya membalas dengan mengangkat kedua alisnya berbarengan, lalu memperlihatkan jari manisnya juga yang terdapat cincin yang sama persis dengan Diandra Aluna.

"HAHAHAHAHAHAHA," Deandra tertawa sekeras-kerasnya di taman yang sunyi itu, namun matanya mulai berlinang air mata. "Jadi.. lu nikah sama si Luna, Vin?"

Gavin beranjak mendekat ke arah Diandra lalu memperlihatkan kedua cincinnya, "Seperti yang lu liat Dra, cincin kita couple."

Deandra melihat kedua cincin itu dengan teliti, "Sumpah lu brengsek banget, Vin!!"

BUGH! BUGH!

Dua pukulan itu berhasil melayang pada pipi dan perut milik Gavin.

Gavin hanya diam saat Deandra memukulnya. Hal itu membuat Deandra tak memukulinya lagi, ia segera duduk di bangku tadi. Air mata mulai membasahi pipi milik Deandra, setelah 2 tahun ia tak menangisi wanita itu.

"Serius, lu bangsat banget Vin! lu temen gua kenapa lu nikahin orang yang sangat gua cinta selama 10 tahun? tega lu sama temen sendiri!" Deandra tak berani menatap pada Diandra saat ini karena ia menangis.

"Kenapa ga nunggu gua pulang, Lun? kenapa lu terima-terima aja nikah sama dia?" lanjut Deandra. Tatapannya lurus, sedangkan Diandra dan Gavin sedang berdiri di samping.

Deandra tak mendapat balasan apapun dari mereka, "Jawab woyyy! kalian kok bisa setega itu sama gua? terutama lu Gavin, kita temenan udah dari 2020, lu kok bisa setega itu sama gua hah?!"

"Gua tega sama lu, Dra? lu kali yang tega sama gua? lu yang duluan rebut dia!" tegas Gavin.

"Anjin.." setelah sekian lama, Deandra kembali mengumpat lagi untuk pertama kalinya.

"Bentar, gua nanti kesini lagi, nganterin dulu istri gua, istri gua lagi hamil, puyeng nanti dia," Gavin mengajak Diandra untuk pergi ke mobil terlebih dahulu.

Deandra lagi-lagi merasa di bunuh berkali-kali dengan perkataan. 'Diandra hamil? anak Gavin?' itu lah isi pikiran Deandra saat ini.

"AARGHHHHHHH," teriakan Deandra sembari mengacak-acak rambutnya asal di taman itu terdengar sampai parkiran taman, mungkin, saking kerasnya.

***

"Lu inget?" Gavin tiba lagi di pusat taman, berhadapan dengan Deandra. "Dulu gua cerita cuman ke lu doang Dra, gua cerita ke lu betapa gua suka sama si Luna, betapa gua cinta sama dia, betapa gua sayang sama dia. Terus lu seenaknya ngedeketin dia langsung setelah gua cerita itu semua. Gua mencoba ikhlasin si Luna demi lu saat itu, toh si Luna nya juga keliatan bahagia banget bareng lu. Eh ternyata salah, hubungan lu sama si Luna dulu toxic. Saking toxic -nya gua sampe pengen ngerebut si Luna dari lu. Tapi, dulu gua ga sebrengsek itu haha, nyesel kenapa ga dari dulu gua rebut si Luna dari lu."

"Lu ngapain sebut hubungan gua toxic sama si Luna dulu? lu aja ga tau cerita gua, jangan asal menyimpulkan!" tegas Deandra.

"Gua tau semua permasalahan konflik hubungan lu sama si Luna dulu," ungkap Gavin. "Dari Gracia Ruby."

With(out) YOU  [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang