Chapter 28 (Deep Talk)

9 8 0
                                    

Sudah seminggu berlalu setelah Diandra dan juga Deandra bertemu terakhir kali. Akhir pekan kali ini Diandra menghabiskan waktu bersama antek-anteknya seperti biasa dirumahnya.

Siang hari di kota Bandung cuacanya sangat cerah, saking cerahnya pasti orang-orang akan tahu dibaliknya.

"Panas gitu euy keluarnya juga cok," ujar Azara, ia terus saja melihat kearah jendela.

"Udah we mainnya di sini aja, masak-masak aja," saran Diandra, ia sangat berharap batal rencananya untuk bermain keluar.

"Panas gini mah bakal hujan gede bjir, yakin aing mah," balas Gracia dengan menggesek-gesek telinganya dengan tangan kanan.

"Jangan sampe anjir," spontan Gebby. "Gue malem mau ngedate anjay."

"Sama siapa lagi kali ini bjir?" balas Gracia.

"Ada deh pokoknya," jawab Gebby.

"Udah lah pertemanan kita bubar aja anying, ga pada terbuka juga," kesal Azara.

Azara benar-benar tak bisa menahan kesal saat ini, ia sebenarnya sudah menahan kesal dari lama sejak ia menyadari bahwa Gebby dan juga Diandra tak cukup terbuka di hubungan pertemanan mereka. Karakter Diandra memang tidak terbuka pada orang lain termasuk teman dan keluarganya, Azara pun masih bisa memaklumi sifat Diandra yang seperti itu. Namun Gebby, Gebby dulu sangat amat terbuka dihubungan pertemanan itu, sampai-sampai ia mendapat musibah jari kaki jempolnya terpentok meja pun ia ceritakan, tetapi Gebby telah jauh berubah dengan Gebby di masa itu.

"Sama siapa goblok?" ujarnya lagi.

"Ada pokoknya, artis," balas Gebby.

Azara banyak-banyak berfikir saat ini, dibenaknya selalu terdapat ketakutan hubungan pertemanannya itu hancur dengan karena tidak bisa terbuka satu sama lain. Azara memang mempunyai banyak teman dimana-mana, tapi menurutnya pertemanan ini lah yang paling membuatnya berkesan dan juga yang paling nyaman. Maka dari itu, ia sangat menjaga pertemanannya agar semuanya baik-baik saja walaupun sepertinya Diandra, Gebby, dan Gracia tidak menyadari perjuangannya.

"Gimana sama si Dean, Lun?" tanya Azara.

"Ga tau Zar, jadi bingung," balas Diandra.

"Cerita dong woy," pinta Azara sembari menepuk-nepuk paha Diandra yang sedang duduk menyilang.

"Minggu kemaren Luna bilang ke dia, kalo sikap dia dalam sebulan ke depan memenuhi ekspektasi Luna.. baik atau effort apalah, Luna bakal terima ajakan balikannya, sedangkan kalo sebaliknya, ya Luna bakal tolak," ungkap Diandra. "Tapi seminggu kemaren dia ga action apa-apa."

"Dia ngechat ga ke lu?" tanya Azara.

"Ngechat," Diandra menoleh kearah Azara lalu tersenyum manis. "Tapi ga Luna bales,"

"Ih tolol!" spontan Gracia.

"Ih kan Luna pengen liat perjuangan dia anjir, jadi Luna sengaja ga bales chat dia dari minggu kemaren," jelas Diandra.

"Bagus sih ide nya, tapi lo jangan nangis-nangis lagi kalo si Dean udah ga ngechat lo gara-gara ga di bales," ledek Gebby.

"Btw, sorry oot, Lun ga mau bikinin gue mochi matcha atau cookies kah?" tanya Azara, ia baru saja melihat ke arah toples kosong yang biasanya berisi cookies buatan sahabatnya.

"Hayu hayu," ajak Diandra pada teman-temannya untuk menuju ke dapur.

***

"Gimana kalo si Dean nyerah Lun?" tanya Gebby tiba-tiba.

"Kalo nyerah masih dalam waktu sebulan, Luna bakal bener-bener nolak dia!" tegas Diandra yang sedang membuat adonan.

With(out) YOU  [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang