Chapter 39 (Cut Off)

9 7 0
                                    

Everyone's got a limit.


***


Sesuai janji, Gavin malam ini mengumpulkan teman-temannya di cafe Alzaky. Tepat pukul 20.00 Deandra datang ke cafe itu, mereka ber tos ria seperti biasa.

"Gua mau to the point," ungkap Deandra. "Gua mau ngelamar si Luna besok."

"Ada yang keberatan?" lanjut Deandra.

"Ya kali gua keberatan anying," balas Alzaky.

"Sam? Vin? Ren?" tanya Deandra, ia melirik temannya satu-satu saat nama mereka disebut.

"Ngga, sok aja lamar anjir," celetuk Samudra.

"Armada aja lah gua mah," balas Daren.

"Armada apaan anying?" cetus Alzaky.

"Asal kau bahagia cok," tutur Daren.

"Gaya amat Armada hahaha," ujar Gavin.

"Gua tau, lu pada masih suka sama si Luna, sorry," Deandra membenarkan posisi duduknya. "Sorry, gua egois kali ini."

"Its okay, gua masih bisa suka sama cewe lain, ga kayak lu Dra," canda Gavin.

Beberapa detik suasana meja itu sangat hening.

"Lu serius pacaran sama si Cia? ga gimmick kan?" tanya Deandra pada Alzaky.

"Ya kali cuman gimmick anying," spontan alzaky. "Gua udah lama suka sama si Ciyang."

"Ciyang apaantuh?" celetuk Daren.

"Cia sayang," Alzaky terkekeh.

"Alay bangsat! ih pen muntah gua," teriak Daren.

"Ada yang lebih alay cuy," Gavin melihat sekilas ke arah Alzaky. "Lu pada tau kenapa dia bikin cafe dengan nama GR Cafe? itu singkatan nama si Cia anjir hahaha, Gracia Ruby, wkwkwk ga abis pikir gua."

"Hah?.. kok lu tau sih anying?" Alzaky menggosok-gosok wajahnya kasar, ia merasa malu sampai wajahnya memerah.

Gavin tertawa, "Tau lah hahaha."

"Hah, really???" spontan Deandra, ia tertawa keras.

Semua orang yang ada di meja itu pun ikut tertawa, termasuk Gavin. Gavin tertawa sembari berfikir keras, padahal ia hanya bercanda tentang perkataannya tadi, namun ternyata candaannya tadi itu sebuah fakta, wow.

"Udah sih, gua di sini cuman mau minta izin kalian buat lamar si Luna besok, gua pulang duluan," ungkap Deandra, ia mulai beranjak dari tempat duduknya.

"Goblog!" spontan Daren. "Gua udah bela-belain nolak job foto tadi anying, nongkrong dulu lah bro minimal sampe tengah malem, jagan langsung pulang cok."

"Diem dulu lah Dra, gua juga bela-belain kesini padahal kerjaan gua masih banyak tadi," ujar Gavin.

***

"Nyebat bro?" ucap Alzaky sembari menawarkan rokoknya pada Deandra.

"Gua udah stop ngerokok," balas Deandra.

Samudra terkejut, "Hah? seriusan?!"

Deandra hanya mengangkat kedua alisnya sebagai respon.

"Anjay keren bro," Daren menepuk punggung milik Deandra beberapa kali.

"Eh gua mau tanya Dra, mastiin aja sih ini," ucap Gavin. "Bener kalo lu dulu mutusin si Luna gara-gara di suruh si Melony? jujur aja."

Deandra menoleh kearah Gavin, "Tau darimana?"

"Jadi bener?" tatapan Gavin beralih menjadi tajam.

"Iya," singkat Deandra.

Gavin tak menyangka, "Serius? lu mutusin si Luna cuman nurut dibilangin sama temen lu itu dulu?"

"Gua ga sepenuhnya nurut, gua juga ngepertimbangin semuanya, si Ony cuman nyaranin putus aja ga sampe nyuruh-nyuruh harus putus," jelas Deandra.

"Lu pilih gua jadi ga izinin lu buat lamar si Luna atau lu harus putus hubungan pertemanan lu sama si Melony?" perkataan Gavin membuat semua temannya heran.

"Hah? emang kenapa Vin?" tanya Samudra.

"Sumpah, tuh cewe udah gila parah," Gavin menggeleng-gelengkan kepalanya.

Gavin pun menceritakan semua kejadian lengkapnya saat Deandra serta Melony bertengkar di Bandara 2 tahun lalu.

"Serius? Si Ony ga mungkin gitu, jangan ngejelek-jelekin nama temen gua Vin, gua temenan sama dia lebih lama daripada sama kalian," balas Deandra, ia sedikit emosi.

"Buka mata lu Dra, tanya aja sama si Luna langsung," ujar Gavin. "Kalo lu nikah nanti sama si Luna, dan lu masih punya hubungan pertemanan sama temen modelan begitu, rumah tangga lu bakal hancur perlahan."


***


TOK! TOK! TOK!

"Melony!!" teriak Deandra sembari mengetuk pintu kembali.

Pintu itu terbuka. "Ngapain kesini anjir, ada si Azka di dalem," spontan Melony saat sadar bahwa yang mengetuk pintu ialah Deandra.

Deandra memajukan langkahnya, "Gua mau ngomong, penting."

"Ntar aja, ada si Azka anjir," Melony mendorong tubuh Deandra pelan.

"Siapa beb?!" teriak Azka dari dalam rumah.

"Lu beneran ribut sama si Lu.." ucapan Deandra terpotong.

"Oh Deandra rupanya," potong Azka, ia tiba-tiba keluar dari rumah itu dengan senyuman.

"Yeah bro," Deandra tersenyum sembari menjulurkan tangannya untuk bersalaman. "Apa kabar?"

"Baik," balas Azka. "Tapi lebih baik kalo lu jangan terlalu deket sama pacar gua mulai sekarang."

"Hah?" Deandra mengerutkan dahinya. "Ahh hmm okay."

"Azka! apasih!" spontan Melony.

Saat mendengar perkataan pacar sang teman tadi, Deandra agak lega karena ia tak perlu menjelaskan panjang lebar untuk menjauhinya.

"Okay, see ya!" Deandra mulai melangkah pergi.

"Deandra!" panggil Melony.

Deandra menengok ke belakang, tepatnya ke arah Melony.

Deandra menghampiri Melony lagi, "Jaga perasaan cowok lu, ga semua orang bisa nerima kalo pasangannya punya temen lawan jenis yang deket banget. Sorry Ny, gua bukan mau memutuskan hubungan sama lu, gua mau kita tetep temenan tapi jangan sedekat dulu ya? ada hati yang harus gua jaga juga mulai sekarang."

"Temen kamu aja ngerti tuh, aku harus marah kayak gimana lagi biar kamu ngerti kalo aku cemburu dengan kedekatan kamu sama temenmu hah? kamu lebih memprioritaskan temen daripada pasangan. Bayangin 8 tahun aku ngalamin hal kayak gini," keluh Azka pada Melony, yang tentu saja Deandra juga berada di tempat yang sama.

"Sorry," kata Deandra. "Ony, gua harap lu bisa lebih dewasa, jangan pernah nyakitin orang lain ya? nanti nyesel kayak gua."

Deandra hendak meninggalkan mereka, "Eh iya, by the way nanti datang ya kalian ke pernikahan gua sama Luna, soon."

"Nanti gua send undangannya," lanjut Deandra.


***

Jangan lupa follow my Instagram @rsmayaaa_ & @luvvryz

Kalo suka sama ceritanya jangan lupa vote and comment, kalo ga suka.. ya tetep harus vote and comment xixi.













With(out) YOU  [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang