Si Tampan

971 160 14
                                    

Happy Reading....

.
.
.

Matahari masih bersembunyi, hanya tampak semburat cahaya tipis yang menghiasai langit. Tapi Sasuke masih duduk disini bersama Hinata, masih mendengarkan berbagai cerita Hinata tentang teman-temannya disekolah.

Harusnya ia sudah pergi satu jam yang lalu, namun Sasuke merelakan tiket busnya hangus dan mengejar jadwal bus berikutnya.
"Hinata...,"

"Mereka kadang menggangguku juga..,"
Hinata terus bercerita, tidak menggubris panggilan Sasuke.

"Hinataaa..,"

Hinata menggeleng dan menoleh kearah Sasuke, mengisyaratkan kalau Hinata masih belum selesai bicara.
"Oh aku juga lupa.. kalau aku punya teman yang.........,"

Sasuke terdiam, kembali mendengarkan Hinata yang terus bercerita, sesekali ia juga ikut tersenyum saat Hinata tertawa kearahnya.
"Hintaaa.. aku harus pergi..,"

Hinata sama sekali tidak mendengarkan Sasuke,  ia merasa waktu berjalan begitu cepat, bahkan Hinata sampai tidak tau harus cerita apalagi untuk menahan Sasuke disini.
"Ibu akan menghabisiku jika nilai fisikaku kali ini tidak naik... dan aku sangat benci fisika..,"

Sasuke tersenyum, hanya senyum tipis untuk menyembunyikan perasaannya yang tidak tega untuk meninggalkan Hinata, tapi matahari semakin meninggi tentu Sasuke harus cepat pergi sebelum ketinggalan bis lagi.
"Hinata..aku---

"Lima menit lagi..," lirih Hinata

"Aku akan ketinggalan bis lagi Hinata.. aku harus pergi..,"

Hinata menggeleng,
"Aku mohon..,"

Kali ini Sasuke yang tidak mau menanggapi Hinata, ia malah bangkit sambil menenteng tas besar dipundaknya.

Mau tidak mau Hinata ikut berdiri, mengikuti Sasuke yang sudah berjalan lima langkah didepannya.
"Niisan..,"

Sasuke menghela napas, tidak tega juga meninggalkan Hinata begitu saja.
"Apa lagi ?," tanya Sasuke kembali berbalik menatap Hinata.
Ia melihat Hinata yang tertunduk lesu, rambut panjangnya menjuntai memenuhi bahu dan poni kudanya yang menutupi seluruh dahinya. Benar-benar anak kecil yang sekali lagi membuat Sasuke tersenyum.
"Aku harus pergi Hinata... aku akan menelphonmu..,"

Hinata langsung menengadah,
"Sungguh ?,"

Sasuke mengangguk,

"Memangnya kau punya nomerku ?,"

Sasuke mengangguk lagi,

Tapi Hinata malah menyatukan kedua alisnya,
"Kalau punya kenapa tidak pernah menghubungiku ?,"

Huh ?
Kenapa Hinata malah tampak marah padanya, padahal jawabannya sudah jelas, setiap hari dia bertemu Hinata jadi tidak perlu menghubunginya kan, tidak ada yang penting juga.

"Kalau begitu jangan lupa kabari aku.. aku menunggu !!,"

"Hn.. aku pasti akan menghubungimu..!!"


.
.
.
.

Geser,

Keluar,

Geser lagi,

Keluar lagi,

Hah, kalau tau begini Hinata tidak akan berharap seperti ini. Ponselnya bisa-bisa semakin tipis jika Hinata setiap menit mengusapnya.

Seharusnya jangan bilang mau menghubungi kalau ternyata sudah hampir seminggu Hinata sama sekali tidak mendapat kabar dari Sasuke, bahkan nomernya pun sampai sekarang Hinata masih belum punya.

-HIDDEN LOVE-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang