Robekkan Di Bibirmu

1K 118 18
                                    


-Hidden Love-

.
.
.

Sasuke, Hinata, dan Neji berdiri dipintu keluar, membantu Sai memberi salam perpisahan kepada para tamu dan beberapa kenalan mereka.

Hingga saat Shikamaru tiba dipintu keluar, dia menatap tajam kearah Sasuke dan Hinata.
Sampai bebeberapa saat dia pun berkata."mendokusai!!.." sebuah kata andalan, yang membuat Sasuke yakini kalau kata merepotkan itu memang ditujukan untuk dirinya.

"Kenapa dia ?," bisik Hinata.

Sasuke mengangkat kedua bahunya,
"Tidak tahu.. abaikan saja !!,"

.
.
.

"Maaf.. kau harus menunda kepulanganmu.. ibu sangat memaksa untuk mengajakmu makan bersama dirumah..,"

Sasuke tersenyum, mengusap lembut pipi Hinata.

"Atau kalau kau repot, aku bisa bilang lagi pada ibu untuk membatalkan makan bersamanya..,"

"Kenapa baru bilang sekarang hn ?.. kita sudah hampir sampai dirumahmu..,"

Hinata bergelayut manja dilengan Sasuke, langkahnya terhenti saat angin berhembus kencang, membuat rambut panjangnya berkibar tak beraturan.

"Dingin ?," tanya Sasuke.

Bukannya menjawab, Hinata malah melingkarkan tangannya dipinggang Sasuke.
"Beri aku kehangatan..,"

Sasuke menggeleng,
"Kita sudah dekat dengan rumahmu.. bisa bahaya kalau ada yang lihat..,"

"Eemm.. sebentar saja.." rengeknya.

"Hinataaa.. jangan sekarang,.."

Entah mengapa penolakkan halus itu mencubit sudut hati Hinata, membuatnya melepas dan mundur perlahan.

"Jangan buat ekspresi seperti itu..," ucap Sasuke sambil meraih kedua jemari Hinata,"percayalah.. aku pun menginginkannya.. tapi jangan sekarang ya.. aku butuh persiapan untuk bertemu ibu..,"

Hinata menengadah, menatap kekasihnya.
"Kau akan jujur dengan ibu ?,"

Sasuke terdiam sesaat, entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal hatinya.
Bukan takut__, hanya saja, Sasuke merasa kalau semua tidak semudah yang ia bayangkan.
"Iya.. tapi bukan sekarang, aku akan mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan keluargamu.., terutama pada Neji dan ayahmu..,"

Hinata mengangguk pelan,
"Hn.. sepertinya kita harus jujur dengan Neji-niisan terlebih dahulu..,"

Sasuke tersenyum, mengusap lembut surai Hinata.
"Biar aku yang bicara dengan Neji.."

"Bicara apa ?,"

Sasuke dan Hinata menoleh bersamaan,

Neji masih berdiri tidak jauh dari mereka, napasnya masih teratur dan rendah, hanya saja Neji sudah menahan mati-matian gejolak dihatinya saat melihat tangan Sasuke menggenggam jemari Hinata.

Paham akan pandangan Neji pada jemarinya, Hinata langsung melepas paksa genggamannya dengan Sasuke.

"N-Niisan..," seru Hinata mencoba berjalan menghampiri Neji.
Jantungnya berdetak tak karuan, kakinya seketika lemas saat entah dari kapan ada kakaknya disini.
Seberapa banyak Neji melihatnya ?
Atau Seberapa banyak Neji mendengar percakapan mereka ?
Pokoknya semua hal itu membuat Hinata meneguk ludah dengan paksa.

-HIDDEN LOVE-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang