Pengakuan

977 108 54
                                    


-HIDDEN LOVE-

Tidak ada yang namanya ketenangan, semua kalimat yang mengacu padanya hanyalah sebuah omong kosong yang selalu melingkupi kehidupan manusia dimanapun mereka berada.

Yang jelasnya, tidak ada manusia yang baik-baik saja didunia ini. Ketenangan hanya dongeng semata yang memang tidak pernah ada.
Kehidupan memang sebuah siklus yang tidak bisa jauh dari kelahiran-hidup-bahagia-menderita-mati, dan akan begitu sampai dunia ini berada dititik kehancurannya.

Jika memang ada yang namanya ketenangan, semua itu hanya ada didunia mimpi yang semu, dunia yang tidak pernah ada, dunia yang hanya diciptakan oleh ilusi kita sendiri.

Dan Sasuke menyadari itu, ketika tangannya mengusap peluh yang membanjiri dahi, otaknya berputar mengingat-ingat mimpi yang barusan merajah didalam tidurnya.

Mimpi yang tidak bisa dikatakan indah, tapi tidak buruk juga. Hanya saja, mimpi itu seperti sebuah kenyataan yang membuka pikiran Sasuke, mempertontonkan dan memberitahunya bahwa hidup tidaklah melulu tentang kebahagiaan.

Ada kalanya Sasuke di ingatkan lewat mimpi bahwa ada sosok yang selalu menghalanginya untuk melangkah menyambut kebahagiaan.

Teror dari sang ayah yang selalu mengatakan bahwa kehidupan hanyalah mampir sejenak untuk minum kopi, jangan kau buat rumit hidupmu dengan melibatkan yang namanya cinta.
Kalimat konyol itu sering membuat Sasuke terbangun dari tidurnya.

"Jika hidupmu tidak ada cinta, kenapa aku ada ? Cintamu pada ibu apa hanya omong kosong ?"
Sasuke memejamkan matanya sesaat, pikirannya melayang mengingat kenangan masalalu yang menyeretnya kelembah penderitaan yang tak kunjung usai.

Sasuke menurunkan kakinya dari ranjang, terdiam beberapa saat membiarkan aliran darahnya berjalan keseluruh tubuh, baru kemudian dia bangkit untuk mengambil segelas air di meja nakas.

Sudah hampir dua bulan Sasuke tidak mimpi buruk lagi, semenjak hadirnya sebuah kebahagiaan, luka menganga dihatinya perlahan mulai tertutup oleh salah satu kebahagiaan yang tidak terduga.

-Hinata-

Satu nama, satu kata, satu orang yang mampu membuat Sasuke sadar bahwa masih ada kebahagiaan yang melingkupi hidupnya.
Menutup banyak bagian luka yang sejak lama tidak pernah terobati, atau mungkin Sasuke memang tidak pernah berniat mengobatinya.

Sasuke terlalu menarik diri, menimpakan semua beban kepada pundaknya, seakan dia mampu, dan harus mampu demi ibunya. Namun demikian, Sasuke mengaku kalah pada dirinya sendiri.

Semenjak kehadiran cinta, Sasuke sedikit terhuyung, menjatuhkan beban hidupnya sebentar hanya untuk sejenak memeluk hangatnya sebuah hubungan cinta.

Sasuke tersenyum, mengintip sedikit dari celah pintu kamar Hinata yang terbuka. Setelah insidennya dengan Neji tadi, Sasuke tidak berani mencuri-curi kesempatan saat berada diwilayah kerajaan Hyuga.
Dilihatnya Hinata yang tertidur manis dengan selimut yang membalut hampir seperempat tubuhnya.

Setelah merasa puas dengan dirinya, Sasuke perlahan menutup pintu, kakinya berjalan menuruni tangga, tapi tepat berada dianak tangga ketujuh, Sasuke terdiam. Entah mengapa hatinya terasa gundah, pikirannya mengekspos banyak kekhawatiran tentang sebuah kata cinta.

Diapun merendah, terduduk dianak tangga dengan keadaan minim cahaya karna memang semuanya masih tertidur.

Mimpinya tadi sudah merusak suasana hati Sasuke, ia teringat oleh ibunya yang masih terbaring koma dirumah sakit sejak beberapa tahun belakangan ini.
Hingga tiba-tiba Sasuke mengusap setitik air mata yang jatuh dipermukaan wajahnya.

Kerinduan ibunya membuat Sasuke teringat ucapan dokter bahwa mungkin sudah tidak ada harapan lagi yang tersisa untuk mempertahankan ibunya. Tapi Sasuke yakin, ibunya pasti akan bangun.
Akan Sasuke lakukan apapun agar ibunya bisa sehat kembali seperti dulu.

-HIDDEN LOVE-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang