-Lebih dari indah-

1.4K 104 9
                                    

-Hidden Love-

.
.
Selamat membaca !

....
Ada sebuah rasa yang tidak bisa diartikan, dibawah teduhnya wajah Hinata yang terpejam, Sasuke memandangnya lekat.
Hatinya kembali berdesir saat melihat cairan bening bercampur sedikit darah yang menempel disepanjang batang kemaluannya.

Bibirnya melengkung membentuk senyuman kebanggaan tersendiri saat dialah orang pertama untuk Hinata. Dan akan Sasuke pastikan juga bahwa dia lah satu-satunya pria yang akan merasakan tubuh Hinata.

"Apa yang kau lakukan ?," lirih Hinata, matanya seketika terbuka bersamaan dengan kakinya menekuk gusar saat Sasuke meraba pahanya.

"Aku hanya ingin membersihkannya..," jawab Sasuke sambil memperlihatkan sekotak tissu yang ada ditangannya.

Hinata menghela napas, kakinya kembali lurus dengan mata yang kembali terpejam mengabaikan Sasuke.
Entah mengapa matanya tidak mau berkompromi, tubuhnya terasa lelah dan lemas hingga mengundang kantuk yang tidak bisa di tahan lagi.

Melihat Hinata yang kembali tertidur, Sasuke sedikit membuka lebar kaki Hinata. Dengan lembut tangannya menyapu sisa-sisa hasil percintaannya.
"Maaf Hinata,," gumam Sasuke lagi saat kembali melihat coretan darah yang masih setengah basah melekat pada kain seprainya.

Setelah selesai membersihkannya, Sasuke menarik selimut untuk menutupi tubuh Hinata.
Di pandangnya sejenak lalu memberi satu kecupan dibibir ranum itu,"Hinata bangun...,"

Hinata melenguh, alisnya berkerut menandakan kalau dia tidak suka diganggu. Matanya pun masih enggan terbuka, kemudian tangannya mendorong pelan tubuh Sasuke untuk menjauh.

Sasuke pun tersenyum memahami,
"Aku lapar sekali Hinata, kau tidak lapar ?,"

Hinata mengangguk singkat diambang tidurnya.

"Kalau begitu aku akan memasak sesuatu untuk kita, nanti aku bangunkan kalau sudah siap..,"

kemudian Sasuke beranjak, tangannya juga memungut semua bajunya dan baju Hinata yang berceceran diatas lantai. Meninggalkan Hinata didalam kamar sebelum mengatur suhu Ac agar tidak terlalu dingin, karna diluar sedang hujan.

.
.
.

Hujan diluar sedikit meredup, namun suara gemuruh petir dan kilatannya masih terdengar dengan sesekali memancarkan kilatan cahaya yang memasuki kamar melalui celah-celah kecil fentilasi kaca.

Hinata melenguh lemah, kelopaknya mengerjap sayu seiring dengan tubuhnya yang bergerak gusar dibawah selimut. Setelah sedikit mengambil kesadaran, Hinata mendapati kamar ini terasa sedikit lebih dingin.
Jemarinya meraba perut hingga ke paha polosnya, seakan mengingatkan Hinata tentang kejadian beberapa saat lalu.

Dipandangnya semua sudut ruangan, tapi Hinata tidak menemukan sosok yang ada dipikirannya.
Ia juga sempat tersenyum tipis ketika otaknya dengan sangat jelas mengingat bagaimana ia bercinta dengan Sasuke.

Entah apa yang Hinata rasakan saat ini, yang jelas jantung Hinata masih senantiasa berdetak kencang atas segala hal yang ia lakukan dengan Sasuke. Dimana saat sentuhan pria itu mampu membuat Hinata mendesah dan mengerang kenikmatan disaat yang bersamaan.

Hinata mengusap air wajahnya, ia sangat malu jika mengingat semua itu.
Bagaimana ia akan bertemu Sasuke setelah ini ?

Tangan Hinata pun terulur, meraih selimut untuk ia lilitkan pada tubuhnya. Telapak kakinya merasakan lantai yang begitu dingin.

"Aarggrh...," Hinata mengerang lirih saat kakinya melangkah kecil. Matanya pun terpejam menahan perih pada area kewanitaannya.
Jujur Hinata tidak menyangka jika rasa sakitnya masih membekas hingga kini.

-HIDDEN LOVE-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang