Disini kini Abian berada, di depan sebuah griya yang cukup untuk ditinggali 4 orang. Pintunya sedikit terbuka, menandakan orang lain sudah lebih dulu berada di situ. Samar samar Abian mendengar suara seorang gadis dan pria sedang beradu.
Ia segera masuk ke dalam, terlihat disana seorang pria dan gadis sedang beradu pendapat.
"Kau, Abian bukan?"
"Iya, kau?" tanya nya balik pada gadis berambut pendek itu.
"Aku Anita Senjana, kau bisa memanggilku Ana, dan ini Arjuna." Ana menjabat tangan Abian, sekaligus memperkenalkan pria yang sudah duduk terlebih dulu.
"Aku bisa memperkenalkan diri ku sendiri." katanya datar, sementara Ana melihat ke arah nya dengan tatapan sebal.
"Oh, kukira kau tidak bisa bicara."
"Kalau kau lupa, kita sudah berdebat lebih dari 7 menit nona Ana," Arjuna menekankan kata nona.
"Jadi ini yg dimaksud Ancala dan Andala itu mirip namun tidak bisa disatukan," kata Abian lirih sembari mengingat golongan dari kedua orang tersebut.
Sementara Ana, memilih untuk ke dapur setelah berkenalan dengan Abian, ia tengah melihat apakah ada sesuatu yang bisa disajikan.
Abian celingak celingukan seperti mencari sesuatu, dan Arjuna menyadari hal itu.
"Kau mencari apa?" tanya Arjuna pada Abian.
Abian menggeleng pelan, "kenapa kita hanya bertiga?"
"Mungkin satu orang lagi tersesat, sebentar lagi juga pasti datang." Ana menyahut dari dapur. Abian mengangguk mengerti, lalu duduk di sofa yang bersebrangan dengan Arjuna.
"Permisi..." Suara lirih itu mengalihkan atensi Abian dan Arjuna.
"Aku -" Ucapan gadis itu diinterupsi.
"Tidak perlu kaku, duduk saja." Setelah mendapat ijin dari Arjuna, gadis itu segera duduk di bangku yang berhadapan langsung dengan Arjuna.
"Oh kau sudah sampai, kebetulan aku membuatkan minuman. Aku Anita Senjana, kau bisa memanggilku Ana." Ana mengulurkan tangannya, dan dibalas oleh Gadis itu.
"Anuradha Zanitha, bisa dipanggil Ara." Anuradha tersenyum manis.
Abian berpindah tempat di samping Arjuna, lalu berbisik pelan ke pria yang lebih pendek darinya tersebut.
"Nama panggilan mereka sama sama melenceng, dan juga mirip." Arjuna mengangguk setuju dengan kata Abian.
"Jangan hanya dilihat, ayo diminum." Ana mempersilahkan mereka untuk minum.
"Tidak ku sangka kau bisa melayani orang dengan baik, ku kira kau hanya bisa dilayani Nona muda." kata Arjuna menggoda dengan menunjukkan senyum miringnya.
"Kau benar benar menyebalkan." Ana merengut pada Arjuna, ingin sekali ia menampar wajah pria tersebut, mana katanya anak golongan Andala itu pendiam? Arjuna itu benar benar cerewet bagi Ana.
"Kalian sudah dekat ya?" Ah akhirnya isi hati Abian keluar juga, terimakasih kepada Anuradha karna sudah mewakili pertanyaan dari pikiran Abian.
"Kami bahkan baru bertemu setengah jam yg lalu," sanggah Ana.
"Oh, tapi kalian seperti sudah saling mengenal." Sahut Abian.
"Dia cukup terkenal, anak dari seorang selebriti yang sedang naik daun, kalian tidak tau?" Keduanya menggeleng, mereka berdua memang tidak mengikuti berita artis yang sedang naik daun, Anuradha karna keterbatasan tekhnologi dan Abian karna sibuk olahraga atau memanah, keduanya jauh dari gosip selebriti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Loka
FantasiaAksa loka adalah salah satu sekolah sihir di Indonesia yang mengambil beberapa siswa siswi setingkat smk/sma di setiap daerah. Sekolah yang penuh keajaiban dan misteri menanti kalian. Apa kalian sudah siap? Ayo menjelajahi Aksa loka bersama dengan...