Baca lebih dulu bisa di Karya Karsa aku ya part-nya sudah lebih banyak, link ada di bio atau bisa dicari username katatiwi. Terima kasih supportnya.
Enjoy!
---
Ketukan sepatu terdengar lebih nyaring siang itu. Ujung heels beradu dengan lantai marmer mengeluarkan suara berirama selaras dengan kaki yang melangkah mantap. Seorang dosen muda dengan rambut bergaya bob tampak rapi dengan setelan rok span selutut dipadukan dengan kemeja putih yang dilapisi blazer. Digulung hingga siku.
Cantik, anggun dan terlihat sangat berkelas.
Satu langkah di belakangnya menyusul laki-laki yang lebih tinggi. Dengan rambut rapi disisir ke belakang, memakai kemeja warna krem ditemani celana chino dan sepatu pantofel menyelimuti kakinya.
Tampan, rapi dan terlihat sangat pintar.
"Ini dua orang kalo jadian pasti bikin kampus geger,"celutuk seseorang di sebelah Vanka. Yang sedari tadi menunduk hingga akhirnya mengangkat kepalanya.
Ia mengangguk asal menyetujui ucapan gadis di sebelahnya, yang kalo Vanka tidak salah ingat bernama Retno.
"Selamat siang, rekan-rekan semuanya."
"Siang, Bu Sofi."
"Hari ini saya membawa Pak Bumi yang akan menjadi asisten saya untuk satu semester ke depan. Jadi beliau yang nanti akan membantu semua urusan perkuliahan kita termasuk soal ganti jadwal, kuis, ujian atau mengambil alih kelas jika saya sedang tidak bisa mengajar."
Semua orang tampak mulai penasaran. Merasa aneh dengan kemunculan Bumi yang bisa dikatakan hampir ada di setiap kelas. Entah sebagai asisten atau dosen pengganti.
"Jika ada yang penasaran soal beliau bisa tanya lewat saya, biasanya beliau tidak menerima pertanyaan pribadi dari mahasiswa. Biasa lah banyak yang modus tanya soal preferensi bacaan, selera musik ujung-ujungnya nanya udah punya pacar atau belum. Maklum masih muda,"selorohnya. Membuat kelas kembali tertawa.
Mungkin karena kelas saat ini adalah pascasarjana dan kebanyakan mahasiswa sudah lebih dewasa, tidak riuh seperti kelasnya tadi pagi. Jadi Bumi tidak terlalu pusing dengan candaan Sofi yang suka melemparnya jadi umpan pada mahasiswa.
Bumi langsung mengenalkan diri walaupun ia tahu bahwa mereka yang kini melemparkan senyum sudah mengenalnya dari minggu lalu. Di perkenalan pada kelas yang lain.
"Nama saya Bumi Chandrika. Mohon bantuan dan kerja samanya."
Suara itu membuat Vanka kembali mengangkat wajah. Terdengar sangat familiar di telinganya namun matanya tak langsung mengenali.
Pikirannya langsung berkelana. Dimana ia pernah mendengar suara ini?
---
"Ketemu lagi,"tegur Bumi. Mengambil tempat kosong di sebelah Vanka yang kali ini ia temukan masih melamun di halte bis depan kampus.
Vanka menoleh. Tertegun sesaat untuk mencerna informasi kini masuk dalam kepalanya. Melihat wajah Vanka yang bingung membuat Bumi terkekeh.
"Kayaknya kamu belum ingat."
Vanka langsung tergagap. "Kamu asisten dosen itu?"
"Iya. Bumi Chandrika, kalo kamu lupa."
Dijawab langsung begitu membuat Vanka meringis. "Sorry, pak. Gak sopan."
Bumi kembali tertawa. "Gak apa-apa. Di luar kampus saya bukan siapa-siapa. Gak usah sungkan begitu."
Vanka mengangguk. Kembali menatap ujung sepatunya hingga menarik perhatian Bumi sehingga laki-laki itu ikut memperhatikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Princess [FIN]
RomanceApa yang paling penting dari sebuah kehidupan? Apa yang paling bermakna dari sebuah pencapaian? Proses. Unsur. Hara. Tidak ada yang jauh lebih penting dari setiap molekul yang membentuk sebuah proses hingga mampu bergerak menjadi kehidupan. Bergerak...