Baca lebih dulu bisa di Karya Karsa aku ya part-nya sudah lebih banyak, link ada di bio atau bisa dicari username katatiwi. Terima kasih supportnya.
Enjoy!
---
Matahari belum muncul. Tapi suara dari berbagai macam kegiatan pagi itu mulai terdengar. Riuh kendaraan bermotor juga mulai saling sahut menyahut.
Hari itu hari minggu. Hari dimana Bumi kembali pada pekerjaan pertama kali yang menghasilkan untuknya. Menjadi karyawan di minimarket bude.
Hari ini sudah banyak pesanan pengantaran dan pemasangan gas terutama ukuran tiga kilo gram. Ada juga yang dibarengi dengan permintaan pengisian ulang galon air mineral.
Bumi sudah siap dengan celana pendek dan kaos berwarna hitam dengan topi berwarna sama. Ia harus datang lebih pagi untuk membantu membuka rolling door minimarket yang kadang suka nyangkut.
Setelah menutup pintu, ketika berbalik ia menemukan dua orang laki-laki dengan pakaian sangat rapi dengan jas dan celana formal. Bahkan kaki keduanya dipasangkan sepatu yang suka sama.
Dahinya mengernyit. Kelebat bayangan soal kejadian semalam kembali menyapa pikirannya. Bumi berharap hal ini tidak ada hubungannya.
"Pagi, Pak Bumi Chandrika."
Dua orang ini sudah mengenalinya. Mereka bahkan tidak repot-repot untuk mengonfirmasi namanya.
"Ya, ada yang bisa saya bantu?"
Salah satu dari mereka mengulurkan paper bag berukuran sedang. Juga dengan salah satu amplop putih.
"Ada paket."
Dengan ragu, Bumi mengambil kedua benda itu. Belum berniat untuk mengintip isi didalamnya. Ia masih menatap dua orang laki-laki berwajah kaku tersebut.
"Dari siapa?"
Keduanya kompak menggeleng. "Nanti setelah membaca suratnya, anda akan mengerti."
Tegas, tanpa bisa dicegah keduanya langsung pamit. Berjalan amat cepat hingga hilang diujung gang. Bumi masih mematung ditempatnya, mulai menebak apakah dua orang itu sudah menunggunya keluar dari rumah sehingga muncul di waktu yang tepat?
Karena mungkin jika mereka mengetuk pintu, bisa saja bukan Bumi yang akan muncul pertama kali?
Sapaan dari tetangganya yang baru keluar rumah sembari mendorong motor bebeknya membuat Bumi mengalihkan pandangan. Ia tersenyum sembari mengangguk sopan.
"Udah mau narik, bang?"
Si tetangga yang sudah menggunakan jaket dan helm berwarna hijau menganggukkan kepala.
"Iya, lebih banyak pelanggan jam segini."jawabnya. "Lu mau kemana? Bukannya udah dapet kerjaan di bank katanya?"
Bumi mengangguk sembari tersenyum lebar. "Masih kurang, bang. Gaji dari bude lumayan buat nambahin duit jajan adek-adek."
Si abang tertawa renyah. "Emang susah jadi ditonjok dari atas sama dari bawah. Gue dulu juga begitu sebelum adik-adik gue lepas. Makanya sekarang gue lagi menikmati hidup jadi ojek online dulu."
Laki-laki yang ia panggil abang itu bernama Rendra, sudah lama jadi tetangganya, selain Bude, Rendra juga yang dulu menunjukkan banyak pekerjaan yang bisa ia lakukan tanpa meninggalkan sekolah.
Dari Rendra ia banyak belajar untuk terus bertahan jadi tulang punggung keluarga, dulu sebelum bekerja menjadi ojek online, Rendra pernah bekerja di pabrik dan kantoran. Banting tulang kerja siang malam untuk melunasi hutang-hutang yang ditinggali mendiang orang tuanya sembari terus berusaha menghidupi adik-adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Princess [FIN]
RomanceApa yang paling penting dari sebuah kehidupan? Apa yang paling bermakna dari sebuah pencapaian? Proses. Unsur. Hara. Tidak ada yang jauh lebih penting dari setiap molekul yang membentuk sebuah proses hingga mampu bergerak menjadi kehidupan. Bergerak...