6. Olimpiade 2

734 142 29
                                    

Jidan sampai di rumah sekitar pukul 06.00 sore. Ia memasuki pintu gerbang rumah mewahnya di sana terlihat mobil kakaknya sudah ada Jilan Jivan sudah pulang lebih dulu dari Jidan.

"Aku pulang" sahut Jidan.

Di dalam sudah ada Melvin yang tengah duduk sambil minum teh. Sedangkan Jilan dan Jivan sedang bermain ps mereka tak menghiraukan kepulangan Jidan mereka hanya fokus pada kesibukannya masing masing.

Ingin rasanya Jilan mengucapkan selamat datang pada Jidan. Tapi ia tahu ia membenci adik bungsunya. Sifat Jilan adalah memiliki rasa gengsi yang tinggi ia khawatir namun tidak menunjukan.

Jidan lalu menaiki anak tangga lalu ia menutup pintu kamarnya ia melempar sembarang tas nya. Jidan lalu duduk di meja belajarnya dan mengeluarkan buku untuk ia pelajari untuk Olimpiade.

"Baiklah! Ayok kita mulai belajar" sahut Jidan menyemangati dirinya sendiri.

Saking fokusnya belajar tek terasa sekarang sudah pukul 23.00 namun Jidan masih menulis. Namun tiba tiba matanya mengarah ke arah foto sang ibu.

Jidan menatap foto sang ibu dengan tatapan sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jidan menatap foto sang ibu dengan tatapan sendu.

"Bu... Jidan ikut Olimpiade Jidan harap ibu bisa menyemangati Jidan di atas sana" gumam Jidan sambil mengelus foto sang ibu.

Jidan sangat ingin saat ia berlomba ada Hana yang menyemangati dirinya. Namun mau bagaimana lagi takdir berkata lain dan Jidan harus menerima semua itu dengan ikhlas.

Sudah pukul 23.00 namun Jidan masih belum tidur. Ia belum mengantuk sama sekali dan Jidan jadi memilih untuk terus belajar sampai ia mengantuk.

Ia menuruni tangga dengan cepat dan langsung menuju meja makan mengambil selembar roti tawar dengan selain coklat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menuruni tangga dengan cepat dan langsung menuju meja makan mengambil selembar roti tawar dengan selain coklat. Di meja makan sudah ada ketiga kakaknya mereka melihat Jidan aneh selalu saja mengambil selbar roti padahal kakak kakak nya sudah masak.

Ia membuka pintu rumah mewahnya di di luar gerbang menampilkan satu mobil mewah yang terparkir disana. Jidan kebingungan karena mobil ketiga kakaknya ada di halaman rumah mereka.

aku juga ingin bahagia [ terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang