Pagi hari Jidan menuruni anak tangga untuk menuju meja makan, di sana ada ketiga kakak nya yang sedang makan bersama tanpa menunggu Jidan. Tapi ia tidak peduli, bukannya memang selalu seperti ini?
Ia mengambil selembar roti tawar dengan selain coklat tanpa menghiraukan kakak nya yang sedang makan.
Jidan menuju halte bus untuk menuju sekolah.
Sesampai nya di sekolah seperti biasa ia hanya duduk di pojokan dan mendengarkan musik kesukaannya. Tidak ada yang menarik menurut Jidan di sekolahnya sama seperti hari hari biasa.
Bel istirahat berbunyi.
Kring...kringg
Calvino berbeda hari ini, biasanya ia keluar setiap jam istirahat bersama teman teman nya, kenapa sekarang tidak? Apakah sekarang ia sedang ada masalah?
"Kenapa dengan dia?" batin Jidan ia melihat Calvino yang sedang frustasi.
Tak lama Jidan menghampiri Calvino dan bertanya. Kenapa Calvino sekarang
"Ada apa dengan mu hari ini?" tanya Jidan.
"Ini semua karena kau Jidan!" jawab Calvino.
Jidan bingung ia tidak melakukan kesalahan kenapa Calvino menyalahkan nya? Jidan benar benar di buat kebingungan dengan sikap Calvino ia sama sekali tak mengerti kenapa Calvino menyalahkan nya?
Lalu Jidan duduk di sampin Calvino. Ia duduk dan Calvino kebingungan dengan tingkah Jidan.
"Jangan menyerah, dan jangan terus memakai topeng itu kau boleh sesekali melepasnya" kata Jidan pada Calvino.
Calvino kebingungan apa yang baru saja di katakan Jidan dari bibir manisnya. Ia masih berusaha mencerna apa yang baru saja Jidan katakan padanya.
Jidan lalu meninggalkan Calvino dengan keadaan yang masih heran. Calvino benar benar sangat aneh hari ini ia biasanya bermain basket bersama teman temannya.
"Kenapa dia mengucapkan itu kepada ku?" gumam Chenle pelan. Calvino masih kebingungan untuk apa Jidan mengatakan hal itu untuknya?
Bel pulang sekolah berbunyi.
Kringggg...kringgg!!!
Seperti biasa ia menuju halte bus, Jidan menghentikan langkahnya karena ada yang memanggilnya nya. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap yang baru saja memanggilnya.
"Heyy, Jidan Permata" panggil Calvino kepada Jidan.
Jidan menghentikan langkahnya. Jujur ia sedikit takut pada Calvino kenapa ia tiba tiba memanggilnya?
"Ada apa" tanya Jidan.
"Apakah aku boleh pulang bersamamu?" sahut Calvino pada Jidan. Bulu kuduk Jidan merinding Calvino? Kenapa ia tiba tiba berbeda dari sebelumnya.
"Ada apa dengan orang ini?" batin Jidan.
Ada apa dengan Calvino kenapa sikapnya berubah? Tapi Jidan justru senang karena Calvino sudah memaafkannya walau Jidan tidak tahu dimana letak kesalahannya.
Jidan mengangguk iya dan berjalan menuju halte bus. Sepanjang jalan dua remaja itu hanya sibuk pada ponselnya tidak ada yang membuka mulut.
Semua nya terasa canggung selama perjalanan tak ada yang mengucapkan sepatah kata pun.
Calvino turun di halte berikutnya sedangkan Jidan ia masih belum sampai. Ia harus melewati beberapa halte bus lagi.
"Aku duluan ya Jidan!" sahut Calvino sambil melambaikan tangan nya. Walau Jidan agak sedikit bingung ia tetap melambaikan tangan nya dan tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
aku juga ingin bahagia [ terbit ]
Ficção Adolescente"Semua orang pantas mendapat kebahagiaan, lantas aku bagaimana dengan aku" Jidan permata. Seorang remaja yang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang seorang kakak. Apakah remaja itu bisa mendapatkan kembali kebahagiaan nya? Sebelum baca ja...