Taman, dua remaja itu sedang duduk di ayunan taman. Sesekali Calvino melirik Jidan yang tengah mengayunkan ayunan nya.
"Kenapa kau ingin bertemu dengan ku malam malam begini?" tanya Jidan.
"Tidak apa apa, aku sedang butuh teman saja" jawabnya.
Jidan tahu apa yang sedang di alami oleh Calvino, tapi temannya tidak ingin bercerita.
"Kau di marahi oleh ayahmu?" tebaknya.
Jidan masih memandangi langit malam yang di hiasi bintang bintang yang germelip. Jidan merasa bersalah saat Calvino di marahi, karena ia tahu kalau Calvino di marahi pasti karena nilainya.
"Maafkan aku, ya?" pinta nya tiba tiba.
Calvino lantas mengernyit bingung, maaf? Untuk apa? Jidan tak berbuat salah padanya.
"Untuk?" tanya Calvino.
"Untuk semuanya" jawabnya.
Calvino lantas terkekeh pelan, kenapa Jidan selalu meminta maaf padahal bukan ia yang melakukan kesalahannya. Tapi Calvino suka itu.
"Aku heran padamu, kenapa kau selalu meminta maaf walau itu bukan salahmu?" tanya Calvino.
Jidan lantas tersenyum, ia juga tak mengerti kenapa dirinya selalu meminta maaf.
"Bukankah lebih baik aku pergi agar kau tak di marahi ayahmu lagi?"
"Pergi? Kemana? Jangan bodoh, sudah ku bilang bukan? Ini semua bukan salahmu Jidan."
Jidan lantas terkekeh, dua remaja itu masih memandangi langit malam yang di hiasi banyak bintang yang menerangi langit malam.
"Kau pikir, Alien itu benar ada atau tidak?" tanya Jidan.
Pikiran random bisa tiba tiba muncul kala ia sedang tidak memikirkan hal yang serius. Calvino lantas menggeleng Alien itu hanya dongeng anak anak pikirnya.
"Tidak, menurutku Alien itu tidak ada. Itu hanya dongeng anak kecil," jawabnya.
Jidan lantas memutar bola matanya malas, ia tak peduli dengan jawaban Calvino. Ia masih bersikeras bahwa Alien itu benar ada dan bukan hanya dongeng.
"Aku akan tunjukan padamu bahwa Alien benar ada, aku bercita cita menjadi astronot dan pergi ke bulan lalu memotret Alien lalu menujukan nya padamu."
"Hm, akan ku tunggu," jawabnya.
Beberapa menit tak ada yang membahas apapun, mereka hanya diam dan masih memandangi langit malam yang di hiasi bintang dan bulan.
"Menurutmu jika aku tak bisa menepati janjiku, apakah kau akan marah padaku?" tanya Jidan.
"Hm, aku akan marah padamu," jawabnya.
Jidan terdiam dan memperhatikan Calvino yang masih memandangi langit dengan tatapan sendiri.
"Jika aku bahagia apakah kau juga akan bahagia?" tanya nya lagi.
"Tentu, jika kau bahagia aku juga akan ikut bahagia," jawabnya.
Jidan lantas tersenyum kembali melihat langit malam.
Pukul 21.00 akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang, Jidan sedikit khawatir karena pulang terlambat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku juga ingin bahagia [ terbit ]
Teen Fiction"Semua orang pantas mendapat kebahagiaan, lantas aku bagaimana dengan aku" Jidan permata. Seorang remaja yang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang seorang kakak. Apakah remaja itu bisa mendapatkan kembali kebahagiaan nya? Sebelum baca ja...