37. Don't trust your friends too much

502 56 2
                                    

Jidan kini bersiap menuju sekolahnya, ia sangat bersemangat karena ia akan menemui dua temannya. Hari ini rasanya sangat berbeda bagi Jidan ia merasa ada yang lain hari ini.

Jidan menuju meja makan dan menghampiri tiga kakaknya yang sedang makan di sana, ia bersemangat menuju meja makan dan bercanda seperti kemarin.

"Kau seperti sangat bahagia hari ini ada apa?" tanya Melvin sambil mengoleskan selain di roti tawar.

"Aku sangat bersemangat hari ini," jawab Jidan.

"Bersemangat? Ada apa memangnya?" tanya Jivan penasaran.

"Aku juga tidak tahu, aku merasa hari ini sangat berbeda dari hari sebelumnya."

Jilan hanya tersenyum dan mengelus puncak rambut Jidan, ia merasa senang jika adiknya juga senang.

"Aku akan menebus belasan tahun yang lalu, kau harus merasakan kebahagiaan Jidan."

Setelah menghabiskan sarapannya Jilan dan dua adiknya bersiap untuk sekolah, kali ini dua kakaknya mengantar Jidan untuk ke sekolah ia benar benar berubah. Jilan dan Jivan bukan ia belasan tahun yang lalu.

"Jika kau pulang sekolah kau harus menceritakan semua hal yang kau alami di sekolah," sahut Melvin kepada Jidan.

Jidan hanya mengangguk dan masuk mobil untuk ke sekolahnya.

Saat di dalam mobil Jivan dan Jilan sedikit bercanda, Jivan merasa gemas pada adik bungsunya itu ia benar benar merindukan Jidan dengan senyuman indah di wajahnya.

"Jika kalian bertemu dengan kak Haikal, beri tahu kalau aku sangat merindukannya."

"Kau baru saja bertemu dengan nya kemarin, tapi kau sangat merindukannya," jawab Jivan sambil mengerucutkan bibirnya.

Jidan merasa gemas pada sangat kakak, walau sudah besar tapi tingkahnya seperti anak bayi.

SSampai di sekolah, Jidan lantas turun dari mobilnya dan melambaikan tangannya kepada dua kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SSampai di sekolah, Jidan lantas turun dari mobilnya dan melambaikan tangannya kepada dua kakaknya. Tak lama ada yang menghampirinya dari belakang sambil tersenyum.

"Ada apa? Kau tampak sangat bahagia," tanya Reyhan.

"Hubungan ku dengan tiga kakakku sudah membaik, kami bahkan makan bersama sambil bercanda riang," jawab Jidan.

Reyhan hanya menganggukkan kepalanya, jujur saja ia merasa iri dengan Jidan karena hubungan keluarga mereka mulai membaik. Kapan dia akan merasakan hal yang sama juga?

Mereka berjalan menuju kelasnya, langkah mereka benar benar kompak. Reyhan merangkul bahu Jidan.

Di kelas, mereka hanya mengobrol sedikit karena Calvino masih belum sampai, biasanya dia selalu datang sebelum Jidan dan Reyhan.

Tiba tiba pintu kelas terbuka kasar, Jidan dan yang lain sungguh terkejut. Karena yang melakukan itu adalah Calvino, Calvino datang dengan wajah yang sangat merah akibat marah.

aku juga ingin bahagia [ terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang