28. Protect

733 82 30
                                    

Saat Jidan ingin menuruni tangga dan menuju untuk ke sekolahnya, namun langkahnya terhenti saat ada yang memanggil namanya.

"Jidan! Kau makan dulu, kau sangat kurus tak enak untuk di lihat" perintah Melvin.

"Aku tidak lapar, aku langsung ke sekolah, ya?" jawabnya.

"Kau bisa tidak membantah? Aku bilang makan dulu ya makan!"

Jidan lantas duduk di kursi bersiap untuk makan, namun entah kenapa saat makanan itu masuk ke mulutnya perutnya terasa begitu mual, sampai sampai ia tidak bisa menahannya lagi.

Ia langsung berlari ke wastafel tempat cuci piring dan memuntahkan semuanya di situ.

Melvin, Jivan, dan Jilan tentu saja panik bagaimana bisa? Jivan mencoba memakan makanan yang Jidan makan untuk memastikan kalau makanannya enak dan tidak ada yang aneh.

Melvin langsung menghampiri Jidan dengan wajah yang panik begitu juga dengan Jilan dan Jivan.

"Ada apa denganmu?!" tanya nya panik.

Namun Jidan hanya tersenyum dan menggeleng kan kepalanya memberitahu kalau dirinya baik baik saja.

"Aku baik baik saja" jawabnya dengan senyuman tulus dan begitu meyakinkan.

Jidan lantas langsung keluar rumah menunggu mobil Calvino menjemputnya.

Sekitar sepuluh menit Jidan menunggu mobil Calvino sampai tepat di depan gerbang rumahnya. Tak lama mobil mewah itu datang dan berhenti tepat di depan Jidan.

Jidan lantas tersenyum melihat temannya datang bersama Reyhan, ia langsung memasuki mobil mewah itu dan bergerak menuju sekolah.

Sesudah sampai di sekolah Jidan dan kedua temannya berjalan menuju ke kelasnya, dan satu lagi Zaki dan Gery ia masuk ke dalam sel penjara karena tertangkap basah sedang memukuli Jidan sampai sampai ia sulit bernafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesudah sampai di sekolah Jidan dan kedua temannya berjalan menuju ke kelasnya, dan satu lagi Zaki dan Gery ia masuk ke dalam sel penjara karena tertangkap basah sedang memukuli Jidan sampai sampai ia sulit bernafas.

Calvino merangkul pundak Jidan sambil mengobrol kecil.

Saat ketiga orang remaja itu membuka pintu atensi kelasnya lantas tertuju pada ketiga remaja tampan itu.

Aku tidak percaya Zaki bisa sekejam itu pada Jidan.

Tapi menurutku ia hanya mencari belas kasihan pada guru di sini.

Ia hanya mencari perhatian agar guru di sini merasa kasihan padanya.

Aku yakin Zaki dan Gery tidak mungkin memukul Jidan seperti itu. Ia pasti mencari masalah dengan Gery dan Zaki.

Telinga Calvino sangat panas kala mendengar hal itu lagi, namun Jidan ia hanya bisa menundukkan kepalanya tak berani menatap seisi kelas.

"Yak! Apa kalian tidak bosan terus bergosip?!" tanya Calvino dengan membentak.

"Kenapa kau selalu membela Jidan? Ia hanya orang yang selalu membawa sial!" jawab salah satu murid yang ada di kelasnya.

Calvino lantas berjalan menuju bangku itu namun langkahnya terhenti kala Reyhan mencengkram tangannya dan menggeleng.

aku juga ingin bahagia [ terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang