13. Want to give up

572 68 4
                                    

Kenapa Jivan terus menyalahkan Jidan atas semua yang terjadi? Bukankah Jilan sendiri yang melakukan itu semua? Kenapa Jidan terus di salahkan atas apa yang telah terjadi?

Setelah menerima telepon dari Jivan lantas Melvin langsung mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan di atas rata rata. Melvin sungguh panik dengan adik nya itu sampai sampai ia meninggalkan meeting hari ini.

Setelah sampai di rumah sakit Melvin langsung berlari melewati lorong lorong rumah sakit. Ia berlari dengan wajah yang sangat panik.

"Jivan!" panggil Melvin berteriak.

Jivan lantas menoleh dan langsung memeluk tubuh sangat kakak untuk menenangkan dirinya yang sedang khawatir dengan kakak nya di dalam.

"Bagaimana? Jilan masih belumbsadar di dalam. Aku takut Jilan kenapa naoa, hiks..." tangis Jivan.

"Aku sangat takut, aku takut Jilan kenapa napa di dalam. Bagaimana ini? Hiks..." sambung Jivan lagi dengan menangis.

Melvin membiarkan dirinya di peluk oleh sang adik namun pandangannya ke arah Jidan yang sedang khawatir sambil menatap lantai rumah sakit.

Melvin melepaskan pelukan Jivan dan berjalan menuju Jidan yang tengah khawatir. Melvin menghampiri Jidan dengan tampang yang terbalut emosi ia benar benar marah kali ini.

"JIDAN!" panggil Melvin dengan berteriak.

Tanpa pikir panjang ia langsung menarik baju Jidan kasar ia benar benar marah kali ini. Jidan hanya bisa menerima itu dengan pasrah ia tak ada bermaksud untuk melawan kakaknya itu.

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Kenapa kau selalu mencari masalah?"

"Bukankah cukup bagimu sudah membuat kami menjadi anak yatim piatu?"

"Bukankah kau sudah puas?"

"Jawab aku Jidan!"

"Kau selalu saja membuatku menderita"

"DASAR PEMBUNUH!!!" bentak Melvin.

Ini sungguh membuat Jidan tersentak ia tak bergeming dan tak berniat untuk melawan sangat kakak. Ia bahkan tak menjelaskan atas apa yang terjadi, ia benar benar merasa bersalah.

Sungguh sakit rasanya di sebut pembunuh oleh orang yang ia sayang.

"Maafkan aku."

"Aku sungguh sungguh minta maaf." ucap Jidan memohon.

Calvino yang melihat itu mersa kasihan pada Jidan namun ia tidak bisa berbuat apa apa. Calvino juga merasa bingung kenapa Jidan selalu di salahkan oleh ketiga kakaknya?

"Sudah cukup dengan kata maaf mu itu, aku sudah bosan mendengarnya." sahut Melvin pada Jidan.

Tapi ini bukan salah Jidan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
aku juga ingin bahagia [ terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang