Sesampai nya di gebang sekolah di sana terlihat Reyhan yang menunggu mereka berdua. Walau belum lama berteman mereka sudah seperti saling mengerti satu sama lain."Kalian lama sekali" ucap Reyhan.
"Benarkah? Tapi sekarang masih pagi" jawab Calvino.
Jidan hanya tersenyum ia bisa menghabiskan waktu bersama teman temannya ia tidak kesepian seperti dulu. Jidan sangat beruntung bisa memiliki teman seperti Calvino dan Reyhan.
"Jidan!" panggil Reyhan.
"Ada apa?" tanya Jidan.
Reyhan memperhatikan tubuh Jidan dari ujung kaki sampai ujung rambut. Jidan heran dengan tingkah temannya mereka juga jadi pusat perhatian para murid yang ada di sana.
"Aku lihat lihat kau lebih kurus dari semester kemarin. Ada apa dengan mu? Kau tidak makan dengan teratur? Kau ini apakah aku harus memperhatikan mu setiap detik?" sahut Reyhan setelah memperhatikan Jidan.
"Belakangan ini aku tidak berselera makan. Aku tidak apa apa jadi kau tidak perlu khawatir" jawabnya.
"Kau selalu saja mengatakan bahwa dirimu baik baik saja. Padahal dirimu sedang berada di masa sulit" sambung Reyhan.
"Aku tidak mau terlihat lemah di kalangan banyak orang hanya orang tertentu yang dapat melihat sisi lelah ku" jawabnya.
Sisi lelah Jidan. Ia hanya menujukan pada orang tertentu termasuk dua temannya Jidan sudah berani menceritakan masalahnya. Kedua temannya juga sekarang menjadi tempat curhat Jidan ia bisa mengeluh kepada dua temannya tapi tidak dengan ketiga kakaknya.
Jidan benar benar beruntung bisa mendapat teman yang bisa mengerti nya ia bisa mengeluh lelah kepada temannya itu.
Mereka berjalan menuju kelas sambil mengobrol dan sedikit bercanda riang. Ini adalah hari Jidan dapat merasakan kebahagiaan walau bukan dari keluarganya.
Sesampai nya di kelas Jidan dan Calvino duduk bersama tidak ada yang menarik mereka hanya mengobrol sampai bel masuk berbunyi.
"Jika kau ada masalah jangan ragu untuk membicarakan nya padaku" ujar Calvino tiba tiba.
"Jangan merahasiakan sesuatu. Kita adalah teman kau boleh mengeluh padaku. Jangan menanggung semua sendirian kau dan aku bisa melewatinya bersama" sambungnya lagi.
"Hm" jawab Jidan singkat.
Sampai pada saatnya bel pulang berbunyi semua murid keluar dari kelasnya masing masing. Termasuk Jidan dan kedua temannya.
Jidan diantarkan pulang oleh Calvino begitu juga Reyhan.
Mereka sepanjang jalan mengobrol sampai pada saat mereka kembali ke rumah masing masing.
Reyhan memiliki keluarga yang lengkap namun kedua orang tuanya selalu bertengkar itu membuat Reyhan tidak nyaman di rumah ia lebih suka keluar dan mencari angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku juga ingin bahagia [ terbit ]
Teen Fiction"Semua orang pantas mendapat kebahagiaan, lantas aku bagaimana dengan aku" Jidan permata. Seorang remaja yang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang seorang kakak. Apakah remaja itu bisa mendapatkan kembali kebahagiaan nya? Sebelum baca ja...