Jidan melamun sepanjang jalan memikirkan masa lalunya saat ibu dan ayah nya masih ada. Tampak sangat bahagia dirinya bisa bercanda ria dengan ketiga kakak nya.
"Kenapa kali ini berbeda?"
"Jujur, aku sudah lelah dengan semua ini apa aku boleh menyerah?"
Di perjalanan menuju ke rumah sakit Jidan hanya bisa melakukan memandangi langit biru dan awan yang cukup cerah. Matanya tertuju pada langit biru dan berucap.
"Aku suka langit karena orang yang aku sayang berada disana"
Sesampai nya di rumah sakit Jidan menuju ruang inap Jilan. Ia membuka pintu itu secara perlahan di dalam sudah ada Jivan sedangkan Melvin sedang ada di kantor. Jivan yang berada di samping Jilan menatap Jidan tajam.
"Untuk apa kau datang kesini?"
"Jilan tak membutuhkan mu!"
Ayolah! Jidan hanya ingin menjenguk kakaknya ia tahu ia salah tapi itu bukan sepenuhnya salah Jidan ia tidak minta untuk di selamatkan.
"Aku hanya ingin melihat kak Jilan, hanya itu yang aku inginkan kali ini!"
"Aku tahu kau membenci ku kak tapi aku mohon biarkan aku melihat kak Jilan"
Mau bagaimanapun Jilan adalah kakak nya Jidan jadi Jidan berhak menjenguk sangat kakak nya itu.
Pintu terbuka ia melihat ada wanita paruh baya di depan pintu ruangan itu dan menatap Jidan dengan tatapan penuh kebencian. Ia adalah nenek Jivan juga nenek Jidan tapi wanita paruh baya itu tidak ingin menyebut Jidan sebagai cucunya.
"Nenek!" teriak Jaemin sambil memeluk nya.
"Aku rindu padamu"
Nama perempuan paruh baya itu adalah Nia ibu dari Hana da nenek untuk Jidan.
Jidan hanya bisa terdiam melihat sangat nenek ia tampak merasa sangat bersalah karena kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Kapan kau datang? Kenapa kau tak mengabari ku? Kalau kau mengabari ku aku bisa menjemput mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
aku juga ingin bahagia [ terbit ]
Teen Fiction"Semua orang pantas mendapat kebahagiaan, lantas aku bagaimana dengan aku" Jidan permata. Seorang remaja yang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang seorang kakak. Apakah remaja itu bisa mendapatkan kembali kebahagiaan nya? Sebelum baca ja...