05

367 41 1
                                    






~Affair~

Setelah insiden Yechan menjadi penyusup di rumahnya, tak ada lagi pertemuan yang mereka lakukan.

Hangyeom masih sibuk seperti biasa.

Yechan entah mengapa juga beberapa hari ini tak bisa menjemputnya.

Jaehan sempat bertanya, namun Yechan tak pernah menjawab panggilan telepon atau bahkan membalas pesan teksnya.

Pria itu seolah menghilang entah ke mana. Hingga akhirnya Jaehan memberi tahu Hangyeom perihal absennya Yechan.

"Aku akan menelpon Yechan nanti. Untuk sementara, aku akan memanggil Junghoon dan meminta tolong." Sedikit tak enak hati karena itu artinya Junghoon harus bolak-balik, mengingat tempat kerjanya berlawanan arah dari florist.

Jaehan sudah mencoba menolak, tapi Hangyeom bersikeras, seperti biasa.



**



"Kurasa Hangyeom harus berhenti memperlakukanmu seperti bayi, hyung."

Jaehan tertawa, tapi setuju juga. "Aku sudah berulang kali mengatakan ini, tapi kau tahu sendiri bagaimana dia, 'kan?"

Junghoon tak bisa protes lagi. Walaupun banyak yang ingin sekali ia katakan. Seperti, mengapa tidak Hangyeom saja yang mengantar dan menjemput Jaehan?

Bagaimana pun dan sesibuk apapun, Jaehan tetaplah tanggung jawab Hangyeom sebagai suami. Tapi, lihat apa yang dilakukan pria itu.

Jika dia yang mengantar Jaehan tak masalah, karena mereka adalah keluarga, tapi dengan naifnya Hangyeom menitipkan Jaehan pada pria lain?

Junghoon hanya tidak mengerti jalan pikiran Hangyeom.

Tidak tahu terlalu baik, polos, atau sebenarnya hanya bodoh.

Yechan mungkin pria baik, Jaehan pun patut untuk dipercaya karena ia tahu bagaimana kakaknya, namun bukankah selalu bersama bisa saja menimbulkan rasa yang tak seharusnya?

Katakan ini hanya prasangka buruknya saja, tapi bagaimana jika Yechan bisa memperlakukan Jaehan lebih baik dari Hangyeom?

Apakah mantan kekasihnya itu benar-benar tidak memiliki pikiran sampai ke sana?

Memikirkannya, Junghoon jadi sakit kepala. Padahal itu bukan urusannya.

"Kenapa, Junghoonie?" tanya Jaehan yang sepertinya menangkap gelagat aneh dari adiknya.

Tentu saja Junghoon mengelak, mengatakan bahwa ia hanya sedang memikirkan pekerjaannya.

"Ngomong-ngomong, hyung ... Yechan itu orang yang bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?"

"Ya, selama bersama, apa kesan hyung padanya."

Jaehan menerawang sambil mengetuk dagunya, "Mm ... dia pendengar yang baik. Dia juga cukup berambisi dalam pekerjaannya. Kenapa memang?"

Junghoon menggeleng. "Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya penasaran saja."





***



"Aku melihat banyak kissmark di tubuhmu. Apa semalam kau melakukan itu dengan suamimu?" Yechan menyesap kopinya, bertanya dengan ringan, namun ada nada kecewa yang ditangkap oleh Jaehan.

"Dia suamiku, Yechanie."

Jawaban yang sebenarnya tak sinkron dengan apa yang Yechan tanyakan. Jaehan hanya merasa kebingungan, mungkin juga ketakutan.

Affair✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang