"H-hamil?"
Jaehan semakin pucat saat mendengar satu kata yang benar-benar tak ingin ia dengar sebenarnya.
"Ya, kau hamil, Jaehan-ssi. Selamat, ya ..."
Masih terkejut, Jaehan menatap bergantian antara Yechan dan dokter Moon Jehyun -dokter yang ia tahu sebagai kenalan Yechan.
Sengaja Yechan membawanya ke dokter yang merupakan teman kakak iparnya. Cukup canggung pada awalnya, karena Yechan secara terbuka memberi tahu apa sebenarnya hubungan antara dirinya dengan Jaehan.
"T-tapi, dok ..."
"Jaehan-ssi, kau harus lebih memperhatikan apa-apa saja yang masuk ke dalam tubuhmu mulai sekarang. Jangan terlalu lelah dan yang paling penting adalah jangan banyak pikiran. Itu akan mempengaruhi janin yang ada di dalam kandunganmu."
Tapi, Jaehan sepertinya tidak mendengarkan karena yang ada dalam pikirannya sekarang hanyalah ketakutan.
Bagaimana ia akan mengatakan ini pada Hangyeom?
Suaminya selalu memakai pengaman saat mereka berhubungan, bukankah akan aneh jika tiba-tiba Jaehan mengatakan dirinya hamil?
Bahkan meski dirinya begitu menginginkan kehadiran seorang bayi, tapi dengan cara seperti ini ...
Tanpa sadar, Jaehan meremat erat tangan Yechan.
"Hyung, tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja ..."
Pelan punggung tangannya ditepuk. Namun, debar ketakutan dan kegelisahan itu tak kunjung padam.
Sementara Jehyun masih bersikap profesional dengan menuliskan resep obat dan vitamin yang harus dia konsumsi agar kandungannya tetap sehat dan aman.
"Jika merasa mual di pagi hari itu hanya reaksi alami, jadi tidak perlu khawatir. Akan tetapi, jika merasa sakit di perut yang terlalu sering, segera datang kemari. Ingat ya, Jaehan-ssi ... jangan terlalu lelah."
Jaehan mengangguk saja. Setengah jiwanya belum kembali. Ia masih tidak bisa menerima ini. Belum ...
Namun, saat mendengar suara Yechan yang kembali bertanya banyak hal pada dokter tentang kandungannya, Jaehan tanpa sadar mengusap perutnya.
Ia tahu dan yakin, bahkan tak berani meragukan bahwa bayi yang ia kandung ini adalah darah daging Yechan.
Tapi, bagaimana dengan Hangyeom? Bagaimana dengan rumah tangganya?
Jaehan menunduk, menatap jemarinya dan Yechan yang saling bertaut.
Tak lama, tautan itu terlepas, sementara Yechan menjabat tangan Jehyun dan mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang dokter itu berikan.
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair✅
FanfictionHangyeom adalah pria baik, namun sayangnya naif. Sementara Jaehan merasa Hangyeom tak cukup memberi sesuatu yang ia cari. Sesuatu yang Yechan miliki dan mampu pria itu beri.